Bunda Maria Menampakkan Diri? Itu Penampakan Setan!


Setiap umat Katolik pasti seringkali mendengar tuduhan yang keliru, baik dari saudara-i kita Protestan atau agama non-Kristen lainnya. Namun didalam artikel ini, terkhususnya saya hanya akan membahas tuduhan dari gereja Orthodox Rusia diluar Rusia (ROCOR) terhadap Gereja Katolik. Tuduhan tersebut mengganggap bahwa penampakan Santa Maria di berbagai tempat ziarah Gereja Katolik adalah penampakan setan. (anda dapat menemukan tuduhan dari saudara-i kita yang telah memisahkan diri ini, disini).

Tuduhan yang menjadi kata kunci mereka dalam menyerang Gereja Katolik adalah karena Iblis dapat menyamar menjadi malaikat terang “Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka”(2 Korintus 11 :14-15 ).

Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa ada atau tidaknya roh jahat dalam suatu peristiwa atau kejadian dapat diuji dari buah-buahnya (1 Yoh 4:1). Maka, jika penampakan Maria adalah penampakan setan, satu pertanyaan yang harus diajukan adalah "mengapa banyak umat Katolik yang semakin hari semakin memuliakan Allah dan mencintai Maria?" Setan tentu saja tidak menyukai hal itu. Ia tidak menghendaki kita semakin mendekatkan diri kepada Allah. Percayalah bahwa apabila setan tidak bodoh untuk melakukan hal konyol seperti itu. Pada peristiwa kejatuhan Lucifer, kita dapat menyaksikan bahwa kesombongan telah mempengaruhi hati Lucifer, sehingga ia menganggap dirinya lebih tinggi dari Allah, dengan hendak menduduki Takhta Allah hendak menyamai Ia Yang Maha Tinggi (Yes 14:12-15) padahal Ia hanya ciptaan tidak setara dengan kuasa Allah.

Akhirnya ia diusir dari surga dan jatuh kebumi. Namun iblis tidak kehabisan akal, ia memerangi kita manusia, keturunan Adam dan Hawa dan ketika kita manusia jatuh dalam dosa, bersoraklah iblis karena telah memperdayai manusia, sehingga manusia kehilangan citra kemuliaan Allah didalam dirinya. Namun Allah yang mengasihi manusia mengutus Putra-Nya agar kita menang dihadapan Lucifer.

Namun, karena iblis tidak mengetahui rencana penyelamatan manusia, ia bersorak kembali karena telah membunuh Putra Allah, namun iblis salah besar Kristus bangkit. Singkat kata si Iblis kembali memerangi Gereja Allah, Gereja yang didirikan diatas Sang Petrus, Gereja Katolik. Dengan berbagai macam cara tentunya. Pada peristiwa penampakan setan dalam wujud Bunda Maria dan Yesus di Naju, Korea Selatan. Gereja Katolik secara tegas menolak peristiwa tersebut, sebagai peristiwa yang datang dari Allah. Namun karena kesombongan dari Yulia Kim yang disebut-sebut mengalami kejadian seperti tubuhnya mencucurkan darah (luka-luka ini berasal dari iblis), dengan menolak mengikuti deklarasi ordinaris dan petunjuk pastoral.

Dari sini dapat disimpulkan, siapa sutradara dibalik layar dari peristiwa ini. Hal-hal yang baik yang menghasilkan buah-buah roh tentu saja tidak mungkin berasal dari Lucifer. Maka segala sesuatu harus diuji dari buahnya. Yesus sendiri bersabda “Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik… Jadi, dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (Luk 6:43). Gereja Katolik sendiri tidak pernah sembarangan menyatakan segala sesuatu itu sebagai mukjizat yang berasal dari Allah namun juga bisa berasal dari Lucifer. Jadi tidak mungkin kan ketika kita menanam satu biji anggur lalu tumbuh menjadi pohon durian?

Info:
Link “disini” yang saya taruh diartikel ini sudah tidak dapat diakses lagi karena dari pihak Facebook mengatakan bahwa “Halaman yang Anda minta tidak dapat ditampilkan saat ini. Mungkin untuk sementara tidak tersedia, tautan yang Anda klik mungkin sudah kedaluwarsa, atau Anda mungkin tidak mendapat izin untuk melihat halaman ini. Link itu sebenarnya akan mengarahkan anda kepada notes page “Persatuan Gereja Orthodox Indonesia” yang berjudul “ Seruan Siapakah Ini Akulah Maria Yang Dikandung Tanpa Noda Dosa” Saya tidak mengetahui, mengapa pihak gereja ROCOR di Indonesia telah berbuat suatu hal yang miris dengan menghapus artikel tersebut.

