0 komentar

5 Kesalahpahaman Orang Terhadap Paus Roma


1.Beberapa orang berpendapat bahwa Paus tidak dapat berbuat salah
Tentu saja pernyataan seperti ini salah total. Paus adalah manusia, seperti semua orang tidak sempurna pengetahuannya dan punya keterbatasan manusiawi. Dalam hidup sehari-hari Paus tentu saja dapat melakukan kesalahan misalkan saja dalam menghitung, menghafal atau berbagai macam hal lainnya. Didalam Gereja Katolik dikenal istilah Infabilitas Paus. Infallibilitas Paus adalah ketidakdapatan sesat seorang Paus Roma berdasarkan tugas beliau selaku gembala segenap umat beriman serta yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam iman (lih. Luk 22:32); dan menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif. Infallibilitas sendiri tidak hanya dimiliki oleh Paus sendiri. Sebenarnya, infallibilitas juga dimiliki oleh Magisterium Gereja Katolik, yaitu Paus bersama Para Uskup yang bersatu dengan Paus, ketika mengajarkan secara otentik ajaran Iman dan Moral.

Kristus memberikan kepada Petrus dan Para Rasul kuasa“mengikat dan melepaskan” dan dari sinilah karunia Infabilitas dianugerahkan. Kristus sendiri berkata kepada St. Petrus  bahwa :
Mat 16:19 “Kepadamu Petrus akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Mat 18:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 

Infallibilitas Paus dalam Kitab Suci dan Pengajaran Bapa Gereja

Infallibilitas adalah dogma yang telah hadir dalam Kitab Suci dan Gereja perdana. Kita bisa melihatnya dalam beberapa kutipan yang ada didalam Alkitab

Didalam Yohanes 21:15-17 dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa Kristus menyerahi mandat penggembalaan pertama-tama kepada Petrus. Dan tentu saja Sang wakil Kristus ini haruslah dikaruniai karisma Infallibilitas sebagai senjata untuk mengusir serigala yang mengancam domba-domba Kristus. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa Petrus Sang Wakil Kristus memang memiliki karunia infallibilitas tersebut.

Lukas 22: 31-32 – Yesus juga berdoa supaya Iman Petrus tidak dapat gugur dan meminta Petrus menjadi seorang yang meneguhkan Para Rasul lain – “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau , supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau Petrus, jikalau engkau Petrus sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

Untuk menguatkan iman saudara-saudaranya, tentunya Petrus haruslah memiliki karunia infallibilitas dan karunia itu juga diwariskan kepada para pengganti Petrus (Paus) melalui suksesi apostolik.

Mat 16:18 “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”
Jikalau Sang Batu Karang mengajarkan kesesatan (yang berarti alam maut telah menguasai Gereja), maka pernyataan Yesus di atas adalah kebohongan semata. Tapi, apakah Kristus berbohong? Tentu tidak. Untuk menepati janji-Nya, Ia menganugerahkan infallibilitas sebagai senjata untuk mengalahkan alam maut.
  
Konsili Vatikan I dan II Mengenai Infallibilitas Paus

Didalam Konsili Vatikan II ditegaskan bahwa sebuah dogma yang ditetapkan oleh Paus akan dilindungi oleh karunia Infabilitas apabila 3 syarat dibawah ini terpenuhi seluruhnya:

