0 komentar

8 Alasan Menghadiri Misa Kudus

"Misa itu membosankan." "Saya tidak mendapatkan apa-apa dari Misa Kudus - mengapa saya harus menghadarinya?" "Mengapa saya tidak berdoa secara sendirian saja?" Ini adalah ungkapan perasaan yang terkesan begitu familiar, terutama di kalangan orang muda, tetapi di antara banyak orang dewasa juga. Sekarang, bagaimana cara kita menanggapinya?

"Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku." (Lukas: 22:19)~ + Tuhan Yesus +

Adorasi Ekaristi bersama Paus Benediktus XVI di Basilika St. Petrus
"Jika Anda benar-benar merenungkan siapa diri anda, siapa Allah itu, dan seberapa banyak rasa ungkapan terima kasih anda kepadaNya, anda harus menghadiri Misa kudus. Misa kudus akan menjadi sumber dan pusat hidup spiritualitas hidup Anda." ~ James Stenson

Ini adalah ungkapan perasaan yang terkesan sudah membumi di masyarakat umum, terutama di kalangan banyak orang muda, tetapi di antara banyak orang dewasa juga. Uskup Agung Fulton J.Sheen, ketika memberikan sebuah retret bagi kalangan remaja, sekali waktu ia pernah menjelaskan makna yang dalam dari Misa kudus. Dia berkata, "Jika anda tidak mendapatkan sesuatupun dari Misa kudus, itu karena Anda tidak mempunyai hati yang merindukannya. "Misa itu bukanlah sebuah bentuk entertaiment, katanya. Ini adalah kesempatan besar bagi kita, untuk menyembah Allah yang menciptakan kita dan menyelamatkan kita. Di kesempatan ini pula, kita bisa meluangkan waktu untuk memuji Allah dan berterima kasih kepada-Nya, atas segala sesuatu yang telah Ia perbuat bagi kita.

Jika kita memiliki pemahaman yang benar Misa, Uskup Sheen mengatakan, itu akan menjadi lebih bermakna bagi kita. Kami akan ingin pergi ke Misa Kami akan memahami mengapa Misa adalah karunia Allah yang berharga kepada kami, dan kami tidak akan berpikir untuk menolak hadiah itu. Berikut adalah delapan alasan untuk menghadiri Misa kudus:

1. Perintah Allah
Perintah Ketiga dari Sepuluh Perintah, yang Allah berikan kepada Musa "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat" (Keluaran 20:8).

2. Perintah Kristus
Mengapa kita harus menguduskan hari Sabat dengan menghadiri Misa? Misa dilambangkan sebagai Perjamuan Terakhir, sesaat sebelum Yesus disalibkan. Perjamuan Terakhir adalah Misa yang pertama dalam sejarah.

Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya... Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku. (Lukas 22:14,19).

Ketika kita merayakan Misa kudus, kita mengenang Perjamuan Terakhir, seperti yang diamanatkan Yesus bagi kita untuk dilakukan. Dalam melakukan hal ini, kita mengenang dan melihat kembali kasih Allah yang begitu besar terhadap kita di kayu Salib, mengampuni dosa-dosa kita sehingga apabila kita mengikuti apa yang diperintahkanNya, kita akan bersama Ia kelak dalam Kerajaan Surga.

3. Perintah Gereja
Gereja mengajarkan bahwa kita harus menaati perintah Yesus ("Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku") dengan menghadiri Misa Minggu (atau Misa Vigil malam sebelumnya). Katekismus Gereja Katolik (1994, hlm 493-94) menjelaskan bahwa dengan menghadiri Misa pada hari Minggu dan pada Hari Raya adalah sebuah kewajiban yang utama dari lima Perintah Gereja. Perintah Gereja juga mengharuskan kita, sekurang-kurangnya menyambut Komuni setidaknya sekali setahun selama masa Paskah, mengaku dosa sebagai persiapan untuk Komuni, dan mengamati hari-hari yang ditentukan sebagai hari puasa dan pantang. Perintah ini menguraikan tanggung jawab yang minimal sebagai seorang Katolik. Apabila kita gagal untuk memenuhi kelima Perintah ini, akibat dari kesalahan kita sendiri, Gereja mengajarkan, bahwa ini adalah dosa yang serius.