Dominus illuminatio mea!

5 Kesalahpahaman Orang Terhadap Paus Roma


1.Beberapa orang berpendapat bahwa Paus tidak dapat berbuat salah
Tentu saja pernyataan seperti ini salah total. Paus adalah manusia, seperti semua orang tidak sempurna pengetahuannya dan punya keterbatasan manusiawi. Dalam hidup sehari-hari Paus tentu saja dapat melakukan kesalahan misalkan saja dalam menghitung, menghafal atau berbagai macam hal lainnya. Didalam Gereja Katolik dikenal istilah Infabilitas Paus. Infallibilitas Paus adalah ketidakdapatan sesat seorang Paus Roma berdasarkan tugas beliau selaku gembala segenap umat beriman serta yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam iman (lih. Luk 22:32); dan menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif. Infallibilitas sendiri tidak hanya dimiliki oleh Paus sendiri. Sebenarnya, infallibilitas juga dimiliki oleh Magisterium Gereja Katolik, yaitu Paus bersama Para Uskup yang bersatu dengan Paus, ketika mengajarkan secara otentik ajaran Iman dan Moral.

Kristus memberikan kepada Petrus dan Para Rasul kuasa“mengikat dan melepaskan” dan dari sinilah karunia Infabilitas dianugerahkan. Kristus sendiri berkata kepada St. Petrus  bahwa :
Mat 16:19 “Kepadamu Petrus akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Mat 18:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 

Infallibilitas Paus dalam Kitab Suci dan Pengajaran Bapa Gereja

Infallibilitas adalah dogma yang telah hadir dalam Kitab Suci dan Gereja perdana. Kita bisa melihatnya dalam beberapa kutipan yang ada didalam Alkitab

Didalam Yohanes 21:15-17 dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa Kristus menyerahi mandat penggembalaan pertama-tama kepada Petrus. Dan tentu saja Sang wakil Kristus ini haruslah dikaruniai karisma Infallibilitas sebagai senjata untuk mengusir serigala yang mengancam domba-domba Kristus. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa Petrus Sang Wakil Kristus memang memiliki karunia infallibilitas tersebut.

Lukas 22: 31-32 – Yesus juga berdoa supaya Iman Petrus tidak dapat gugur dan meminta Petrus menjadi seorang yang meneguhkan Para Rasul lain – “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau , supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau Petrus, jikalau engkau Petrus sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

Untuk menguatkan iman saudara-saudaranya, tentunya Petrus haruslah memiliki karunia infallibilitas dan karunia itu juga diwariskan kepada para pengganti Petrus (Paus) melalui suksesi apostolik.

Mat 16:18 “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”
Jikalau Sang Batu Karang mengajarkan kesesatan (yang berarti alam maut telah menguasai Gereja), maka pernyataan Yesus di atas adalah kebohongan semata. Tapi, apakah Kristus berbohong? Tentu tidak. Untuk menepati janji-Nya, Ia menganugerahkan infallibilitas sebagai senjata untuk mengalahkan alam maut.
  
Konsili Vatikan I dan II Mengenai Infallibilitas Paus

Didalam Konsili Vatikan II ditegaskan bahwa sebuah dogma yang ditetapkan oleh Paus akan dilindungi oleh karunia Infabilitas apabila 3 syarat dibawah ini terpenuhi seluruhnya:

1. Paus harus berbicara dari Takhta St. Petrus (ex-Cathedra) dalam kapasitas beliau sebagai seorang pengganti Petrus

2. Keputusan Paus harus mengikat Gereja secara keseluruhan.


3. Keputusan tersebut harus mengenai ajaran Iman dan moral.
Infallibilitas menjadi anugerah secara khusus bagi Paus sebagai Gembala umat beriman Katolik diseluruh dunia (Mat 16:17-19 ; Joh 21:15-17). Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium art. 25 secara tegas berbicara mengenai infallibilitas Paus.
“Ciri tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di Roma, Kepala Dewan para Uskup, berdasarkan tugas beliau, bila selaku gembala dan guru tertinggi segenap Umat beriman, yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam iman (lih. Luk 22:32), menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif. Oleh karena itu sepantasnyalah dikatakan, bahwa ketetapan-ketetapan ajaran beliau tidak mungkin diubah dari dirinya sendiri, dan bukan karena persetujuan Gereja. Sebab ketetapan-ketetapan itu dikemukakan dengan bantuan Roh Kudus, yang dijanjikan kepada Gereja dalam diri Santo Petrus.”
Pada Abad keempat, St. Hieronimus (Penerjemah Kitab Suci dari Bahasa Yunani ke Bahasa Latin serta salah seorang dari empat Bapa Gereja Besar di Barat) menuliskan pernyataan berikut:
“Saya berbicara dengan pengganti Sang Nelayan dan Murid Salib. Hanya dengan mengikuti Kristus pemimpin saya, saya dipersatukan dalam persekutuan dengan Yang Terberkati, yaitu dia yang duduk di tahta Petrus. Di atas Karang itu, aku tahu bahwa Gereja dibangun. Siapapun yang makan domba di luar rumah ini adalah fana. Siapapun yang tidak berada dalam perahu Nuh akan binasa ketika banjir melanda.”(Surat Kepada Paus St. Damasus di Roma 15:1-2)
B. St. Klemens mengajarkan tentang otoritas dari Tuhan
“Terimalah nasihat kami, dan kamu tidak akan menyesal. Sebab selama Tuhan hidup, dan Tuhan Yesus hidup, dan Roh Kudus, … demikianlah ia, yang dengan kerendahan hati dan bergegas dalam kelemahlembutan, tanpa menyesal, telah melaksanakan perintah- perintah yang diberikan oleh Tuhan [melalui kami], menjadi terdaftar dan namanya terletak di antara mereka yang diselamatkan melalui Yesus Kristus… tetapi jika orang- orang tertentu menjadi tidak taat akan kata- kata yang diucapkan oleh Dia [Yesus Kristus] melalui kami, biarlah mereka mengerti bahwa mereka akan menyusahkan diri sendiri di dalam pelanggaran yang tidak kecil dan bahaya; tetapi kami tidak bersalah atas dosa ini.” (THE FIRST EPISTLE OF CLEMENT TO THE CORINTHIANS 58:2, 59:1 ; diterjemahkan oleh administrator katolisitas dot org)
C. Pada abad kelima, St. Petrus Krisologus juga menekankan perlunya persetujuan dari Paus Roma dalam pembahasan mengenai ajaran iman.
 “Kami mendesakmu dengan sungguh hormat, saudara yang terhormat, untuk memperhatikan dengan taat apa yang telah dituliskan oleh Paus Yang Terberkati di Kota Roma, karena Petrus Yang Terberkati, yang hidup dan memimpin dalam tahtanya miliknya, menyediakan iman yang benar kepada mereka yang mencarinya. Karena kita ... tidak dapat membahas kasus mengenai iman tanpa persetujuan dari Uskup Roma.”(St. Peter Chrysologus, Letters 25:2)
D.Konsili Kalsedon pada tahun 451 menuliskan surat kepada Paus St. Leo Agung yang berisi pernyataan sebagai berikut:
“Anda telah ditetapkan sebagai penerjemah suara Petrus yang terberkati kepada semuanya dan kepada semuanya anda mengabarkan berkat-berkat dari iman itu. Dan begitu juga kami, dengan bijak mengambilmu sebagai pemandu kami dalam segala hal yang baik, telah menunjukkan kepada putera-puteri Gereja warisan kebenaran mereka.” (Konsili Kalsedon, kepada Leo, 451 M).
E.  St. Siprianus, Uskup Kartago tulisannya mengenai infabilitas Paus (256 M):
 “Akankah para penganut ajaran sesat berani untuk datang kepada tahta Petrus di mana iman yang apostolik berasal dan tidak ada sedikit pun kesesatan dapat datang?” (Letter 59 {55}, 14)
2. Beberapa orang berpendapat bahwa Paus tidak berdosa.
Pengertian ini salah kaprah. Jangan pernah mengganggap bahwa Paus itu manusia setengah dewa, bagaimana pun juga Paus adalah manusia, sama seperti kita. Kita tahu bahwa setiap orang tidak pernah terlepas dari yang namanya noda dosa. Bahkan Santo Petrus, Paus pertama Gereja Katolik pun berdosa (mengkhianati Yesus tiga kali, menghalangi jalan Yesus menuju Salib). Namun ada sebuah garis yang membedakan Paus dengan kita umat beriman, yaitu Pangkat nya sebagai sang suksesor apostolik dari Rasul Petrus dan karena karunia hidup selibat yang hanya bisa didapatkan oleh orang tertentu saja. Paus sendiri mempunyai kebiasaan mengaku dosa  sekurang-kurangnya satu minggu sekali. Dan menurut beberapa informasi, Paus biasanya mengakukan dosanya dengan seorang biarawan fransiskan yang datang ke Roma sekali seminggu untuk menjadi bapa pengakuan Bapa suci.