1. Paus harus berbicara dari Takhta St. Petrus (ex-Cathedra) dalam kapasitas beliau sebagai seorang pengganti Petrus

2. Keputusan Paus harus mengikat Gereja secara keseluruhan.


3. Keputusan tersebut harus mengenai ajaran Iman dan moral.
Infallibilitas menjadi anugerah secara khusus bagi Paus sebagai Gembala umat beriman Katolik diseluruh dunia (Mat 16:17-19 ; Joh 21:15-17). Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium art. 25 secara tegas berbicara mengenai infallibilitas Paus.
“Ciri tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di Roma, Kepala Dewan para Uskup, berdasarkan tugas beliau, bila selaku gembala dan guru tertinggi segenap Umat beriman, yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam iman (lih. Luk 22:32), menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif. Oleh karena itu sepantasnyalah dikatakan, bahwa ketetapan-ketetapan ajaran beliau tidak mungkin diubah dari dirinya sendiri, dan bukan karena persetujuan Gereja. Sebab ketetapan-ketetapan itu dikemukakan dengan bantuan Roh Kudus, yang dijanjikan kepada Gereja dalam diri Santo Petrus.”
Pada Abad keempat, St. Hieronimus (Penerjemah Kitab Suci dari Bahasa Yunani ke Bahasa Latin serta salah seorang dari empat Bapa Gereja Besar di Barat) menuliskan pernyataan berikut:
“Saya berbicara dengan pengganti Sang Nelayan dan Murid Salib. Hanya dengan mengikuti Kristus pemimpin saya, saya dipersatukan dalam persekutuan dengan Yang Terberkati, yaitu dia yang duduk di tahta Petrus. Di atas Karang itu, aku tahu bahwa Gereja dibangun. Siapapun yang makan domba di luar rumah ini adalah fana. Siapapun yang tidak berada dalam perahu Nuh akan binasa ketika banjir melanda.”(Surat Kepada Paus St. Damasus di Roma 15:1-2)
B. St. Klemens mengajarkan tentang otoritas dari Tuhan
“Terimalah nasihat kami, dan kamu tidak akan menyesal. Sebab selama Tuhan hidup, dan Tuhan Yesus hidup, dan Roh Kudus, … demikianlah ia, yang dengan kerendahan hati dan bergegas dalam kelemahlembutan, tanpa menyesal, telah melaksanakan perintah- perintah yang diberikan oleh Tuhan [melalui kami], menjadi terdaftar dan namanya terletak di antara mereka yang diselamatkan melalui Yesus Kristus… tetapi jika orang- orang tertentu menjadi tidak taat akan kata- kata yang diucapkan oleh Dia [Yesus Kristus] melalui kami, biarlah mereka mengerti bahwa mereka akan menyusahkan diri sendiri di dalam pelanggaran yang tidak kecil dan bahaya; tetapi kami tidak bersalah atas dosa ini.” (THE FIRST EPISTLE OF CLEMENT TO THE CORINTHIANS 58:2, 59:1 ; diterjemahkan oleh administrator katolisitas dot org)
C. Pada abad kelima, St. Petrus Krisologus juga menekankan perlunya persetujuan dari Paus Roma dalam pembahasan mengenai ajaran iman.
 “Kami mendesakmu dengan sungguh hormat, saudara yang terhormat, untuk memperhatikan dengan taat apa yang telah dituliskan oleh Paus Yang Terberkati di Kota Roma, karena Petrus Yang Terberkati, yang hidup dan memimpin dalam tahtanya miliknya, menyediakan iman yang benar kepada mereka yang mencarinya. Karena kita ... tidak dapat membahas kasus mengenai iman tanpa persetujuan dari Uskup Roma.”(St. Peter Chrysologus, Letters 25:2)
D.Konsili Kalsedon pada tahun 451 menuliskan surat kepada Paus St. Leo Agung yang berisi pernyataan sebagai berikut:
“Anda telah ditetapkan sebagai penerjemah suara Petrus yang terberkati kepada semuanya dan kepada semuanya anda mengabarkan berkat-berkat dari iman itu. Dan begitu juga kami, dengan bijak mengambilmu sebagai pemandu kami dalam segala hal yang baik, telah menunjukkan kepada putera-puteri Gereja warisan kebenaran mereka.” (Konsili Kalsedon, kepada Leo, 451 M).
E.  St. Siprianus, Uskup Kartago tulisannya mengenai infabilitas Paus (256 M):
 “Akankah para penganut ajaran sesat berani untuk datang kepada tahta Petrus di mana iman yang apostolik berasal dan tidak ada sedikit pun kesesatan dapat datang?” (Letter 59 {55}, 14)
2. Beberapa orang berpendapat bahwa Paus tidak berdosa.
Pengertian ini salah kaprah. Jangan pernah mengganggap bahwa Paus itu manusia setengah dewa, bagaimana pun juga Paus adalah manusia, sama seperti kita. Kita tahu bahwa setiap orang tidak pernah terlepas dari yang namanya noda dosa. Bahkan Santo Petrus, Paus pertama Gereja Katolik pun berdosa (mengkhianati Yesus tiga kali, menghalangi jalan Yesus menuju Salib). Namun ada sebuah garis yang membedakan Paus dengan kita umat beriman, yaitu Pangkat nya sebagai sang suksesor apostolik dari Rasul Petrus dan karena karunia hidup selibat yang hanya bisa didapatkan oleh orang tertentu saja. Paus sendiri mempunyai kebiasaan mengaku dosa  sekurang-kurangnya satu minggu sekali. Dan menurut beberapa informasi, Paus biasanya mengakukan dosanya dengan seorang biarawan fransiskan yang datang ke Roma sekali seminggu untuk menjadi bapa pengakuan Bapa suci.


