0 komentar

Katekese mengenai Kitab suci


18. Mengapa Kitab Suci mengajarkan kebenaran?
Karena Allah sendirilah pengarang Kitab Suci. Karena Itulah Kitab Suci dikatakan diinspirasikan, dan mengajarkan kebenaran yang perlu untuk keselamatan kita,Tanpa adanya Kesalahan ataupun kekeliruan sama sekali.Sesungguhnya Roh Kudus telah menginspirasikan para pengarang yang menuliskan apa yang Dia inginkan ajarkan kepada kita. Tetapi, iman Kristen bukanlah ”agama Kitab”, tetapi agama Sabda Allah yang bukan "kata-kata yang tertulis dan bisu, melainkan Sabda yang menjadi manusia dan hidup” (Santo Bernardus dari Clairvaux).

Komentar: Sang Allah yang adalah sumber kebenaran sejati,maka dari Sang Allah sendirilah yang  memberikan Rahmat kepada para penulis Kitab Suci untuk menuliskan ajaran yang benar dari Allah sendiri. 
Kekristenan tidak hanya mendasarkan imannya hanya dari Kitab Suci saja. Sumber ajaran iman dan kebenaran Kekristenan adalah Kristus sendiri. Sang Kristus mewariskan ajaran-ajaran-Nya kepada kita tidak hanya melalui Kitab Suci saja, tetapi juga melalui Tradisi para Rasul dan Magisterium (Kuasa Mengajar) Gereja.

19. Bagaimana Kitab Suci seharusnya dibaca?
Kitab Suci harus dibaca dan ditafsirkan dengan bantuan Roh Kudus dan di bawah tuntunan Kuasa Mengajar Gereja menurut tiga kriteria ini: 1)Perhatian yang seksama terhadap isi dan kesatuan dari keseluruhan Kitab Suci, 2) Pembacaan Kitab Suci dalam terang Tradisi  hidup dalam Gereja, 3) harus dibaca dengan memperhatikan analogi iman, yaitu hubungan kebenaran-kebenaran iman itu sendiri.

Komentar: Demikianlah seharusnya kita umat beriman DIHARUSKAN membaca Kitab Suci. Berdoa dan meminta bantuan dari Roh Kudus dan harus patuh pada tuntunan serta Taat pada Kuasa Mengajar (Magisterium) Gereja.Dan perlu diketahui juga bahwa seluruh Wahyu Ilahi yang ada di dalam Kitab Suci dipercayakan hanya kepada Gereja, bukan kepada masing-masing setiap pribadi manusia. Oleh karena itu, Ia mempercayakan seluruh Wahyu Ilahi kepada Gereja supaya terwujud satu ajaran dan satu iman yang benar bukan terpecah-belah. Gereja tidak melarang kita menafsirkan Kitab Suci, tetapi tetap menuntut agar setiap dari kita memenuhi tiga kriteria yang ada diatas dalam membaca dan menafsirkannya. Ketika penafsiran kita ternyata bertentangan dengan ajaran Gereja, maka dengan rendah hati kita harus taat kepada ajaran Gereja dan menolak tafsiran kita yang salah atau pun keliru itu.

20. Apa kanon Kitab Suci itu?
Kanon  Kitab Suci ialah daftar lengkap dari tulisan-tulisan suci yang ditentukan oleh Gereja melalui Tradisi Apostolik. Kanon ini terdiri dari 46 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru.

Komentar: Berikut ini adalah daftar dari 46 Kitab Perjanjian Lama dan 27 Kitab Perjanjian Baru menurut Katekismus Gereja Katolik no. 120.

Perjanjian Lama: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-Hakim, Rut, dua buku Samuel, dua buku Raja-Raja, dua buku Tawarikh, Esra dan Nehemia, Tobit, Yudit, Ester, dua buku Makabe, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan, Yesus Sirakh, Yesaya, Yeremia, Ratapan, Barukh, Yeheskiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.


Perjanjian Baru: Injil menurut Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, Kisah para Rasul, surat-surat Paulus: kepada umat di Roma, surat pertama dan kedua kepada umat Korintus, kepada umat di Galatia, kepada umat di Efesus, kepada umat di Filipi, kepada umat di Kolose, surat pertama dan kedua kepada umat di Tesalonika, surat pertama dan kedua kepada Timotius, surat kepada Titus, surat kepada Filemon, surat kepada orang Ibrani, surat. Yakobus, surat pertama dan kedua Petrus, surat pertama, kedua, dan ketiga Yohanes, surat Yudas, dan Wahyu kepada Yohanes.

Di mana Kitab-kitab Deuterokanonika yang pernah dihapus saudara kita yang Protestan? Hal itu udah tercakup di dalam Perjanjian Lama. Hendaklah dipahami oleh umat Katolik bahwa Kitab-kitab Deuterokanonika dari Kitab Suci Perjanjian Lama, melainkan sudah ada di dalam Perjanjian Lama itu sendiri.

21. Apa pentingnya Perjanjian Lama bagi umat Kristen?
Orang Kristiani menghormati Perjanjian Lama sebagai Sabda Allah yang benar. Semua Kitab Perjanjian Lama itu diilhami secara ilahi dan mempunyai nilai tetap. Kitab-kitab itu memberikan kesaksian tentang pendidikan ilahi dari cinta Allah yang menyelamatkan. Kitab-kitab itu ditulis terutama untuk mempersiapkan kedatangan Kristus sang Penyelamat alam semesta.

