Hampir 800 tahun lebih, setiap Paus yang terpilih memiliki lambang pribadinya sendiri yang menjadi simbol dari tahta kepausannya. Dulu hampir semua Paus memakai gambar Tiara untuk diletakkan pada lambang Kepausannya, namun kebiasaan itu mulai berubah sejak terpilihnya Paus Emeritus Benediktus XVI (2005-2013) yang mengganti gambar Tiara dengan sebuah Mitra.
Dan akhirnya
penerus Santo Petrus yang ke 266 yaitu Paus Fransiskus pun mengikuti jejak pendahulunya, Sri Paus Emeritus dengan tetap menggunakan gambar Mitra. Paus
Fransiskus telah memutuskan untuk tetap menggunakan bagian depan dari lambang
yang sejak lama beliau pilih sejak dari tabisannya sebagai uskup dan itu
merupakan simbol tegas akan sebuah kesederhanaan.
Didalam lambang ini terkandung beberapa makna yaitu:
Emblem Serikat Yesus (Yesuit): Emblem ini sengaja diletakkan oleh Bapa
Suci sebagai tanda bahwa beliau adalah anggota dari serikat Yesus atau yang
lebih familiar dengan sebutan serikat Yesuit. Di Emblem tersebut tergambar
sebuah matahari yang bersinar dengan monogram “IHS” atau Iesu Hominum Salvator yang artinya adalah nama
Yesus Kristus. Selain itu didalam matahari tersebut adapula sebuah Salib dan
tiga paku Kristus.
Sebuah Mitra dan sepasang kunci emas-perak: sepasang kunci emas
(Surga) – perak (dunia) ini menyimbolkan kekuasaan “mengikat dan melepas” yang
dimiliki oleh seorang Paus sebagai seorang Wakil Yesus Kristus dan Suksesor
Rasuliah Santo Petrus. 2 Kunci ini juga merujuk pada sabda Yesus yang tertuang
di Matius 16:18-19 yang berbunyi “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah
Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu dan alam maut
tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang
kauikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia
ini akan terlepas di Sorga”.
Sebuah Bintang dan Buah Spikenard: Bintang berdasarkan tradisi Heraldik
menggambarkan Bunda Maria yang merupakan Bunda Gereja dan Bunda setiap umat
beriman. Disisi kanan digambarkan Buah Spikenard (seperti anggur) yang
menyimbolkan Santo Yosef yang seringkali memegang buah seperti anggur
ditangannya, suami Maria dan pelindung Gereja Kristus yang Katolik.
Dengan menempatkan simbol-simbol ini di lambang
Kepausannya, Sri Paus ingin mengekspresikan pengabdian khusus kepada Santa
Perawan Maria dan Santo Yusuf.
Dengan semboyan
berbunyi: “Miserando atque Eligendo” yang artinya “Tuhan
telah berkenan mengasihi aku dan akhirnya memilih aku”. Bapa Suci terinspirasi
dari perkataan Santo Bede yang mengomentari kisah Injil tentang
panggilan St. Matius dengan menulis: “Vidit ergo lesus
publicanum et quia miserando atque eligendo vidit, ait illi Sequere me” (Yesus
melihat seorang penagih pajak dan saat Ia menatapnya dengan perasaan kasih dan
memilihnya, Ia berkata kepadanya: Ikutlah aku).
Homili ini merupakan
penghargaan kepada kemurahan Allah dan diulang dalam Ibadat Harian pada Pesta
Santo Matius. Memiliki makna tertentu dalam kehidupan dan
kenyataan spiritual Sri Paus, pada pesta Santo Matius tahun 1953, pemuda Jorge
Bergoglio mengalami pada usia 17 tahun, dengan cara yang sangat istimewa,
kehadiran penuh kasih Allah dalam hidupnya. Setelah mengaku dosa, ia
merasa hatinya tersentuh dan merasa turunnya Rahmat Allah, yang dengan mata
kasih yang lembut, ia dipanggil kepada hidup beriman, mengikuti teladan
Santo Ignatius Loyola.
Setelah dipilih sebagai uskup, Yang Mulia
Bapa Uskup Bergoglio, dalam kenangan akan peristiwa yang menandai awal
konsakrasi totalnya kepada Tuhan dalam GerejaNya, memutuskan untuk memilih,
sebagai motto dan cara hidup, pernyataan Santo Bede “miserando atque eligendo”
(Rendah Hati dan Terpilih) yang diinginkannya untuk diulang sebagai lambang
kepausan.
Cincin perak yang menggambarkan Santo Petrus, Cincin ini akan digunakan oleh bapa suci Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya. |
Referensi: Huffingtonpost dan sesawi
Dominus Illuminatio Mea!