3. Paus adalah AntiKristus

Saya yakin setelah melihat gambar diatas beberapa orang akan mengganggap Paus Roma adalah seorang AntiKristus padahal secara jelas sekali lambang salib terbalik adalah lambang salib Santo Petrus karena dulunya Petrus ketika hendak dimartir oleh kaisar Nero yang begitu kejam memilih untuk disalibkan secara terbalik, karena Ia merasa tidak layak disalib seperti Kristus dan Salib ini salah satu simbol Kepausan.  Sayangnya, Salib St. Petrus ini diputar balikkan oleh faktanya oleh Satanist. selain itu ada juga beberapa orang yang beranggapan bahwa Paus memiliki gelas Vicarius Filii Dei yang tentunya jika digabungkan akan menghasilkan angka 666 yang merupakan angka setan dalam kitab Wahyu dan Saya sudah pernah membahas hal ini sebelum nya disini


4.Wibawa jabatan Paus digerogoti dan dijatuhkan oleh perilaku para Paus terdahulu yang berperilaku buruk.
Pada zaman Yesus sendiri Ia selalu menegaskan wewenang yang diberikan oleh Tuhan dalam hal ajaran dan praktik keagamaan. “masuki Mat 23:2-3” Kita tentu tahu ada beberapa 265 paus yang perilakunya buruk contohnya saja Alexander VI. Dulunya Paus Alexander VI terlibat kisah asmara dengan beberapa perempuan termasuk Giulia Farnese (dikenal sebagai Julia the Beautiful), dan memiliki anak tidak sah banyak dengan istrinya dulu,Vannozza dei Cattani (yang pernah dinikahi oleh Alexander VI), Gaya hidupnya yang hedonistik sangatlah memalukan. Bahkan pada saat kejahatan dan kekerasan marak di jalan-jalan di Roma, Paus malah menyibukkan diri dengan menghadiri pementasan drama komedi, perjamuan mewah, melakukan penyamaran dan pesta dansa. Semua aktifitasnya tersebut dibayar dengan dana gereja, menurut buku “The Borgia Pope” ( Kessinger Publishing, 2006). Sebagai reaksi atas gaya hidupnya yang playboy, menurut rumor yang mulai muncul ke permukaan bahwa Alexander VI sering mengatur pesta seks. Namun Tuhan tidak akan pernah mengizinkan Gereja-Nya tersesat hanya karena tingkah laku seorang Paus yang tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat luas. Tuhan selalu punya cara dan jalan yang baik untuk Gereja yang didirikan-Nya sendiri dan satu-satunya dimuka bumi ini yaitu Gereja Katolik.


5.Jabatan seorang Paus akan membuat seseorang akan menjadi seseorang yang selalu suci.

Ini tidaklah benar. Yesus memberikan karunia wibawa kepada 12 rasul. Namun Ia tahu bahwa salah satu dari antara keduabelas rasul tersebut akan mengkhianati-Nya. Jika rasul adalah seseorang yang benar-benar dipilih Allah dan sungguh-sungguh suci apakah mungkin ada seorang rasul pengkhianat? Yesus membiarkan setiap orang bebas untuk memilih yang baik dan yang buruk.

Dominus illuminatio mea!
 
Toggle Footer
Top