Doa orang Kristen haruslah selalu bersifat Triniter. Karena Yesuslah yang
telah menyatakan kepada kita, ketiga kodrat dari Allah yang satu. Saya melihat
Tradisi Orthodox yang berdoa kepada Bapa melalui Putra dalam Roh mempunyai
dasar biblis yang sangat Kuat.
Itu tidak berarti bahwa kita tidak dapat bergantung pada masing-masing
pribadi dalam artian, sekarang berdoa kepada Bapa, lalu kepada Putra, dan lalu
kepada Roh Kudus. Tetapi seorang yang berdoa demikian tidak pernah boleh lupa bahwa
ketiga pribadi itu bersatu dan tidak akan terpisahkan dalam kehidupan Ilahi
yang satu.
Injil Yohanes secara jelas mengatakan ,”Bapa
dan Aku adalah Satu” (10:30). “Barangsiapa telah melihat Aku, Ia telah melihat
Bapa... Tidak percayakah engkau, bahwa Aku didalam Bapa dan Bapa didalam
Aku?”(14:9b.10a).
Percakapan pada Perjamuan Malam Terakhir dalam Injil Yohanes (bab 13-17)
berpusat pada saling pengaruh diantara Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus serta kediaman
bersama dari Allah Tritunggal yang ada dalam kita, dan akan kita didalam
kehidupan Trinitaris tersebut. Allah Tritunggal itu kemudian dalam tradisi Orthodox
dibayangkan sebagai yang menari dalam sebuah lingkaran. Kita diundang untuk
menari, kedalam pelukan kasih yang dinamis dan sejati, yakni kehidupan Allah.
Allah mengundang kita untuk “mengilahikan” kita, yaitu membuat kehidupan Allah
menjadi hidup Kita. Allah mengundang kita bukan untuk mengosongkan
kehidupan Ilahi kita melainkan untuk mengubah kita dengan kekuatan cinta yang
kreatif, yang setia, dan yang memberi diri sehingga kita boleh mencapai
kepenuhan diri sebagai pribadi yang sungguh manusiawi.
Dan yang Allah berikan kepada kita adalah Roh kudus, Roh Allah sendiri, Roh
yang memberi hidup, kebahagiaan dan masih banyak lagi yang tak dapat
diungkapkan dengan kata-kata. Kita meminta kepada Bapa melalui Putra untuk
memberikan kita Roh itu. Dengan Roh itu, bahkan sampai sekarang, kita berjalan dalam hidup baru (Rom
6:4) sebagai ciptaan baru (Gal 6:15). “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu
bahwa mereka mengenal Engkau, Satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus
Kristus yang telaah Engkau utus” (Yoh 17:3).