Yesus menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Harga tebusan sudah
dibayar dan kehidupan duniawi-Nya sudah berlalu. Sekarang Tuhan masuk kedalam
tempat penantian. Nah apakah yang terjadi pada saat itu? Apabila seorang
manusia meninggal maka badan yang tidak berjiwa itu tertinggal. Kebenaran itu
berlaku juga bagi Kristus. Orang menguburkan badan itu. Tetapi di manakah
jiwa-Nya? Ia sudah menyerahkan jiwa ke dalam tangan Bapa-Nya. Ia taat sampai
mati pada kehendak Bapa. Akhirnya Jiwa Yesus itu turun ke Tempat
Penantian.
Nah sekarang pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah, apa yang
dimaksudkan dengan perkataan “Tempat Penantian” itu? Dalam Perjanjian Lama
perkataan itu pada umumnya menunjukkan suatu tempat di mana jiwa orang mati
tinggal: yang saleh dan yang berdosa. Tempat Penantian ini bukanlah
neraka, ini seperti tempat untuk menanti kedatangan kristus yang kedua kalinya
dan Tempat ini bukan juga tempat kebahagiaan sempurna, Khotbah Petrus pada
pagi hari Pentakosta berisikan kejadian ini.
Allah telah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: ‘Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak sorai, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan......’ Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan bahwa Dia tidak ditinggalkan dalam dunia orang mati dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. (Kis 2:24-27,31)
Perkataan Kristus yang ditujukan kepada
kaum farisi dan ahli taurat menjadi makin jelas bagi kita ketika Sang Sabda
berbicara tentang Nabi Yunus. Seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan selama
tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim
bumi tiga hari tiga malam (Mat 12:40). Badan-Nya sudah dikubur di dalam bumi;
jiwanya sudah turun ke tempat penantian.
Disana Kristus hanya mengalami suasana
tenang tenteram; Ia hidup tanpa sakit dan duka lagi. Ia hanya merindukan
kedatangan kekuasaan ilahi, dan oleh sebab itu, Ia dapat bersatu lagi
dengan badan lalu bangkit dari antara orang mati dengan kodrat yang dimuliakan.
Nah apa arti dari turunnya Yesus ke
tempat penantian? Walaupun ada persamaan di antara Kristus dan manusia lain,
namun selalu ada suatu perbedaan besar. Jiwa Kristus datang dan tinggal di sana
bukan seperti jiwa-jiwa lain. Di dalam roh itu juga, Ia pergi memberitakan
Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh yang dahulu
pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah (1 Petr 3:19-20). Kehadiran Kristus di
tempat itu merupakan penyampaian kebahagiaan bagi jiwa yang saleh. Ia
menyampaikan hasil pengorbanan-Nya kepada mereka. dan Ia telah naik ke tempat
tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan: Ia memberikan pemberian-pemberian kepada
manusia. Bukankah “Ia telah naik” berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian
bumi yang paling bawah? (Ef 4:8-9)