Sebuah novel dengan judul "Pope Joan" |
Pertanyaan seperti ini memang jarang dirujukkan oleh
para non-katolik kepada umat Katolik. Saya sendiri tidak
pernah mendengar ada seorang dari 266 Penerus Tahkta St. Petrus yang berjenis
kelamin wanita dan bernama Joan. Awalnya saya mengetahui berita ini dari
seorang teman saya yang juga seorang Katolik yang menanyakan apakah betul ada
seorang paus yang bernama “Joan”. Pertanyaan ini sendiri sudah sangat lama
namun begitu membekas didalam pikiran saya, lalu saya mulai mencari-cari fakta
yang ada terhadap isu adanya seorang Paus yang berjenis kelamin wanita. Mulai
dari membaca daftar Paus Gereja Katolik (anda dapat menemukan daftarnya dengan mengklik link ini) hingga mencari-cari di situs populer
Katolik didunia maya.
Disini saya menyatakan
bahwa tidak pernah ada didalam Gereja Katolik seorang Paus yang bernama Joan
dan berjenis kelamin wanita. Mengapa? Sungguh menarik untuk dilihat. Saya memiliki
1 alasan mengapa saya menyampaikan argumen ini.
Alasan tersebut adalah didalam legenda palsu tidak didasari oleh fakta yang jelas dan memadai tak ada satupun fakta dan
tanggal yang jelas. Menurut cerita tersebut yang mulai sekitar abad ke13 ada
seorang wanita yang pandai yang menyamar menjadi lelaki dan memulai kariernya
menjadi seorang juru tulis dan dengan
berjalannya waktu Ia mulai memperoleh tempat yang tinggi dalam kehidupan
Gerejani hingga menjabat menjadi kardinal dan akhirnya menjadi seorang Paus.
Hingga seiring berjalannya waktu penyamaran wanita ini mulai terungkap ketika
Ia melahirkan seorang bayi ketika menaiki seekor kuda dan dalam arak-arakan ke
Basilika Santo Petrus dan Lateran lalu sejumlah massa yang melihat hal tersebut
menariknya turun dan melempari Ia batu sampai mati sekarat.
Saya sendiri
bingung mengapa legenda palsu ini terus bertahan hingga abad ke 20 saat ini.
Sekelompok orang mungkin menggunakan legenda ini mungkin menggunakan legenda
ini sebagai dasar bahwa seorang wanita tidak bisa menjadi seorang imam,
sementara orang lain menggunakan legenda palsu ini sebagai hal untuk menegaskan
bahwa wanita mesti diperhitungkan kecerdasannya dan kepandaiannya dalam
memecahkan suatu masalah.
Legenda ini dulunya pada abad ke-16 menjadi legenda
yang cukup populer dalam perdebatan antara apologet Katolik dengan apologet
Protestan dan ironisnya malah seorang protestan dari bangsa Prancislah membuktikan bahwa legenda itu palsu! Sungguh memalukan sekali, mereka yang
menyerang malah mereka yang tahu bahwa serangan mereka itu tidak ada
apa-apanya, seperti seseorang yang membawa tank kelas berat di tengah perang
tapi tidak memiliki peluru.
Semoga bermanfaat
Dominus Illuminatio Mea