Dan tragisnya begitu banyak orang yang telah kehilangan sebuah cita rasa akan yang kudus. Mereka melihat misa sebagai sekedar sebuah kewajiban saja dan bukannya sebuah kesempatan untuk menyembah Allah melalui misteri pengurbanan Yesus diatas altar. Beberapa orang Katolik masa kini pun terkadang masih ada yang tidak mempercayai kehadiran nyata Kristus dalam perayaan Ekaristi. Karena mereka tidak percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh hadir pada saat imam mengkonsekrasikan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Misalkan saja di paroki saya, Hati Yesus Yang Maha Kudus Banjarmasin dulu pada perayaan Malam Paskah bulan April 2012 terdapat 1 penyimpangan, dimana orang-orang yang dibaptis pada malam itu diperbolehkan untuk mengambil Hosti dan mencelupkannya kedalam piala yang berisi anggur, melihat hal itu saya merasa sedih seakan-akan orang itu tidak sadar bahwa yang dipegang ditangannya itu adalah Kristus sendiri yang merendahkan diri dalam bentuk hosti yang kecil. Mari saya ajak anda untuk melihat dokumen Redeptionis sacramentum:
Hal ini melanggar aturan Gereja mengenai Ekaristi dalam dokumen Redemptionis Sacramentum 104: “Umat yang menyambut, tidak boleh diberi izin untuk sendiri mencelupkan Hosti ke dalam Piala; tidak boleh juga ia menerima Hosti yang sudah dicelupkan itu pada tangannya. Hosti yang dipergunakan untuk pencelupan itu harus dikerjakan dari bahan sah dan harus sudah dikonsekrir; untuk itu dilarang memakai roti yang belum dikonsekrir atau yang terbuat dari bahan lain.”
Perayaan Ekaristi adalah tempat pertemuan Allah dengan manusia,sekaligus untuk meredakan murka Allah yang begitu besar atas dosa-dosa manusia. Ekaristi pun menjadi tempat kita yang sejati untuk menyembah Allah Tritunggal. Liturgi untuk merayakan Kurban Kudus Misa adalah anugerah dari Allah yang diberikan kepada Gereja-Nya yang Satu,Kudus,Katolik dan Apostolik untuk diajarkan kepada kita bagaimana bertemu dengan Tuhan dari mata-kemata dan untuk meredakan kemarahannya. Setelah Perayaan Ekaristi tersebut, memang mereka tidak langsung murtad dan meninggalkan Gereja. Tetapi, seperti dikatakan oleh Kardinal Burke dan Kardinal Canizares bahwa, "Misa yang buruk melemahkan iman." Benih-benih kemurtadan akan muncul dan akan bertumbuh dan terus bertumbuh,Maka dari itu kita harus tau dimana misa yang benar dan misa yang salah
Saya sendiri dalam perayaan Ekaristi tidak berani menyentuh Hosti atau menerima komuni dengan tangan dan biasanya saya menerima komuni dengan disuapin. Saya merasa tidak layak untuk menerima tubuh Kristus karena dosa-dosa saya. Maka dari itu dalam artikel ini saya mengajak anak muda Katolik untuk bersama-sama menjaga dan mempertahankan Ritus Apostolik Gereja Katolik. Karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan mempertahankannya? Kita adalah anak muda Katolik, kita adalah bibit-bibit Gereja Katolik masa depan, kitalah yang memegang masa depan Gereja Katolik. Semua bergantung kepada kita sendiri pribadi lepas pribadi. Saya juga seorang kaum muda, dan syukur kepada Tuhan, saya semakin sadar pentingnya ketaatan dalam Perayaan Ekaristi. Veni Sancte Spiritus- Katolisitas Indonesia