Komentar:  "Tata keselamatan Perjanjian Lama terutama dimaksudkan untuk menyiapkan kedatangan Kristus Penebus seluruh dunia. serta Kerajaan Almasih mewartakannya dengan nubuat-nubuat (Luk 24:44,Yoh 5:39,1Ptr 1:10) dan menandakan dengan pelbagai lambang.Kitab-kitab perjanjian lama,sesuai dengan keadaan Umat manusia,sebelum Zaman Pemulihan keselamatan oleh Kristus,mengungkapkan kepada semua orang pengertian tentang Allah yang Adil dan Rahim bergaul dengan manusia. meskipun mencantumkan hal-hal yang tidak sempurna dan bersifat sementara,Kita-kitab itu memaparkan cara pendidikan Ilahi yang sejati .Maka kita-kitab itu mengungkapkan kesadaran hidup akan Allah,yang mencantumkan ajaran-ajaran luhur akan Allah  serta kebijaksanaan tentang hidup manusia (Konsili Vatikan II dalam Dokumen Dei Verbum 15).

22. Apa pentingnya Perjanjian Baru bagi umat Kristen?
Perjanjian Baru, yang berpusat pada Yesus Kristus, menyatakan kebenaran definitif wahyu ilahi kepada kita. Dalam Perjanjian Baru, keempat Injil menurut Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes merupakan inti dari seluruh Kitab Suci karena merupakan saksi utama hidup dan ajaran Yesus. dan menduduki tempat yang istimewa dalam Gereja.

Komentar: Gereja Katolik tidak mengabaikan kitab-kitab lain, namun memberikan penghargaan yang begitu tinggi kepada keempat Kitab Injil. Bagi Gereja Katolik, keempat Kitab Injil merupakan jantung dari semua tulisan.

Katekismus Gereja Katolik 126 menjelaskan mengenai tahap-tahap penyusunan Injil-injil:
1. Kehidupan dan kegiatan mengajar Yesus. Bunda Gereja kudus tetap mempertahankan dengan teguh dan sangat kokoh, bahwa keempat Injil "yang sifat historisnya diakui tanpa ragu-ragu, dengan setia meneruskan apa yang oleh Yesus Putera Allah selama hidup-Nya di antara manusia sungguh telah dikerjakan dan diajarkan demi keselamatan kekal mereka, sampai hari Ia diangkat (lih. Kis 1:1-2)" (Dei Verbum 19).

2. Tradisi lisan. "Sesudah kenaikan Tuhan para Rasul meneruskan kepada para pendengar mereka apa yang dikatakan dan dijalankan oleh Yesus sendiri, dengan pengertian yang lebih penuh, yang mereka peroleh karena dididik oleh peristiwa-peristiwa mulia Kristus dan oleh terang Roh kebenaran" (Dei Verbum 19).

3. Penulisan Injil-Injil. "Adapun penulis suci mengarang keempat Injil dengan memilih berbagai dari sekian banyak hal yang telah diturunkan secara lisan atau tertulis; beberapa hal mereka susun secara agak sintetis, atau mereka uraikan dengan memperhatikan keadaan Gereja-Gereja; akhirnya dengan tetap mempertahankan bentuk pewartaan, namun sedemikian rupa, sehingga mereka selalu menyampaikan kepada kita kebenaran yang murni tentang Yesus" (Dei Verbum 19).

23. Bagaimana kesatuan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?
Kitab Suci adalah satu karena Sabda Allah itu satu. Rencana penyelamatan Allah itu satu, dan inspirasi ilahi dari kedua Perjanjian itu juga satu. Perjanjian Lama mempersiapkan yang Baru dan Perjanjian Baru menyempurnakan yang Lama, keduanya saling menerangkan satu sama lain.

Komentar:  Katekismus Gereja Katolik 128 mengajarkan bahwa kesatuan rencana ilahi dalam kedua Perjanjian itu dijelaskan oleh Gereja melalui tipologi. Tipologi menunjukkan perkembangan rencana ilahi ke arah yang memenuhi, sampai akhirnya "Allah menjadi semua di dalam semua" (1 Kor 15:28). Contohnya: Musa adalah tipologi dari Yesus Kristus. Kristus sama seperti Musa yang pada zamannya juga mengalami begitu banyak ancaman pembunuhan bayi dari penguasa duniawi, dan sekali lagi sama seperti Musa pula, Kristus dibawa pergi ke Mesir untuk menghindari ancaman tersebut.  dan ada pula Tabut Perjanjian Lama yang merupakan tipologi dari Tabut Perjanjian Baru yaitu Bunda Maria.

24. Apa Fungsi Kitab Suci di dalam kehidupan Gereja?
Kitab Suci memberikan tumpuan dan kekuatan bagi kehidupan Gereja. Bagi Putra-Putri Gereja, Kitab Suci menjadi peneguhan iman, santapan, dan sumber hidup Rohani. Kitab Suci adalah jiwa teologi dan khotbah pastoral. Para pemazmur berkata:Kitab Suci adalah ”pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm 119:105). Karena itu, Gereja mengharuskansemua umat beriman  Kitab Suci secara terus-menerus karena ”tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus.” (Santo Hieronimus).

Komentar: Gereja menyadari peran Kitab Suci dalam kehidupan Gereja.Karena saking begitu pentingnya kitab suci maka Gereja memberikan tempat yang khusus bagi pembacaan Kitab Suci dalam Perayaan Ekaristi. Tahukah anda bahwa Penanggalan Liturgi Gereja Katolik selama 3 tahun akan membawa anda selesai membaca seluruh isi Kitab Suci?

Demikianlah katekese berikut ini serta beberapa komentar dari Katolisitas Indonesia, semoga katekese tentang Kitab Suci ini bermanfaat bagi pertumbuhan iman kita semua.

Dominus illuminatio mea!
 
Toggle Footer
Top