3. Paus adalah AntiKristus

Saya yakin setelah melihat gambar diatas beberapa orang akan mengganggap Paus Roma adalah seorang AntiKristus padahal secara jelas sekali lambang salib terbalik adalah lambang salib Santo Petrus karena dulunya Petrus ketika hendak dimartir oleh kaisar Nero yang begitu kejam memilih untuk disalibkan secara terbalik, karena Ia merasa tidak layak disalib seperti Kristus dan Salib ini salah satu simbol Kepausan.  Sayangnya, Salib St. Petrus ini diputar balikkan oleh faktanya oleh Satanist. selain itu ada juga beberapa orang yang beranggapan bahwa Paus memiliki gelas Vicarius Filii Dei yang tentunya jika digabungkan akan menghasilkan angka 666 yang merupakan angka setan dalam kitab Wahyu dan Saya sudah pernah membahas hal ini sebelum nya disini


4.Wibawa jabatan Paus digerogoti dan dijatuhkan oleh perilaku para Paus terdahulu yang berperilaku buruk.
Pada zaman Yesus sendiri Ia selalu menegaskan wewenang yang diberikan oleh Tuhan dalam hal ajaran dan praktik keagamaan. “masuki Mat 23:2-3” Kita tentu tahu ada beberapa 265 paus yang perilakunya buruk contohnya saja Alexander VI. Dulunya Paus Alexander VI terlibat kisah asmara dengan beberapa perempuan termasuk Giulia Farnese (dikenal sebagai Julia the Beautiful), dan memiliki anak tidak sah banyak dengan istrinya dulu,Vannozza dei Cattani (yang pernah dinikahi oleh Alexander VI), Gaya hidupnya yang hedonistik sangatlah memalukan. Bahkan pada saat kejahatan dan kekerasan marak di jalan-jalan di Roma, Paus malah menyibukkan diri dengan menghadiri pementasan drama komedi, perjamuan mewah, melakukan penyamaran dan pesta dansa. Semua aktifitasnya tersebut dibayar dengan dana gereja, menurut buku “The Borgia Pope” ( Kessinger Publishing, 2006). Sebagai reaksi atas gaya hidupnya yang playboy, menurut rumor yang mulai muncul ke permukaan bahwa Alexander VI sering mengatur pesta seks. Namun Tuhan tidak akan pernah mengizinkan Gereja-Nya tersesat hanya karena tingkah laku seorang Paus yang tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat luas. Tuhan selalu punya cara dan jalan yang baik untuk Gereja yang didirikan-Nya sendiri dan satu-satunya dimuka bumi ini yaitu Gereja Katolik.


5.Jabatan seorang Paus akan membuat seseorang akan menjadi seseorang yang selalu suci.

Ini tidaklah benar. Yesus memberikan karunia wibawa kepada 12 rasul. Namun Ia tahu bahwa salah satu dari antara keduabelas rasul tersebut akan mengkhianati-Nya. Jika rasul adalah seseorang yang benar-benar dipilih Allah dan sungguh-sungguh suci apakah mungkin ada seorang rasul pengkhianat? Yesus membiarkan setiap orang bebas untuk memilih yang baik dan yang buruk.

Dominus illuminatio mea!

Audiensi Umum Beato Paus Yohanes Paulus II


Kesulitan yang kadang menyertai kemajuan evangelisasi menyorot masalah yang rumit, yang solusinya tidak harus dicari dalam hal [yang] murni historis atau sosiologis. Ini adalah masalah keselamatan [bagi] mereka yang tidak tampak [berada dalam] Gereja. Kita tidak diberi kemungkinan untuk mencernakan misteri tindakan Allah dalam pikiran dan hati, untuk menilai kuasa kasih karunia Kristus sebagai pemilik, dalam kehidupan dan dalam kematian, semua yang "Bapa berikan kepada Dia," dan yang Dia sendiri nyatakan Dia tidak ingin "kehilangan." Kita mendengar Dia mengulangi ini dalam salah satu bacaan Injil yang disarankan dalam misa bagi orang mati (bdk. Yoh 6:39-40).

