Sejarah Karismatik
Gerakan ini pada
awalnya bersifat antara denominasi didalam gereja-gereja aras utama Katolik dan
Protestan. Kitab Kisah Para Rasul mencatat mengenai manifestasi Roh Kudus
seperti Kesembuhan Ilahi, Mukjizat dan Bahasa Roh yang terjadi pada masa Gereja
perdana. Karismatik merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan
kaum Kristiani yang percaya bahwa manifestasi Roh Kudus tersebut bisa juga
terjadi dan seharusnya dipraktekan sebagai pengalaman pribadi setiap
orang-orang percaya pada masa sekarang ini. Kata Karismatik pun berasal dari
sebuah kata Yunani“Charis” yang berarti kasih karunia. Kata charisdigunakan
dalam Alkitab untuk menjelaskan mengenai berbagai pengalaman supranatural (lih
1 Korintus 12-14).
Pembaharuan
Karismatik Katolik adalah sebuah
gerakan didalam Gereja Katolik Roma dengan pelayanan ibadahnya memiliki
karakter misa yang bersemangat, seperti pertemuan doa yang bercirikan
nubuatan dan terkadang glossolalia atau “berbicara dalam bahasa roh”.
Asal mula Gerakan
Pada tahun 1967,
Gereja Katolik Amerika Serikat menyaksikan timbulnya Neo-Pantekostalisme,
sebuah gerakan yang telah dikenal di gereja Protestan sejak akhir tahun 1890.
Konsili Vatikan II menyatakan dalam dokumen Konstitusi Dogmatik Gereja, Lumen
Gentium:
"Tidak melulu hanya melalui sakramen dan pelayanan gereja saja Roh Kudus itu menyucikan manusia, memimpin mereka dan memperkaya mereka dengan kebaikan-Nya. Ia juga membagikan karunia khusus diantara kaum beriman dari segala tingkatan. Dengan karunia ini, Ia menguatkan dan mempersiapkan mereka untuk menjalankan berbagai tugas dan tempat untuk memperbaharui dan membangun Gereja."
Salah satu buah
Konsili Vatikan II adalah munculnya Gerakan-gerakan Kaum awam dalam Gereja
Katolik. Salah satunya adalah Gerakan pembaharuan Karismatik Katolik. Malahan
secara internasional Gerakan ini sudah diterima secara resmi oleh Dewan
Kepausan untuk Kaum awam di Vatikan. Pengurusnya dinamakan Internasional
Carismatic Catholic Renewal Services (ICCRS). Pertama kalinya
praktek-praktek Pentakostal masuk di tubuh Katolik tampaknya muncul pertama
kali di beberapa universitas Katolik. Para guru-guru besar di
universitas-universitas ini memulai kegiatan-kegiatan ibadah-ibadah doa pribadi
bersama kaum awam lainnya dengan gaya Karismatik. Kemudian Gerakan ini disahkan
oleh Kardinal Leo-Josephus Suenens.
Reaksi Hirarki
Gereja.
Kemunculan gerakan
ini menimbulkan berbagai macam sikap dari kalangan Hirarki Gereja. Beberapa
telah memulai untuk mendukung gerakan ini sebagi pertanda Ekumenisme. Gerakan
ini juga dianggap mampu membawa Gereja Katolik dan Protestan kedalam suatu
persatuan Tubuh Kristus. Dukungan ini semakin melemah belakangan karena adanya
pemikiran bahwa sikap anti-fundalisme dikalangan Karismatik bisa membahayakan
Ekumenisme antara Kaum Katolik dan kaum non-Katolik. Di USA, penurunan jumlah
jemaat yang hadir di Gereja Katolik dan peningkatan popularitas Gerakan
Karismatik telah menyebabkan Para Uskup menaruh perhatian Para Uskup dengan
komunitas ini.