4. Otoritas Yesus didalam Gereja
Mengapa kita harus mematuhi ajaran-ajaran Gereja? Darimana Gereja mendapatkan Otoritas tersebut? Dari Yesus. Dalam Matius 16:18-19, Yesus memilih Petrus sebagai Pemimpin Gereja-Nya - Paus pertama. Dia memberikan kepada Petrus dan Gereja "Kunci Kerajaan Surga": Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Otoritas Gereja dalam iman dan moral adalah mutlak karena otoritas Kristus adalah mutlak.

5. Apa yang kita lakukan dalam Misa?
Misa kudus pertama-tama adalah segala pengorbanan, pengorbanan yang sempurna, yang diberikan oleh Yesus. Melalui imam, kita mempersembahkan Tubuh dan Darah Yesus, seperti Yesus yang mempersembahkan diri-Nya kepada Bapa di kayu Salib. Dalam cara yang unbloody, kita mengenang dan menghadirkan kembali, wafat dan kebangkitan Kristus. Melalui peringatan ini, kita mempunyai kesempatan besar untuk memuji Allah, menangisi dosa-dosa kita, dan menghaturkan segala pujian syukur terima kasih kepada Allah Bapa.

Disamping itu Misa kudus juga adalah sebuah santapan. Pada saat Konsekrasi, roti dan anggur, melalui daya kuat kuasa Roh Kudus, menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Ini bukanlah simbol belaka, tetapi Tubuh dan Darah Kristus yang nyata dalam rupa roti dan anggur. Ketika kita menyambut Komuni Kudus, kita menyambut Kristus sendiri kedalam hati kita. Dia adalah santapan yang manis bagi jiwa kita. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya,  kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yohanes 6:53-56)

Apa manfaat dari Komuni Kudus? Ini memperkuat persatuan kita dengan Yesus, Dia tinggal dalam diri kita dengan cara yang amat khusus. Ini membersihkan kita dari dosa-dosa ringan. (Dosa berat membutuhkan pengampunan dari Sakramen Tobat.) Ini memberi kita sebuah kekuatan sekaligus karunia untuk membenci dosa dikemudian hari. Dengan menyambut Komuni kudus pula, kita dipersatukan untuk mempererat persatuan cinta kasih antara Allah dengan sesama kita.
Misa Latin Tradisional
6. Mengapa kita harus menyembah Allah bersama dengan orang lain?
Tuhan Allah menciptakan kita sebagai makhluk sosial. Dia ingin kita datang bersama-sama sehati sejiwa untuk menyembah Dia. Yesus berkata, "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada ditengah-tengah mereka" (Matius 18:20).

7. Apa akibatnya bagi orang lain jika kita berhenti datang kedalam Misa kudus?
James Stenson menunjukkan:

"Nenek moyang kita menanggung beban penganiayaan, bahkan ancaman kematian, untuk dapat ambil bagian dalam Misa. Apabila anda memiliki anak suatu hari nanti, mereka akan membutuhkan rahmat dan kekuatan yang berasal dari Misa kudus. Dan jika Anda gagal untuk mewartakannya karena ketidakpedulian Anda sendiri, anda telah melakukan sebuah tindakan ketidakadilan yang parah kepada mereka dan kepada Allah. Anda memiliki kemampuan untuk memadamkan satu generasi Iman yang telah menghidupi keluarga Anda selama beberapa generasi. Ini adalah sebuah tanggung jawab yang besar. Dan anda harus mempertanggungjawabkan semua itu kepada Allah, kelak suatu hari nanti."


8. Manfaat Misa
Jika kita memberikan Allah sebuah kesempatan, Dia akan membantu kita untuk mengalami sebuah saat yang luar biasa dari Misa dan Ekaristi.

James Stenson menulis: "Bersabarlah untuk membawa sikap doa dan syukur kedalam Misa, dan anda akan menuai kekayaan rohani yang besar: penghiburan, pengharapan, kedamaian, kebahagiaan yang mendalam, dan kekuatan rohani untuk menghadapi tantangan kehidupan."

Ibu Teresa pernah menulis: "Yesus adalah Allahku, Yesus adalah pendamping hidupku, Yesus adalah hidupku, Yesus adalah segalanya bagiku. Dan karena saya memiliki Yesus, saya tidak pernah takut.” Ibu Teresa menghadiri Misa setiap hari. Jika kita mencintai Misa kudus seperti yang dia lakukan, kita akan hidup didalam Yesus dan Ia didalam hidup kita, dan kita tidak akan pernah takut.

Diterjemahkan oleh Katolisitas Indonesia dari situs Catholiceducation.org
 
Toggle Footer
Top