"Misa itu membosankan." "Saya tidak
mendapatkan apa-apa dari Misa Kudus - mengapa saya harus menghadarinya?"
"Mengapa saya tidak berdoa secara sendirian saja?" Ini adalah
ungkapan perasaan yang terkesan begitu familiar, terutama di kalangan orang
muda, tetapi di antara banyak orang dewasa juga. Sekarang, bagaimana cara kita
menanggapinya?
"Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku." (Lukas:
22:19)~ + Tuhan Yesus +
"Jika Anda benar-benar merenungkan siapa diri
anda, siapa Allah itu, dan seberapa banyak rasa ungkapan terima kasih anda kepadaNya,
anda harus menghadiri Misa kudus. Misa kudus akan menjadi sumber dan pusat hidup
spiritualitas hidup Anda." ~ James Stenson
Ini adalah ungkapan perasaan yang terkesan sudah
membumi di masyarakat umum, terutama di kalangan banyak orang muda, tetapi di
antara banyak orang dewasa juga. Uskup Agung Fulton J.Sheen, ketika memberikan
sebuah retret bagi kalangan remaja, sekali waktu ia pernah menjelaskan makna
yang dalam dari Misa kudus. Dia berkata, "Jika anda tidak mendapatkan sesuatupun
dari Misa kudus, itu karena Anda tidak mempunyai hati yang merindukannya.
"Misa itu bukanlah sebuah bentuk entertaiment, katanya. Ini adalah
kesempatan besar bagi kita, untuk menyembah Allah yang menciptakan kita dan
menyelamatkan kita. Di kesempatan ini pula, kita bisa meluangkan waktu untuk
memuji Allah dan berterima kasih kepada-Nya, atas segala sesuatu yang telah Ia
perbuat bagi kita.
Jika kita memiliki pemahaman yang benar Misa, Uskup
Sheen mengatakan, itu akan menjadi lebih bermakna bagi kita. Kami akan ingin
pergi ke Misa Kami akan memahami mengapa Misa adalah karunia Allah yang
berharga kepada kami, dan kami tidak akan berpikir untuk menolak hadiah itu.
Berikut adalah delapan alasan untuk menghadiri Misa kudus:
1. Perintah Allah
Perintah Ketiga dari Sepuluh Perintah, yang Allah berikan kepada Musa "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat"
(Keluaran 20:8).
2. Perintah Kristus
Mengapa kita harus menguduskan hari Sabat dengan menghadiri
Misa? Misa dilambangkan sebagai Perjamuan Terakhir, sesaat sebelum Yesus
disalibkan. Perjamuan Terakhir adalah Misa yang pertama dalam sejarah.
Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya... Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku. (Lukas 22:14,19).
Ketika kita merayakan Misa kudus, kita mengenang
Perjamuan Terakhir, seperti yang diamanatkan Yesus bagi kita untuk dilakukan.
Dalam melakukan hal ini, kita mengenang dan melihat kembali kasih Allah yang
begitu besar terhadap kita di kayu Salib, mengampuni dosa-dosa kita sehingga
apabila kita mengikuti apa yang diperintahkanNya, kita akan bersama Ia kelak dalam
Kerajaan Surga.
3. Perintah Gereja
Gereja mengajarkan bahwa kita harus menaati perintah
Yesus ("Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku") dengan menghadiri
Misa Minggu (atau Misa Vigil malam sebelumnya). Katekismus Gereja Katolik
(1994, hlm 493-94) menjelaskan bahwa dengan menghadiri Misa pada hari Minggu
dan pada Hari Raya adalah sebuah kewajiban yang utama dari lima Perintah
Gereja. Perintah Gereja juga mengharuskan kita, sekurang-kurangnya menyambut
Komuni setidaknya sekali setahun selama masa Paskah, mengaku dosa sebagai
persiapan untuk Komuni, dan mengamati hari-hari yang ditentukan sebagai hari
puasa dan pantang. Perintah ini menguraikan tanggung jawab yang minimal sebagai
seorang Katolik. Apabila kita gagal untuk memenuhi kelima Perintah ini, akibat
dari kesalahan kita sendiri, Gereja mengajarkan, bahwa ini adalah dosa yang
serius.
4. Otoritas Yesus didalam Gereja
Mengapa kita harus mematuhi ajaran-ajaran Gereja? Darimana
Gereja mendapatkan Otoritas tersebut? Dari Yesus. Dalam Matius 16:18-19, Yesus
memilih Petrus sebagai Pemimpin Gereja-Nya - Paus pertama. Dia memberikan
kepada Petrus dan Gereja "Kunci Kerajaan Surga": Dan
Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan GerejaKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan
Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di
sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Otoritas Gereja dalam iman dan moral adalah mutlak
karena otoritas Kristus adalah mutlak.
