Disebut Misa Latin Tradisional karena ada hubungannya dengan Konsili Trente
pada abad-16. Ini menunjukkan kepada Misa Latin yang dirayakan menurut ritus
yang ditulis dalam Missale dari Paus Pius V tahun 1570. Misa Latin Tradisional ini
masih tetap berlaku namun ada sedikit perubahan dan variasi-variasi, sampai
pembaruan Liturgi yang dilakukan oleh Konsili Vatikan II yang dikodifikasikan
dalam Missale dari Paus Paulus VI yang masih dipakai hingga saat ini.
Namun sekitar tahun 1984, sebagai jawaban
atas banyaknya permintaan dari orang-orang Katolik yang lebih memilih Misa
Latin Tradisional ketimbang Misa Paulus VI atau Misa Ordinaria, Beato Paus
Yohanes Paulus II mengizinkan perayaan Misa Latin Tradisional dengan kondisi yang sangat diawasi.
Kondisi-kondisi
ini, yang dirincikan dalam surat dari Kongregasi Sakramen dan Ibadat Ilahi
meliputi hal berikut:
1. Tidak boleh ada hubungan apapun juga antara imam dan umat yang meminta penggunaan Misa Latin Tradisional dan “mereka yang meragukan sah dan benarnya ajaran Misa Romanum yang diumumkan pada tahun 1970 oleh Paus Paulus VI”.
2.Perayaan Misa Latin Tradisional harus bertempat di sebuah Gereja atau Kapel yang ditunjuk oleh Uskup lokal, tetapi tidak dalam Gereja Paroki, kecuali dalam keadaan luar biasa Uskup mengizinkannya. Perayaan harus mengikuti Missale Romanum 1962 dengan tepat.
3.Harus bahasa Latin dan tidak ada campuran ritus atau teks dari kedua missale.
Keputusan Paus ini
pada waktu itu sangat kontroversial, banyak yang menentangnya berdasarkan
alasan bahwa permintaan akan Misa Latin Tradisional tidak didorong oleh
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pengalaman ibadat bersama yang penuh
arti, melainkan penolakan terhadap seluruh proyek liturgis Konsili Vatikan II.
Yang lainnya mengatakan bahwa hal itu hanya akan membingungkan umat beriman dan
memberi kepada banyak orang Katolik kesan salah bahwa beberapa pembaruan dari
Konsili Vatikan II dapat dihalang-halangi oleh sebuah protes yang
diorganisir, yang dapat menarik perhatian dari Pejabat Vatikan yang
simpati.
Sebenarnya, Misa
Latin Tradisional tidak memberi akibat banyak, sejak disetujui penggunaannya pada
tahun 1984. Misa itu dirayakan dalam beberapa tempat oleh orang Katolik yang
relatif sedikit. Mayoritas umat Katolik tidak mengetahui bahwa itu dirayakan
dimana saja. Jika mereka mengetahuinya, mereka tidak begitu tertarik untuk
menghadirinya. Berbagai penyelidikan menunjukkan, bahwa umat Katolik senang
dengan pembaruan Liturgi dari Konsili Vatikan II dan tidak ingin kembali kepada Misa Latin
yang sama. Maka dalam pengertian tersebut, Misa Latin Tradisional akan menjadi sebuah untaian kenangan.