Namun, seperti yang saya tulis dalam Ensiklik Redemptoris Missio, anugerah keselamatan tidak dapat dibatasi "pada mereka yang secara eksplisit percaya kepada Kristus dan telah memasuki Gereja. Karena keselamatan ditawarkan kepada semua, itu harus secara konkret tersedia bagi semua."

Dan, dengan mengakui bahwa kenyataannya [masih] tidak mungkin bagi banyak orang untuk memiliki akses ke pesan Injil, aku menambahkan:
"Banyak orang tidak memiliki kesempatan untuk datang untuk mengetahui atau menerima wahyu Injil atau untuk masuk [ke dalam] Gereja. Kondisi sosial dan budaya di mana mereka hidup tidak memungkinkan ini, dan seringkali mereka telah dibesarkan dalam tradisi agama lain " (RM 10).

Kita harus mengakui bahwa, sejauh manusia dapat mengetahui dan meramalkan, ketidakmungkinan praktis ini tampaknya ditakdirkan untuk bertahan lama, mungkin sampai karya evangelisasi akhirnya selesai. Yesus sendiri mengingatkan bahwa hanya Bapa yang tahu "waktu yang tepat" ditentukan oleh Dia untuk pembentukan kerajaanNya di dunia (lih. Kis 1:7).

Apa yang saya katakan di atas, bagaimanapun, tidak membenarkan posisi relativistik dari mereka yang mempertahankan bahwa jalan keselamatan dapat ditemukan dalam agama apapun, bahkan independen dari iman kepada Kristus Sang Penebus, dan bahwa dialog antaragama harus didasarkan pada ide ambigu.

Bahwa [ada] jalan keluar untuk masalah keselamatan bagi mereka yang tidak meyakini Kredo Kristen, tidak sesuai dengan Injil. Sebaliknya, kita harus mempertahankan bahwa jalan keselamatan selalu melewati Kristus, dan karena itu Gereja dan misionarisnya memiliki tugas membuat Dia dikenal dan dicintai di setiap tempat, waktu dan budaya.
Terpisah dari Kristus "tidak ada keselamatan." Seperti Petrus menyatakan di depan Sanhedrin pada awal-awal khotbah apostolik: "tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12).

Juga bagi mereka yang bukan karena kesalahan mereka sendiri tidak mengenal Kristus dan tidak dikenal sebagai orang Kristen, rencana ilahi telah menyediakan suatu jalan keselamatan. Seperti yang kita baca dalam Dekrit Konsili Ad Gentes, kita percaya bahwa "Allah dalam cara-cara yang diketahuiNya sendiri bisa membimbing orang yang bukan karena kesalahannya tidak tahu (inculpably ignorant) tentang Injil” menuju iman yang diperlukan untuk keselamatan (AG 7).

Tentu saja, kondisi "ketidak tahuan bukan karena kesalahannya sendiri (inculpably ignorant) " tidak dapat dinilai atau ditimbang oleh penilaian manusia, tetapi harus diserahkan kepada penghakiman ilahi saja. Untuk alasan ini, Konsili menyatakan dalam Konstitusi Gaudium et Spes bahwa dalam hati setiap orang yang berkehendak baik, "Rahmat bekerja dengan cara yang tak terlihat .... Roh Kudus membuka kemungkinan bagi semua orang untuk dengan cara yang diketahui Allah digabungkan dengan misteri Paskah itu"(GS 22).

Penting untuk menekankan bahwa jalan keselamatan yang ditempuh oleh mereka yang tidak tahu Injil bukanlah cara yang terpisah dari Kristus dan Gereja. Rencana keselamatan universal terkait dengan perantaran Kristus. "Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia."(1 Timotius 2:3-6). Petrus menyatakan ini ketika ia berkata: "Tidak ada keselamatan pada orang lain" dan menyebut Yesus sebagai "batu penjuru" (Kis 4:11-12), menekankan perlunya peran Kristus sebagai dasar Gereja.

