Didalam Gereja Katolik ada pelbagai bentuk hidup, setiap bentuk hidup dipilih dan di
tentukan oleh pilihan bebas manusia sesuai dengan panggilan hidupnya. Bentuk
hidup perkawinan merupakan panggilan yang umum dipilih oleh manusia, sedangkan
bentuk hidup untuk menjadi seorang imam atau biarawan-biarawati merupakan
panggilan khusus yang Allah berikan kepada orang tertentu.
Seorang pemuda baru bisa memutuskan untuk ingin
menjalani hidup membiara setelah bertahun-tahun mempertimbangkannya secara
masak-masak. Banyak orang sudah menyadari bahwa panggilan hidup
membiara bukan panggilan biasa, karena ada banyak hal yang harus
ditinggalkan pekerjaan dan keinginan memiliki seorang Istri dan membangun
sebuah keluarga sepeti yang dialami banyak orang. Namun seperti ada dorongan tersendiri yang memampukan dirinya dengan penuh keyakinan berani untuk
mengambil keputusan untuk memilih jalan hidup yang khusus ini. Akhirnya dengan
memilih jalan hidup yang khusus ini. Siapa pun harus memilih untuk menjadi
selibat.
Sejak zaman para rasul tuhan telah memanggil perawan-perawan kristen ,untuk mengikat diri kepadaNya secara tidak terbagi,dalam kebebasan hati,Tubuh dan Roh yang lebih besar.Dengan persetujuan Gereja mereka telah membuat keputusan agar hidup dalam status keperawanan”Demi Kerajaan Surga” [KGK 922].
Untuk menjadi selibat siapa pun yang memilih jalan hidup khusus ini mampu
dan menyadari dalam dirinya dalam menggunakan pilihan bebasnya, dengan hati yang
bebas menentukan pilihannya dan bertanggung jawab atas kosekuensinya yang
ditanggung atas pilihan tersebut.
Disitulah mereka merelakan persekutuan suami-isteri demi Kerajaan
Surga (Mat 19:12), menyerahkan diri kepada Tuhan dengan kasih yang tak
terbagi, dan meyadari bahwa selibat ini diterima sebagai sebuah karunia
Allah (Dekrit Tentang Pembinaan Imam art.10). Artinya saat memilih jalan
hidup yang khusus ini, semua orang yang dipanggil Tuhan untuk menjadi
Imam menyadari bahwa mereka bisa memilih jalan hidup yang khusus ini
bukan karena sebuah paksaan atau diharuskan, tetapi dengan kerelaan dan
kebesaran hati berkat rahmat Roh Kudus. Lebih dari itu,menjadi selibat
sebenarnya membebaskan hati manusia (1Kor 7:32:35) dan untuk melayani Tuhan dan semua orang.
Dominus illuminatio mea!
0 komentar:
Post a Comment