0 komentar

Mengapa Doa Katolik Bersifat Triniter?



Doa orang Kristen haruslah selalu bersifat Triniter. Karena Yesuslah yang telah menyatakan kepada kita, ketiga kodrat dari Allah yang satu. Saya melihat Tradisi Orthodox yang berdoa kepada Bapa melalui Putra dalam Roh mempunyai dasar biblis yang sangat Kuat.

Itu tidak berarti bahwa kita tidak dapat bergantung pada masing-masing pribadi dalam artian, sekarang berdoa kepada Bapa, lalu kepada Putra, dan lalu kepada Roh Kudus. Tetapi seorang yang berdoa demikian tidak pernah boleh lupa bahwa ketiga pribadi itu bersatu dan tidak akan terpisahkan dalam kehidupan Ilahi yang satu.

Injil Yohanes secara jelas mengatakan ,”Bapa dan Aku adalah Satu” (10:30). “Barangsiapa telah melihat Aku, Ia telah melihat Bapa... Tidak percayakah engkau, bahwa Aku didalam Bapa dan Bapa didalam Aku?”(14:9b.10a).

Percakapan pada Perjamuan Malam Terakhir dalam Injil Yohanes (bab 13-17) berpusat pada saling pengaruh diantara Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus serta kediaman bersama dari Allah Tritunggal yang ada dalam kita, dan akan kita didalam kehidupan Trinitaris tersebut. Allah Tritunggal itu kemudian dalam tradisi Orthodox dibayangkan sebagai yang menari dalam sebuah lingkaran. Kita diundang untuk menari, kedalam pelukan kasih yang dinamis dan sejati, yakni kehidupan Allah. Allah mengundang kita untuk “mengilahikan” kita, yaitu membuat kehidupan Allah menjadi hidup Kita. Allah mengundang kita bukan untuk mengosongkan kehidupan Ilahi kita melainkan untuk mengubah kita dengan kekuatan cinta yang kreatif, yang setia, dan yang memberi diri sehingga kita boleh mencapai kepenuhan diri sebagai pribadi yang sungguh manusiawi.

Dan yang Allah berikan kepada kita adalah Roh kudus, Roh Allah sendiri, Roh yang memberi hidup, kebahagiaan dan masih banyak lagi yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Kita meminta kepada Bapa melalui Putra untuk memberikan kita Roh itu. Dengan Roh itu, bahkan sampai sekarang, kita berjalan dalam hidup baru (Rom 6:4) sebagai ciptaan baru (Gal 6:15). Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, Satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telaah Engkau utus” (Yoh 17:3). 
 
Toggle Footer
Top