Penegasan "keunikan" Juruselamat berasal dari kata-kata Tuhan. Dia menyatakan bahwa Dia datang "untuk memberikan hidupNya sendiri untuk menebus banyak orang" (Mrk 10:45), yaitu, bagi kemanusiaan, sebagaimana St Paulus menerangkan ketika dia menulis: "Satu mati untuk semua" (2 Kor 5: 14; bdk Rom 5:18). Kristus memenangkan keselamatan universal dengan memberikan hidupNya sendiri. Tidak ada mediator lain yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai Juruselamat. Nilai unik dari pengorbanan salib harus selalu diakui dalam nasib setiap orang.

Karena Kristus membawa keselamatan melalui Tubuh Mistik-Nya, yang adalah Gereja, jalan keselamatan secara mendasar dihubungkan dengan Gereja. Aksioma “extra ecclesiam nulla salus " - "di luar Gereja tidak ada keselamatan" - dinyatakan oleh St. Siprianus (Epist. 73, 21; PL 1123 AB), dalam tradisi Kristen. Aksioma ini dimasukkan dalam Konsili Lateran IV (DS 802), dalam Bulla Kepausan Unam Sanctam dari Bonifasius VIII (DS 870), dan Konsili Florence (Decretum pro Jacobitis, DS 1351). Aksioma ini berarti bahwa bagi mereka yang mengetahui fakta bahwa Gereja telah ditetapkan Allah melalui Yesus Kristus sebagai [hal yang] perlu, ada kewajiban untuk memasuki Gereja dan tetap di dalamnya guna mencapai keselamatan diri (lih. LG 14).

Bagaimanapun, bagi mereka-mereka yang belum menerima proklamasi Injil, seperti yang saya tulis di Ensiklik Redemptoris Missio, keselamatan dapat diakses dengan cara yang misterius, sejauh rahmat ilahi diberikan kepada mereka berdasarkan pengorbanan penebusan Kristus, tanpa keanggotaan yang tampak di dalam Gereja, tetapi selalu dalam kaitannya dengan dirinya (cf. RM 10). Ini merupakan hubungan misterius. Ini adalah misteri bagi mereka yang menerima rahmat, karena mereka tidak tahu Gereja dan kadang-kadang bahkan secara lahiriah menolaknya. Hal ini juga misterius dalam dirinya sendiri, karena terkait dengan misteri rahmat penyelamatan, yang mencakup referensi hakiki pada Gereja yang didirikan Juruselamat.

Supaya berlaku, anugerah keselamatan membutuhkan penerimaan, kerjasama, sebuah ya untuk karunia ilahi. Penerimaan ini, setidaknya secara implisit, berorientasi kepada Kristus dan Gereja.Dengan demikian juga dapat dikatakan bahwa sine ecclesia nulla salus -- "Tanpa Gereja tidak ada keselamatan. "Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, bagaimanapun implisit dan misteriusnya, adalah syarat esensial untuk keselamatan.

Agama dapat memberikan  pengaruh yang positif terhadap nasib mereka yang ada di dalamnya dan mengikuti bimbingannya dalam semangat tulus. Namun, dikarenakan tindakan yang menentukan bagi keselamatan merupakan karya Roh Kudus, kita harus ingat bahwa manusia menerima keselamatannya hanya dari Kristus melalui Roh Kudus. Keselamatan sudah dimulai selama hidup di dunia. Rahmat ini, ketika diterima dan ditanggapi, menghasilkan buah dalam arti injil bagi bumi dan surga.

Demikianlah pentingnya peran Gereja yang tak tergantikan. Dia "bukanlah akhir dari dirinya sendiri, melainkan sungguh-sungguh berkaitan dengan kepenuhan Kristus, dalam Kristus dan bagi Kristus, serta sepenuhnya dari manusia, antara manusia dan untuk manusia." Peran ini tidak kemudian "ecclesiocentric," seperti yang kadang dikatakan. Gereja tidak ada dan juga tidak bekerja untuk dirinya sendiri, tetapi pada pelayanan kemanusiaan yang dipanggil untuk menjadi anak-anak Allah dalam Kristus (cf. RM 19). Sehingga Gereja melaksanakan perantaraan secara implisit berkaitan dengan orang-orang yang tidak tahu Injil.

