0 komentar

Dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus Dan Konsili Vatikan II

Keselamatan, satu kata yang amat familiar dibicarakan oleh setiap orang, terkhususnya bagi umat Katolik. Begitu mendengar kata “keselamatan”, hati dan pikiran kita langsung tertuju pada Sabda Yesus “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tiada seorangpun dapat datang kepada Bapa kecuali melalui Aku (Yoh 14:6)”, ini sungguh tepat dan benar. Keselamatan hanya datang melalui Yesus Kristus, sang penyelamat dunia (Kis 14:2). Roh Kudus menyalurkan rahmat keselamatan tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen Konsili Vatikan II, Lumen Gentium no.14, “Berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi, bahwa Gereja yang sedang mengembara ini, perlu untuk keselamatan”. Dan karena hal tersebut, Gereja percaya bahwa Gereja adalah penyalur rahmat keselamatan satu-satunya yang berasal dari Allah.


Didalam Gereja Katolik terdapat sebuah Dogma yang amat kontroversial namun dogma ini adalah dogma kebenaran, dogma yang berasal dari Allah sendiri. Dan dari dogma ini tergambarlah wujud dan realita Gereja sebagai Tubuh Kristus di dunia. Dogma itu ialah “Extra Ecclesiam Nulla Salus”. Begitu banyak orang yang menyalahgunakan bahkan salah tafsir mengenai dogma ini. Sementara pada zaman ini, orang-orang menganggap bahwa keselamatan bisa datang dari mana saja (pluralisme) dan memandang bahwa Dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus/EENS adalah dogma yang ketinggalan zaman dan sudah lenyap setelah Konsili Vatikan II.

Perlu digaris bawahi kata “setelah Konsili Vatikan II”, ada kecenderungan dimana banyak Uskup, Imam dan kaum klerus dan awam menyatakan bahwa dogma EENS telah dihapus oleh Konsili Vatikan II. Mereka menganggap bahwa dogma EENS adalah ajaran Gereja pra-Vatikan II dan paska Konsili Vatikan II dengan menenteng perkataan Paus Yohanes XXIII bahwa Gereja harus bersifat dinamis, EENS telah diubah pengertiannya menjadi “diluar gereja ada keselamatan.” Ini adalah paham yang sangat keliru, perlu diketahui bahwa Gereja pra-Vatikan II dan Gereja paska-Vatikan II adalah pembagian yang ambigu. Pola pikir semacam ini dapat memberi kesan negatif bagi Gereja, bahwa ajaran Gereja terus berubah sepanjang zaman. Ajaran Gereja bersifat tetap dan tak akan pernah berubah, Gereja tidak pernah mengkompromikan ajarannya.

Paus Emeritus Benediktus XVI sekali waktu pernah menyampaikan penolakannya yang tegas akan pemikiran seperti ini kepada para Uskup Chile.
“…Memang ada mentalitas pandangan sempit yang mengisolasi Vatikan II dan yang telah memprovokasi pertentangan ini. Ada banyak hal darinya yang memberikan kesan bahwa, sejak Vatikan II dan sesudahnya, semuanya telah berubah, dan apa yang mendahuluinya yaitu Vatikan II tidak mempunyai nilai atau, paling tidak, hanya mempunyai nilai dalam terang Vatikan II. +Paus Emeritus Benediktus XVI+
Sepanjang sejarah Gereja, Kuasa Magisterium telah mengakui bahwa Allah akan mengadili kita dengan melihat hati nurani setiap orang, ketidaktahuan yang tidak disengaja melunakkan keadilan ilahi. Mereka yang memiliki pengetahuan akan kebenaran dan tahu bahwa diluar Gereja Katolik tidak ada keselamatan harus mampu menerima kenyataan bahwa adalah sangat perlu bagi setiap orang untuk bersatu dengan Gereja Katolik demi memperoleh keselamatan. Dalam posisi ini patut dicatat bahwa Paus Bonifasius VIII melalui Bulla Unam Sanctam menyatakan dengan tegas bahwa:
Berdasarkan iman kami berkewajiban untuk percaya dan menegaskan bahwa Gereja adalah satu kudus, katolik, dan apostolik. Kami percaya akan Gereja dengan teguh dan kami mengakui dengan segala kesederhanaan bahwa di luar Gereja tidak ada keselamatan atau pengampunan dosa


