Roh Kebenaran memimpin
kamu kepada Kebenaran
Pada hari ini kita
merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Tritunggal dari bahasa Latin
Trinitas. Allah yang kita imani itu Esa atau satu tetapi dalam tiga pribadi
yang berbeda yakni Bapa, Putra dan Roh Kudus. Pribadi-pribadi Ilahi yang kita
sapa sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus selalu kita sebut ketika membuat tanda
salib sebagai tanda kemenangan kita.
Ziarah hidup kita selalu menuju kepada
Bapa, mengikuti jejak Yesus PutraNya dan jiwai oleh RohNya yang kudus. Ketika
merayakan Ekaristi, kita juga menyapa Allah Tritunggal Mahakudus melalui tanda
salib dan doa kemuliaan serta Aku Percaya.
Ada seorang muda yang datang kepadaku dan mengatakan bahwa Ia belum mengerti
ajaran Tritunggal Mahakudus. Baginya, ajaran Tritunggal Mahakudus itu sulit
sehingga dia belum mengerti. Saya bertanya kepadanya apakah dia percaya dan ia
mengatakan percaya kepada Allah Tritunggal mahakudus, tetapi dia sendiri
belum mengerti. Saya teringat pada perkataan St. Anselmus: “credo
ut intelligam” artinya aku percaya supaya aku mengerti. Banyak
kali kita menuntut untuk untuk mengerti lebih dahulu baru percaya.
Ternyata Tuhan menghendaki supaya kita mengimani dan percaya supaya dapat
mengerti rahasia Allah. Tuhan Allah Tritunggal masuk dalam misteri iman kita.
Allah Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putra
dan Roh Kudus. Allah disebut Bapa karena Ia adalah pencipta, dan peduli dengan
penuh kasih kepada ciptaanNya. Yesus sang Putra telah mengajarkan kepada kita
untuk memanggil BapaNya sebagai Bapa kita dan menyebutnya juga sebagai “Bapa
kita”. Sebelum umat katolik menyebut Yang Ilahi sebagai Bapa, ungkapan
Allah sebagai Bapa sudah ada dalam Kitab Perjanjian Lama (Ul 32:6; Mal
2:10). Tuhan juga dirasakan seperti seorang ibu (Yes 66:13). Yesus sendiri
berkata:“Barangsiapa telah melihat Aku,ia telah melihat Bapa" (Yoh
14:9).
Roh Kudus adalah pribadi Tritunggal
Mahakudus dan memiliki keilahian yang sama dengan Bapa dan Putra. Ketika kita
menemukan kenyataan bahwa Allah ada di dalam kita, Roh Kudus ada dan menguatkan
kita. Allah mengutus Roh PutraNya ke dalam hati kita (Gal 4:6). Roh Kudus yang
diterima bukan Roh perbudakan yang membuat kita takut melainkan Roh yang
menjadikan kita anak-anak Allah (Rom 8:15). Yesus dari Nazareth adalah Putra,
Sang Pribadi ilahi yang kedua. Pertanyaan yang tetap laku sepanjang masa adalah
bagaimana kita dapat memahami Tritunggal Mahakudus?
Alkisah pada suatu kesempatan St.
Agustinus sedang berjalan di pinggir pantai. Ia berjumpa dengan seorang anak
kecil yang sedang bermain-main. Anak itu menggali sebuah lubang kecil seperti
sumur di atas pasir. Lalu ia berulang kali mengambil air laut dengan gelas
kecil itu dan memasukannya ke dalam lubang itu. Setiap saat lubang itu diisi
langsung menjadi kering karena dasarnya adalah pasir. Agustinus bertanya
kepadanya: untuk apa ia melakukan semuanya itu. Ia menjawab hendak
memindahkan seluruh air laut ke dalam lubang kecil tersebut. Agustinus
mengatakan kepadanya bahwa usahanya itu hanya sia-sia saja. Tidaklah mungkin
memindahkan seluruh air laut ke dalam lubang tersebut.
Anak itu kemudian bertanya kepada Agustinus
apa yang sedang dipikirkannya. Agustinus menjawab bahwa ia sedang memikirkan
misteri Tritunggal Mahakudus. Anak itu tertawa terbahak-bahak sambil mengatakan
bahwa otakmu itu kecil seperti lubang buatan saya ini sedangkan Tritunggal
Mahakudus jauh lebih luas dari samudra raya. Agustinus menjadi sadar bahwa
ternyata akal budi itu tidak mampu memahami seluruh rahasia Tuhan. Ia kemudian
berkesimpulan: “Di mana ada cinta kasih, di situ ada AllahTritunggal:
pencinta, yang dicinta, dan sumber cinta kasih".
Penginjil Yohanes hari ini menjelaskan
tentang persekutuan Tritunggal Mahakudus. Dalam amanat perpisahanNya,
Yesus menjanjikan Roh Kudus sebagai penghibur. Roh Kudus itu berasal dari Bapa
dan dicurahkan dalam nama Yesus Putra. Yesus sendiri menekankan persekutuanNya
dengan Bapa: “Aku dan Bapa adalah satu saja” maka apa yang Bapa punya, Aku
punya. Tugas Roh Penghibur adalah membimbing kepada seluruh Kebenaran (Yesus
sendiri). Roh Kudus juga akan mengatakan kepada kita tentang segala sesuatu
yang sudah diajarkan Yesus dan juga tentang hal-hal yang akan datang.
Penyertaan Roh Kudus di dalam Gereja amat
dirasakan oleh Paulus dalam pewartaannya. Kepada jemaat di Roma, Paulus
menegaskan bahwa kita dibenarkan karena iman. Kita hidup dalam damai sejahtera
karena Yesus Kristus. Karena iman kepada Kristus, kita juga menjadi anak-anak
Allah. Kita akan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Kristus
dalam kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus. Lihatlah pemahaman Paulus tentang
Tritunggal, kelihatan sederhana tetapi nyata dalam hidup.
Kita dapat berdamai dengan Allah karena Yesus dalam kasih yang tercurah oleh
Roh Kudus. Tuhan sendiri adalah kebijaksanaan sebagaimana dilukiskan di dalam
bacaan pertama dari Kitab Amsal. Bagi Amsal, sebelum bumi diciptakan sudah
ada Kebijaksanaan.
Sambil kita merayakan Hari Raya Tritunggal
Mahakudus, permenungan kita semakin dalam untuk dua hal berikut
ini. Pertama, kita menyembah Allah yang tidak sendirian melainkan
seorang Allah yang penuh dengan persekutuan kasih dan saling berbagi. Allah
Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra dan Roh Kudus adalah satu komunitas, satu
kesatuan. Ini haruslah menjadi dasar bagi persekutuan setiap orang yang
percaya, bukan hanya sekedar model saja. Kedua, Allah Tritunggal
Mahakudus adalah kasih yang sempurna. Tidak ada kasih lain yang sempurna
seperti kasih Tuhan Allah Tritunggal Mahakudus.
Doa: Tuhan Allah Tritunggal Mahakudus,
semoga kami selalu berusaha untuk menjadi tanda dan pembawa cinta kasih kepada
sesama yang lain. Amen
Renungan oleh Pater John. SDB