Apa yang telah dikatakan, bagaimanapun, tidak boleh mengarah pada kesimpulan bahwa aktivitas misionaris kurang diperlukan dalam situasi ini - justru sebaliknya. Pada kenyataannya, siapa pun yang tidak mengenal Kristus, bahkan bukan karena kesalahan sendiri, adalah dalam keadaan kegelapan dan kelaparan spiritual, seringkali dengan dampak negatif pada tingkat budaya dan moral. Pekerjaan misionaris Gereja dapat menyediakan mereka dengan sumber daya untuk pengembangan penuh anugrah keselamatan Kristus, dengan menawarkan ketaatan penuh dan secara sadar kepada pesan iman dan partisipasi aktif dalam kehidupan Gereja melalui sakramen-sakramen.

Ini adalah pendekatan teologis yang ditarik dari tradisi Kristen. Magisterium Gereja telah mengikutinya dalam ajaran dan praktek sebagai cara yang ditunjukkan oleh Kristus sendiri bagi para rasul dan misionaris di setiap zaman.

Mari, kita mohon doa dan perantaraan dari Beato Yohanes Paulus II, yang dikanonisasi pada hari Minggu ini. Supaya Gereja semakin jaya, dan kita semua bisa menjadi garam dan terang bagi orang sekitar kita, sehingga pesan Injil sampai kepada mereka-mereka yang belum mengenalNya.
Amin.

Dominus Illuminatio Mea
sumber:asli dan terjemahan

Sekuensia Stabat Mater Dolorosa


Stabat Mater Dolorosa adalah sekuensia untuk pesta Bunda Maria Berdukacita. Sekuensia (Lat: Sequentia, Ing: Sequence) adalah madah yang wajib dinyanyikan sebelum Alleluya.

64. The Sequence, which is optional except on Easter Sunday and on Pentecost Day, is sung before the Alleluia. (General Instruction of the Roman Missal (Third Typical Edition) © 2002 )
‎64. Sequentia, quae praeter quam diebus Paschae et Pentecostes, est ad libitum, cantatur ante Allelúia. (Missale Romanum 2002)

Pedoman Misa Forma Ordinaria menyebutkan sekuensia wajib dinyanyikan hanya pada Misa hari Raya Paskah dan Pentakosta, sedangkan pada hari lainnya bersifat fakultatif (boleh dinyanyikan, boleh tidak).

Dulunya banyak sekuensia-sekuensia yang ada namun sekarang sudah tidak ada lagi karena ada beberapa yang dihapus oleh Konsili Trente. Disini Saya akan mempublikasikan beberapa Sekuensia yang wajib dinyanyikan atau dimadahkan pada hari-hari raya tertentu seperti:

1. Hari Raya Paskah: Victimae Paschali Laudes,  Hai Umat Kristen, Pujilah PS 518.
2. Hari Raya Pentakosta: Veni Sancte Spiritus / Datanglah, ya Roh Kudus PS 569
3. Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: Lauda Sion Salvatorem / Sion, Puji Penyelamat PS 556
4. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita (15 September) dan Masa Prapaskah: Stabat Mater Dolorosa / Lihat Bunda yang Berduka (PS 639)
5. Misa Requiem: Dies Irae, di Puji Syukur tidak ada. Pasca Konsili Vatikan II tidak dipakai lagi untuk Misa tapi dipertahankan untuk Ibadat Harian.

Berikut ini teks Lihat Bunda Yang Berduka/ Stabat Mater Dolorosa dalam bahasa Indonesia

Lukisan "Maria, berduka cita" di dinding Gereja Santo Stefano Rotondo, Roma
1.Lihat bunda yang berduka di depan salib Sang Put'ra;air mata bergenang. O betapa jiwa ibu tersedu menanggung pilu,bagai ditembus pedang.


2. Bunda Put'ra Tunggal Allah disebut "yang berbahagia"kini sangat bersedih. Hatinya dirundung duka,kar'na Put'ra yang termulia bersengsara di salib.

3. O siapa tidak pilu menyaksikan bunda Kristus menangisiPut'ranya? Dan siapa tak tergugah menyelami duka bundaDalam siksa Anaknya?

4. Dilihatnya Yesus, Put'ra, yang tersiksa dan terlukakar'na dosa umatNya dan bergumul sendirianmenghadapi kematian menyerahkan nyawaNya.

5. Wahai bunda, sumber kasih, biar turut kuhayatidukamu yang mencekam; biar hatiku bernyala mengasihiPut'ra Allah dan padaNya berkenan.

