0 komentar

Tanda Salib


Kalau air suci termasuk kategori bahan,Tanda Salib termasuk kategori tata gerak. Kardinal Joseph Ratzinger (yang kemudian menjadi Paus Emeritus) menulis,"Tata Gerak yang paling mendasar dalam doa adalah Tanda Salib, dan akan selalu demikian". Tanda Salib adalah doa kristiani yang paling lazim dan sudah ada sejak didirikannya Gereja.

Hampir pada semua suratnya dalam Perjanjian Baru, Santo Paulus berbicara mengenai salib,"Aku sekali-kali tidak mau bermegah,selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia" (Gal 6:14). Kisah-kisah paling awal melukiskan bahwa orang Kristiani membuat Tanda Salib dengan ibu jari pada dahi mereka. Mereka juga membuat tanda salib atas benda seperti misalnya makanan dan atas unsur sakramental roti, anggur, minyak dan air. Selama berabad-abad kaum beriman telah mengembangkan cara membuat Tanda Salib. 

Di Gereja Barat membuat Tanda Salib pada diri kita  dengan tangan kanan terbuka, menyentuhkan ujung jari pada dahi, kemudian pada dada, kemudian bahu kiri, dan akhirnya bahu kanan sebagian orang menafsirkan kelima jari itu sebagai tanda Lima Luka Kristus. Orang kristiani dari Gereja Timur mempunyai cara tersendiri dalam membuat tanda salib.

Pengaturan jari membuat tangan menjadi katekismus yang jitu. Mereka memadukan jari, telunjuk dan jari tengah pada ujungnya. Ketiganya itu bersama-sama, melambangkan Tritunggal yang Esa. Kedua jari yang lain dilipat dan keduanya menempel pada telapak tangan, dan bersama-sama melambangkan kesatuan hipostatis, yakni kesatuan kodrat insani dan kodrat ilahi Yesus.

Apabila kita membuat Tanda Salib, yang kita lakukan itu sama sekali bukan hal yang sepele. Tata Gerak Ini hendaknya mampu mengambil seluruh nafas kita. Orang Kristiani awal membandingkan Tanda salib ini dengan tanda pada kening kain (Kej 4:15), mereka juga melihat tanda salib sudah digambarkan dalam tanda darah yang di oleskan pada tiang pintu yang menyelamatkan para putra sulung israel pada Paskah Tuhan(Kel 12:7).

Mereka melihatnya lebih jelas lagi tertulis dalam nubuat Nabi Yehezkiel, yang melihat bahwa orang benar di Yerusalem akan diselamatkan karena suatu "tanda pada dahi" mereka (Yeh 9:4). Tanda apakah itu? Menurut para rabbi kuno, tanda itu adalah TAU, huruf terakhir dalam abjad Ibrani, yang pada zaman kuno dilukiskan sebagai Salib. Dalam Perjanjian Baru yaitu pada Kitab Wahyu, Santo Yohanes melihat orang beriman di surga dan tak beriman di bedakan pada Tanda pada dahi Mereka (Why 14:1;22:4). Pada tahun 1858 di Lourdes, Prancis, ketika Santa Perawan Maria pertama kali menampakan diri kepada Bernadette Soubirous yang masih kecil, sebelum mengucapkan sepatah kata pun ia membuat tanda salib.

0 komentar:

 
Toggle Footer
Top