“…. Kami menyatakan, kami mewartakan, dan kami mendefinisikan bahwa adalah sangat perlu bagi semua orang untuk keselamatan mereka, tunduk kepada kekuasaan Paus Roma. “
Perlu diketahui bahwa ini bukanlah sebuah pernyataan yang menuntut bahwa setiap orang harus mengetahui supremasi Paus untuk dapat diselamatkan tapi disisi lain justru merupakan sebuah klaim yang benar bahwa Paus memiliki otoritas dari Allah sebagai pengganti yang sah dari Santo Petrus, yang kepadanya Allah telah memercayakan Kunci Kerajaan Surga.

Paus Pius XI melalui ensiklik Quanto Conficiamur Moerore pun mendukung dogma EENS sebagai dogma yang penting untuk diketahui dan ditaati oleh setiap umat beriman.
“Kita semua tahu bahwa mereka sama sekali tidak tahu mengenai agama suci kita, jika mereka dengan teliti menepati tata hokum kodrat yang telah ditulis oleh Allah dalam hati semua manusia, jika mereka siap untuk menaati Allah dan jika mereka menjalani sebuah hidup yang seleh dan patuh, mereka dapat, melalui kuasa cahaya dan rahmat ilahi, mencapai kehidupan kekal. Karena Allah, yang sungguh mengenai budi dan jiwa, pemikiran dan kebiasaan-kebiasaan setiap manusia, tidak akan mengizinkan, seturut kebaikan dan belaskasihNya yang tanpa batas, siapa pun yang tidak bersalah karena kesalahan yang tidak disadarinya untuk menderita penghukuman abadi”


“Walaupun demikian, juga diketahui dengan baik dalam dogma Katolik bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan diluar Gereja Katolik, dan bahwa mereka yang dengan tegar hati menentang otoritas dari penegasan-penegasan Gereja dan dengan keras kepala tetap terpisah dari kesatuan Gereja dan dari pengganti Petrus, Uskup Roma, yang kepadanya juru selamat telah mempercayakan penjagaan dan perawatan kebun anggurNya, tidak dapat memeroleh keselamatan.”
Dari kedua teks ini dapat disimpulkan jelas bahwa tidak pernah ada yang dapat diselamatkan diluar Gereja Katolik, namun kita harus tahu bahwa didunia terdapat terdapat dua jenis orang. Ada yang mengenal kebenaran (yang didalamnya terdapat Gereja Katolik) dan adapula orang yang tidak mengetahui kebenaran Gereja Katolik oleh karena ketidaktahuannya. Disini adalah wajib

Sekarang bagaimana peran kita sebagai umat Katolik dalam mewartakan dogma EENS?

Kita sebagai umat Katolik tentu telah ada didalam perahu keselamatan, kita adalah kawan sekerja Allah dalam karya keselamatan (1 Kor 3:9). Kristus sendiri telah memberikan mandat agung kepada kita semua “Pergilah dan jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan ketahuilah bahwa Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”, ini merupakan suatu tanggung jawab besar bagi kita sebagai seorang yang telah dibaptis dan telah dicurahi oleh rahmat Roh Kudus untuk mewartakan Kristus sendiri kepada setiap orang yang kita temui. Tidak perlu kita berteriak ditengah jalan “apabila kamu bukan Katolik, kamu akan masuk neraka dan kamu tidak akan selamat”, wartakanlah Injil dan biarkanlah rahmat Allah bekerja. Kasihilah setiap orang dan doakanlah setiap orang yang belum mengenal Kristus. Itulah ciri hidup yang khas seorang Katolik sejati.

Dominus illuminatio mea!
 
Toggle Footer
Top