Perayaan ini ditetapkan oleh Paus Pius XI tahun 1925
pada setiap hari Minggu terakhir bulan
Oktober, menjelas pesta segala orang kudus. Maksud utama perayaan ini sangat
spiritual-pedagogis seperti terungkap melalui ensikliknya “Quas Primas”. Beliau sengaja menantang Atheisme dan Sekularisme di
zamannya dengan menampilkan Kristus sebagai yang lebih tinggi dan lebih
berkuasa daripada segala kekuatan dunia.
Sejak tahun 1970 perayaan ini mengalami perubahan penekanan: Kristus lebih bercorak kosmis dan eskatologis. Oleh karena itu, penempatan tanggalnya pun berubah: bukan lagi pada hari Minggu terakhir bulan Oktober, tetapi pada hari Minggu Biasa XXXIII/ XXXIV, menjelang Hari Minggu I Adventus. Jadi, jelas pula sebagai penutup tahun liturgi Gereja. Kristus adalah Alfa dan Omega.
Sejak tahun 1970 perayaan ini mengalami perubahan penekanan: Kristus lebih bercorak kosmis dan eskatologis. Oleh karena itu, penempatan tanggalnya pun berubah: bukan lagi pada hari Minggu terakhir bulan Oktober, tetapi pada hari Minggu Biasa XXXIII/ XXXIV, menjelang Hari Minggu I Adventus. Jadi, jelas pula sebagai penutup tahun liturgi Gereja. Kristus adalah Alfa dan Omega.
Injil Tahun A (Mat 25:31-46): mewartakan kabar
kedatangan Putra Manusia dengan kemuliaan untuk mengadili manusia dengan penuh
kasih pada akhir zaman. Dimensi kosmis-eskatologis tampak jelas disini. Sedangkan
Injil Tahun B (Yoh 18:33b-37) tentang Kristus di hadapan Pilatus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.” Tampak
dimensi pengalaman mistik umat beriman. Tahun C (Luk 22:35-43): bahwa Kristus
yang tersalib adalah Raja bangsa Yahudi. Dimesi penderitaan Kristus sampai
wafat-Nya di kayu salib menampakkan sekaligus urapan imamat Sang Raja yang
mengurbankan diri sebagai santapan keselamatan abadi.
Prefasi tetap berasal dari susunan tahun 1925, Kristus adalah Imam abadi dan Raja alam semesta, yang akan mempersembahkan segalanya kepada Bapa-nya: “Kerajaan abadi dan universal yakni: Kerajaan Kebenaran dan Kehidupan; Kekudusan dan Rahmat, Keadilan, Cinta Kasih dan Kedamaian.”
Prefasi tetap berasal dari susunan tahun 1925, Kristus adalah Imam abadi dan Raja alam semesta, yang akan mempersembahkan segalanya kepada Bapa-nya: “Kerajaan abadi dan universal yakni: Kerajaan Kebenaran dan Kehidupan; Kekudusan dan Rahmat, Keadilan, Cinta Kasih dan Kedamaian.”
Ibadat Harian memuat dua madah yang disusun oleh imam Yesuit, berasal dari tahun 1925 juga. Ibadat Bacaan menyajikan renungan Origenes tentang Kerajaan Allah dalam Kristus yang tinggal didalam diri kita. Disadur oleh Katolisitas Indonesia dari buku Memaknai Perayaan Liturgi karya RP. Bosco Da Cunha O. Carm.