Ibadat Jalan Salib pada awal mulanya
merupakan tradisi rohani yang hanya di Yerusalem dan daerah sekitarnya. Baru
pada abad ke-12 mulai masuk ke dunia barat, dengan dibawa oleh Ksatria Perang Salib.
Mereka menjelajah dan mengenal kota-kota suci yang telah dikuduskan oleh
penderitaan dan kematian Yesus, lalu membawa tradisi ini kembali ke tanah air
mereka. Hampir semua Gereja didunia
Barat, teristimewa pada masa Prapaskah, penderitaan dan wafat Yesus Kristus
diperingati secara khusus. Orang kristen mengenang dan merenungkan kembali
waktu itu dimana terpentas peritiwa sejarah yang paling berarti, yang membawa pembebasan
kepada umat manusia sekaligus memberi suatu arah baru kepada kehidupan.
Para Paus mendorong perkembangan ibadat
jalan salib ini dengan memberikan indulgensi. Dalam waktu singkat, ibadat ini
berkembang pesat ke seluruh pelosok dunia dan dapat dikatakan bahwa devosi dan
ibadat ini menjadi kebiasaan umat beriman dan sangat digemari di seluruh dunia. Untuk memperoleh indulgensi, orang harus
menjalani jalan salib dari stasi ke stasi dan bagi suatu ibadat bersama akan
diberikan indulgensi istimewa. Bagi para pasien dan orang sakit berat, cukup
kalau mereka dalam sikap penuh hormat diberkati oleh seorang imam yang
mendapatkan mandat dengan menggunakan sebuah Salib yang diberkati (Salib jalan
salib). Indulgensi dapat diperoleh bagi diri sendiri atau diberikan/dilanjutkan
kepada orang lain.