Tiga Paus Roma
telah mengakui Gerakan ini: Paus Paulus VI,Paus Beato Yohanes Paulus II dan
Paus Benediktus XVI. Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa Gerakan ini
merupakan bagian integral dari pembaharuan seluruh Gereja Katolik. Baik Paus
Paulus VI maupun Paus Benediktus XVI, selain mengakui aspek-aspek yang baik
dari Gerakan tsb, pada saat yang sama juga memperingatkan para anggota Gerakan
Karismatik untuk tetap mempertahankan hubungan mereka dengan Hirarki Gereja.
Walaupun memiliki kesamaan dalam cara berdoa dengan non-Katolik Karismatik
lainnya, Kebanyakan (tapi tidak semua) kaum Katolik modern tetap menekankan –
lebih lagi oleh Kaum Katolik Tradisional- dengan devosi kepada sang Panaghia
Santa Bunda Allah, sebuah hal yang tidak dilakukan oleh Kaum Protestan.
Pembaharuan
Karismatik Katolik di Indonesia
Kehadiran
Pembaharuan Karismatik Katolik di Indonesia pada tahun 1976 di Keuskupan Agung
Jakarta tidak lepas dari usaha Alm. Mgr. Leo Soekoto SJ, Uskup Agung Jakarta
Waktu itu. Untuk menolong umat Katolik yang haus akan persekutuan doa dan dalam
kerangka penggembalaan gerejawi, beliau mengungdan 2 orang Pastor dari luar
negeri datang ke Jakarta untuk memperkenalkan Pembaharuan Karismatik Katolik
kepada para Imam,biarawan dan biarawati serta kepada umat awam. Dua orang
pastor yang datang itu adalah Pastor Paul O Brien SJ (tokoh PKK
dari USA yang berdomisili di Bangkok) dan Pastor Herber Schneider
SJ (yang waktu itu sebagai pencetus,pengasuh dan moderator dari sebuah
komunitas Karismatik di manila).
Pertengahan April
1976 Pastor O Brien telah tiba di Jakarta, disusul awal Mei 1976 dengan
kedatangan Pastor Herbert. Pastor O Brien sudah lama berkecimpung di
pembaharuan Karismatik , beliau adalah salah seorang pendiri rumah retret
khusus bagi Para Uskup, Imam dan Diakon di Rhode Island, USA, suatu tempat dimana
para Uskup Imam dan Diakon dapat berdoa bagi seluruh kaum selibat di seluruh
dunia. Pada tingkat
Nasional KWI, para Uskup menerima, mengakui dan meneguhkan Pembaharuan
Karismatik Katolik di Indonesia dengan mengeluarkan Surat Gembala dan
Pedoman Pastoral Pembaharuan Karismatik Katolik sejak
1983,1993,1995,2005 hingga sekarang.
Pada tahun 1983
telah dibentuk dengan resmi Badan Pelayan Nasional Pembaharuan
Karismatik Katolik Indonesia (BPN PKKI) yang bertempat di Jakarta. Di
keuskupan-keuskupan diseluruh Indonesia dibentuk Badan Pelayanan
Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik (BPK PKK) .
Sekedar Info:
Gerakan Karismatik di keuskupan Banjarmasin telah dibentuk Badan Pelayanan
Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik (BPK PKK) Keuskupan Banjarmasin dengan
surat keputusan dari Mgr. Petrus Boddeng Timang selaku Uskup Banjarmasin
No.002/SK/KSP/XII/2008 pada tanggal 30 Desember 2008.
Referensi:
1.Paul Josef Cordes (Desember 1997). Call to Holiness: Reflections on the Catholic Charismatic Renewal. Michael Glazier Books.
2.Leon Joseph, Cardinal Suenens, A new Pentacost?, (Darton, longman & todd 1994).
3.Karismatik Katolik
4.Iccrs.org
2.Leon Joseph, Cardinal Suenens, A new Pentacost?, (Darton, longman & todd 1994).
3.Karismatik Katolik
4.Iccrs.org