Tiga ratus tahun yang lalu, Gereja Katolik Melkite Yunani, telah
mengambil langkah berani dalam memulihkan persekutuan gerejaninya secara penuh
dengan Roma. Ini adalah keputusan sulit yang muncul dari pertimbangan selama
lima puluh tahun! Kami telah mengalami banyak kesulitan, baik dari pihak Gereja
Katolik Roma ataupun dari pihak Gereja Ortodoks kami sendiri, yang tradisinya
kami pelihara.
Hidup dalam persekutuan gerejani dengan Roma telah menyebabkan kami
kehilangan sebagian tradisi Timur kami yang otentik, kami tidak berhasil dalam
menjaga tradisi ini secara keseluruhan.
Terlepas dari hal itu, kami merasa bahagia berada dalam persekutuan ini.
Persekutuan ini telah memberi banyak hal kepada kami! Kami juga telah
memberikan sumbangan besar kepada Gereja Katolik Latin, terutama pada saat
Konsili Vatikan II!
Di atas segalanya kami sangat yakin bahwa ada kebutuhan mutlak dan mendesak
bagi persatuan umat Kristen, bagi kesatuan Gereja, yang dari kodratnya sendiri
harus menjadi satu- agar dunia dapat percaya!
Kami berterima kasih kepada Bapa Suci Benediktus XVI, Paus Roma, atas
inisiatifnya yang unik dan baik sekali untuk menyelenggarakan persidangan
khusus Sinode Para Uskup Timur Tengah yang memiliki tema yang sangat penting
dan memberi inspirasi yaitu “Gereja Katolik Di Timur Tengah, Persekutuan dan
Saksi.”
Di dalam tema ini kami menemukan ringkasan misi dan makna kehadiran kami di
Timur Tengah, tanah kelahiran agama Kristen.
Sinode ini adalah tanda hormat Bapa Suci bagi Gereja-gereja Katolik Timur
yang telah menanggung penderitaan dan usaha yang luar biasa untuk tetap berada
dalam persekutuan dengan Roma. Sinode ini adalah panggilan kepada Gereja-gereja
ini agar menjalani misi dan panggilan mereka, entah dalam lingkungan dialog
keluarga dengan Gereja-gereja Ortodoks atau dalam dialog dengan sesama warga
dengan mayoritas Muslim di negara-negara Arab. Sinode ini juga merupakan tanda
penghargaan yang sangat tinggi bagi semua Gereja-gereja Timur.
Dengan dasar itu kami menganggap bahwa keberadaan kami sungguh unik,
sebagai orang Katolik Timur dan orang Kristen Arab, kami terbuka kepada
Arabisme, Islam dan Ortodoksi sebagaimana kami juga terbuka kepada Gereja Roma
yang menaruh misi yang lebih besar kepada kami, yaitu untuk melampaui sekedar
dialog! Kami merasa bahwa terlepas dari segala kekurangan dari apa yang sering
disebut dengan “Uniatisme”, model ini tidak hanya memiliki aspek-aspek negatif
saja!
Model kami, dalam segala kerapuhannya, merupakan suatu model di mana
terdapat suatu ukuran yang pasti- walaupun terbatas- bukan hanya bagi kesatuan,
tetapi juga bagi keberagaman. Kami ada dalam persekutuan penuh dengan Roma
sementara kami tetap melakukan segala usaha untuk memelihara karakteristik kami
yang khusus sebagai orang Timur, yang berarti sebagai orang Ortodoks! Model
kesatuan ini jelas memerlukan beberapa unsur tambahan, yang didapat dari hidup
dan hubungan yang dinamis dalam tradisi bersama kehidupan Gereja Kristen Timur
dan Barat selama milenium pertama. Kami telah berhasil dalam menemukan kembali
sebagai dari tradisi Gereja yang tak terbagi melalui dialog yang diperbarui
dengan Gereja-gereja Katolik Timur lain dan dengan Gereja Katolik Latin. Kami
berharap dapat memulihkan lebih banyak lagi saat kita maju bersama dalam dialog
ini!
Didasari oleh pengalaman itu, pada kesempatan Sinode Timur Tengah ini kami
berani menyampaikan suatu permohonan kepada saudara-saudara kami dalam
Gereja-gereja yang belum berada dalam persekutuan penuh dengan Paus Roma, untuk
memantapkan diri dalam dialog teologis pada berbagai tingkatan. Kami meminta
mereka, agar sambil menunggu persatuan yang penuh dan sempurna dengan Roma,
untuk mengakui Paus Roma sebagai primus inter pares, sebagai simbol persatuan
Kristen sesuai dengan identitas dari setiap Gereja dan tradisinya secara khusus
dalam cara pemerintahan gerejani masing-masing.
Sehingga Paus Roma akan menjadi pusat kesatuan Kristen, sambil menantikan
persekutuan teologis, hierarkis, dan gerejani yang sempurna.
Dunia Kristen membutuhkan tanda harapan ini, membutuhkan langkah yang
berani ini. Dunia Kristen, Gereja Kristen dalam berbagai denominasi membutuhkan
langkah yang berani ini, sikap kenabian ini, secara khusus pada masa-masa di
mana banyak kuasa bangkit menentang Gereja dan nilai-nilainya.
Dalam menghadapi semua itu, Gereja harus kuat dan bersatu, memenuhi
idealnya, terbuka dan hadir, memberi kesaksian dan melayani, bukan dengan
mengakui sesuatu sebagai musuh, tetapi dengan memberikan kesaksian cinta
Kristus di hadapan dan di kehadiran semua orang. Sebuah Gereja yang tidak
takut, karena ia berbicara dan berusaha membawa dunia kepada Injil, Kabar Baik
dan cinta Allah kepada umat manusia.
Agar semua hal ini dapat tercapai, kita membutuhkan Paus Roma yang akan
menjadi jaringan bagi persekutuan yang akan memancar ini!
Inilah undangan dari Gereja Katolik Melkite Yunani kepada dunia Kristen
pada kesempatan Sinode Timur Tengah ini! Kami menyampaikan undangan ini dengan
segala kerendahan hati, kesederhanaan, persahabatan, hormat dan cinta! Dalam
persatuan dengan doa Yesus, “Bapa! Agar mereka semua menjadi satu…agar dunia
percaya!” (Yoh 17: 21)
Dunia membutuhkan Gereja yang bersatu dan mampu menyatukan nilai-nilai yang
diakui oleh seluruh umat manusia, baik orang beriman dan tidak beriman,
seperti: keadilan, kedamaian, persamaan, persaudaraan, kebebasan beragama,
kebebasan hati nurani, hak asasi manusia (termasuk wanita, anak-anak, dan orang
cacat), pembangunan, solidaritas, pelayanan, saling menghargai serta Gereja
yang mencintai dan melayani, sebuah Gereja yang sungguh memenuhi sifat-sifat
yang digunakan Credo untuk menggambarkannya: satu, kudus, katolik, dan
apostolik.
Maka Paus akan menjadi simbol kesatuan, terlepas dari perbedaan yang hadir
dalam segala tingkatan.
Sebuah mimpi? Utopia? Keinginan naïf? Tetapi ini layak diusahakan! Inilah
masa depan Kekristenan dan Injil! Akan terwujud atau tidak?
Ya, kepada Yesus! Ya, kepada Injil! Ya, kepada persatuan! Ya, kepada Paus!
Gregorios III
Patriarkh Antiokhia
19 September 2010
Diterjemahkan oleh Daniel Pane
sumber:Katolik Timur