Tidak sedikit orang bertanya-tanya, apakah
Misa Karismatik adalah istilah yang baku didalam Gereja Katolik. Didalam Gereja
Katolik sendiri, sungguh benar adanya bahwa Gerakan Pembaharuan Karismatik
merupakan gerakan yang resmi didalam Gereja Katolik, namun yang perlu digaris
bawahi disini adalah istilah “Karismatik” didalam Gereja Katolik adalah sebuah
GERAKAN dan bukanlah sebuah bentuk misa atau ritus dalam Perayaan Ekaristi.
Sehingga tidak pernah ada terminology “Misa Karismatik”, didalam Gereja Katolik. Ini bukanlah istilah resmi dan tidak pernah diakui Gereja. Gereja Universal menerima karunia ini, sebagai sebuah bentuk gerakan yang memberikan semangat pembaharuan. Sehingga Gereja tidak menerima gerakan ini, dalam artian sebagai sebuah bentuk Misa atau Ritus Liturgi yang baru.
Sehingga tidak pernah ada terminology “Misa Karismatik”, didalam Gereja Katolik. Ini bukanlah istilah resmi dan tidak pernah diakui Gereja. Gereja Universal menerima karunia ini, sebagai sebuah bentuk gerakan yang memberikan semangat pembaharuan. Sehingga Gereja tidak menerima gerakan ini, dalam artian sebagai sebuah bentuk Misa atau Ritus Liturgi yang baru.
Karismatik begitu
identik dengan tepuk tangan saat bernyanyi, lagu rohani populer. Namun
ironisnya keidentikan gerakan Karismatik ini malah dimuat didalam Misa kudus
yang identik dengan keheningan. Sekarang timbul pertanyaan mengapa panitia
gerakan ini malah memasukkan unsur-unsur tersebut kedalam Perayaan Misa kudus,
apakah Liturgi Gereja itu kurang bersemangat, membuat ngantuk dan itu-itu saja?
Inilah sisi negatif dari gerakan ini dimana unsur tersebut entah secara sengaja
maupun tidak dimasukkan kedalam Perayaan Ekaristi.
Disinilah peranan Uskup
dan Imam diperlukan, tanggung jawab untuk menegaskan karisma-karisma terletak
pada hirarki Gereja. Pembaharuan ada dibawah bimbingan pastoral Uskup setempat
di dalam suatu Keuskupan. Seorang Uskup apabila perlu, akan memberikan
pedoman-pedoman atau mengabulkan statuta-statuta agar sebuah gerakan (contohnya
gerakan Karismatik) dapat menjalankan misinya didalam Gereja dengan
berlandaskan izin dari Uskup setempat.
Paus Yohanes Paulus II
mendorong para Uskup dan para imam untuk terbuka terhadap pembaruan, untuk
menanggapi secara positif akan permintaan pelayanan sakramental dan untuk
memelihara pembaruan didalam kehidupan arus utama kehidupan Gereja. Disini kita
sungguh-sungguh bisa melihat, betapa luar biasanya kasih Allah bagi Gereja yang
didirikanNya sendiri, ia mengkaruniakan gerakan ini kepada GerejaNya agar
Gereja semakin dipenuhi oleh Roh Kudus. Untuk menjadi garam dan terang bagi
dunia.
Gereja seperti yang
diamanatkan oleh Paus Yohanes XXIII harus bersifat seperti sebuah jendela
dimana orang-orang yang sedang mencari Allah yang sejati dapat memandang Gereja
Katolik sebagai satu-satunya Gereja yang Allah dirikan didunia dan mampu
merasakan keselamatan yang Allah berikan bagi GerejaNya dan sekaligus
orang-orang didalam mampu melihat dunia, menjadi berkat bagi sesama dan dunia.
Gereja telah mencapai usia lebih dari 2000 tahun, Gereja Katolik dimasa kini harus bersifat dinamis, dimana Gereja harus terbuka terhadap pembaharuan. Disini kita melihat berkat dari Konsili Vatikan II atas reformasi Liturgi. Namun kedinamisan Gereja tidak bisa kita gunakan semena-mena untuk memenuhi selera kita terhadap Liturgi Gereja contohnya memasukkan unsur-unsur lagu rohani populer, tepuk tangan gara-gara misa tersebut di atur oleh Badan Pelayanan Karismatik kedalam Perayaan Misa Kudus. Ini keliru namanya.
Gereja telah mencapai usia lebih dari 2000 tahun, Gereja Katolik dimasa kini harus bersifat dinamis, dimana Gereja harus terbuka terhadap pembaharuan. Disini kita melihat berkat dari Konsili Vatikan II atas reformasi Liturgi. Namun kedinamisan Gereja tidak bisa kita gunakan semena-mena untuk memenuhi selera kita terhadap Liturgi Gereja contohnya memasukkan unsur-unsur lagu rohani populer, tepuk tangan gara-gara misa tersebut di atur oleh Badan Pelayanan Karismatik kedalam Perayaan Misa Kudus. Ini keliru namanya.
Tidak harus kita membangga-banggakan
gerakan Karismatik. Gereja Katolik sudah terlalu kaya jauh sebelum gerakan ini
muncul, dengan berbagai ritus didalamnya. Inilah yang perlu kita banggakan dari
Gereja Katolik. Ritus Barat dan Timur, inilah lambang keagungan Gereja Katolik
sebagai Gereja Universal.
Sehingga kesimpulannya
cukup sederhana, tidak pernah ada yang
namanya “Misa Karismatik” didalam Gereja Katolik. Dan satu hal lagi,
Gerakan ini digolongkan sebagai Gerakan Gerejani oleh Dewan Kepausan bagi kaum
awam, sehingga gerakan ini tidak dikaruniai, lindungan kuasa Infabillitas oleh
Gereja sehingga apabila gerakan ini dikemudian hari, bisa memberikan dampak
buruk maupun bisa pula melenceng dari Hukum Gereja. Maka ada kemungkinan
gerakan ini bisa distop oleh Gereja.
Lihat juga: Penjelasan terhadap Gerakan Karismatik
Lihat juga: Penjelasan terhadap Gerakan Karismatik
Dominus illuminatio mea!