5. Apa yang kita lakukan dalam Misa?
Misa kudus pertama-tama adalah segala pengorbanan, pengorbanan yang sempurna, yang diberikan oleh Yesus. Melalui imam, kita
mempersembahkan Tubuh dan Darah Yesus, seperti Yesus yang mempersembahkan
diri-Nya kepada Bapa di kayu Salib. Dalam cara yang unbloody, kita mengenang
dan menghadirkan kembali, wafat dan kebangkitan Kristus. Melalui peringatan
ini, kita mempunyai kesempatan besar untuk memuji Allah, menangisi dosa-dosa
kita, dan menghaturkan segala pujian syukur terima kasih kepada Allah Bapa.
Disamping itu Misa kudus juga adalah sebuah santapan. Pada saat Konsekrasi,
roti dan anggur, melalui daya kuat kuasa Roh Kudus, menjadi Tubuh dan Darah
Kristus. Ini bukanlah simbol belaka,
tetapi Tubuh dan Darah Kristus yang nyata dalam rupa roti dan anggur. Ketika
kita menyambut Komuni Kudus, kita menyambut Kristus sendiri kedalam hati kita.
Dia adalah santapan yang manis bagi jiwa kita. "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan
minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku,
ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku
adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yohanes 6:53-56)
Apa manfaat dari Komuni Kudus? Ini
memperkuat persatuan kita dengan Yesus, Dia tinggal dalam diri kita dengan cara
yang amat khusus. Ini membersihkan kita dari dosa-dosa ringan. (Dosa berat
membutuhkan pengampunan dari Sakramen Tobat.) Ini memberi kita sebuah kekuatan
sekaligus karunia untuk membenci dosa dikemudian hari. Dengan menyambut Komuni
kudus pula, kita dipersatukan untuk mempererat persatuan cinta kasih antara
Allah dengan sesama kita.
6. Mengapa kita harus menyembah Allah bersama dengan orang lain?
Tuhan Allah menciptakan kita sebagai makhluk sosial.
Dia ingin kita datang bersama-sama sehati sejiwa untuk menyembah Dia. Yesus
berkata, "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ
Aku ada ditengah-tengah mereka" (Matius 18:20).
7. Apa akibatnya bagi orang lain jika kita berhenti
datang kedalam Misa kudus?
James Stenson menunjukkan:
"Nenek moyang kita menanggung beban penganiayaan, bahkan ancaman kematian, untuk dapat ambil bagian dalam Misa. Apabila anda memiliki anak suatu hari nanti, mereka akan membutuhkan rahmat dan kekuatan yang berasal dari Misa kudus. Dan jika Anda gagal untuk mewartakannya karena ketidakpedulian Anda sendiri, anda telah melakukan sebuah tindakan ketidakadilan yang parah kepada mereka dan kepada Allah. Anda memiliki kemampuan untuk memadamkan satu generasi Iman yang telah menghidupi keluarga Anda selama beberapa generasi. Ini adalah sebuah tanggung jawab yang besar. Dan anda harus mempertanggungjawabkan semua itu kepada Allah, kelak suatu hari nanti."
"Nenek moyang kita menanggung beban penganiayaan, bahkan ancaman kematian, untuk dapat ambil bagian dalam Misa. Apabila anda memiliki anak suatu hari nanti, mereka akan membutuhkan rahmat dan kekuatan yang berasal dari Misa kudus. Dan jika Anda gagal untuk mewartakannya karena ketidakpedulian Anda sendiri, anda telah melakukan sebuah tindakan ketidakadilan yang parah kepada mereka dan kepada Allah. Anda memiliki kemampuan untuk memadamkan satu generasi Iman yang telah menghidupi keluarga Anda selama beberapa generasi. Ini adalah sebuah tanggung jawab yang besar. Dan anda harus mempertanggungjawabkan semua itu kepada Allah, kelak suatu hari nanti."
8. Manfaat Misa
Jika kita memberikan Allah sebuah kesempatan, Dia
akan membantu kita untuk mengalami sebuah saat yang luar biasa dari Misa dan
Ekaristi.
James Stenson menulis: "Bersabarlah untuk membawa
sikap doa dan syukur kedalam Misa, dan anda akan menuai kekayaan rohani yang
besar: penghiburan, pengharapan, kedamaian, kebahagiaan yang mendalam, dan
kekuatan rohani untuk menghadapi tantangan kehidupan."
Ibu Teresa pernah menulis: "Yesus adalah
Allahku, Yesus adalah pendamping hidupku, Yesus adalah hidupku, Yesus adalah segalanya
bagiku. Dan karena saya memiliki Yesus, saya tidak pernah takut.” Ibu Teresa menghadiri
Misa setiap hari. Jika kita mencintai Misa kudus seperti yang dia lakukan, kita
akan hidup didalam Yesus dan Ia didalam hidup kita, dan kita tidak akan pernah
takut.
Diterjemahkan oleh Katolisitas Indonesia dari situs Catholiceducation.org