6. Biarlah sengsara aib dari Dia yang tersalib tersemat di hatiku;yang ditanggungNya bagiku kudekap bersamamu.

7. Biar aku disampingmu pilu kar'na wafat Kristusdi sepanjang hidupku; inilah keinginanku:di dekat salib Put'ramu besertamu tersedu.

8. O perawan yang terpilih, perkenankan aku iniikut dikau bersedih; biar kematian Tuhandan darahNya yang tercurah kukenangkan tak henti.

9. Biar aku pun terluka, menghayati salib Tuhan,digerakkan kasihNya. Hatiku engkau kobarkan;biar aku dibebaskan dalam penghakimanNya.

10. Biarlah salib Tuhanku jadi benteng naunganku dan kurasa rahmatNya.Bila nanti aku mati, biar aku mewarisi kemuliaan yang baka.
Dominus Illuminatio Mea!

Santa Maria Yang Berdukacita

Foto ini diambil di Gereja Makam Suci di Yerusalem. Dipatung Bunda Maria yang berdukacita ini sangat banyak terdapat emas dan berlian yang dibawa oleh para turis untuk dipersembahkan kepada Bunda Maria

Gelar Santa “Maria Berdukacita” diberikan kepada Bunda Maria dengan menitikberatkan pada dukacita dan sengsaranya yang kelewat batas selama menjadi Ibunya Kristus. Menurut tradisi Gereja, Dukacita Maria meliputi 7 peristiwa. 7 Dukacita tersebut adalah Pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir, Yesus yang masih kanak-kanak yang hilang dan diketemukan di Bait Allah, Nubuat Simeon, Bunda Maria berjumpa dengan Yesus dalam perjalanan-Nya menuju Kalvari, Bunda Maria berdiri di dekat kayu salib ketika Yesus disalibkan, Bunda Maria memangku jenazah Yesus setelah Ia diturunkan dikayu salib dan terakhir ketika Ia dimakamkan.

Setiap dukacita yang diterima oleh Bunda Maria, Ia selalu menghadapinya dengan kepercayaan sepenuhnya kepada Allah, Ia selalu menerima apa yang Allah kehendaki untuk terjadi dalam hidupnya Bunda Maria. “Jadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Itulah kata-kata yang sangat menyentuh (bahkan saya sendiri), kata-kata yang menyerahkan segala-galanya pada kehendak Allah, kata-kata yang percaya bahwa kehendak Allah-lah yang paling sempurna. Apakah kita sebagai umat beriman sudah menyerahkan hidup kita sepenuhnya pada kehendak Allah atau malah sebaliknya, seperti seorang yang berpegang pada rumput saat terjadi bencana Tsunami?
Peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita mulai ada sejak abad keduabelas. Pada abad keempat belas dan kelimabelas, peringatan ini mulai tersebar luar di kalangan umat beriman. Pada tahun 1727, Paus Benediktus XIII memasukkan peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita  pada penanggalan Gereja Katolik, yang jatuh pada Jumat sebelum Minggu Palma.

Namun peringatan ini kemudian ditiadakan dengan pengubahan penanggakan yang diterbitkan dalam Missale Romawi pada tahun 1969. Pada tahun 1814, guna menghormati Tujuh Dukacita Maria maka Paus Pius X menetapkan tanggal yang permanen, yaitu tanggal 15 September sebagai hari umat beriman untuk merayakan hari Santa Perawan Maria Berdukacita.

Dominus Illuminatio Mea!

Bentuk-bentuk Salib Kristus

Hari ini Gereja Katolik merayakan Pesta Salib Suci,  Salib adalah lambang dari setiap orang Kristen dulunya Konon ketika raja Persia menaklukkan Tanah Suci dan menduduki Yerusalem, ia merampas Salib Yesus dan membawanya ke Persia. Tetapi tidak lama kemudian ketika Kaisar Romawi Heraklius mengalahkan Persia, Salib Tuhan itu dikembalikan atas tuntutannya. Heraklius sendiri memikul Salib Tuhan itu hingga ke puncak Golgotha. Pada abad keempat, Salib itu ditemukan oleh Santa Helena, ibu Kaisar Konstantinus Agung. Sebuah gereja dibangun di sana sebagai penghormatan terhadap Salib Tuhan itu.

1. Salib Latin

Salib Latin atau dalam bahasa Latin Crux Immissa adalah bentuk Salib Kristus yang digunakan di Gereja Katolik Roma .

2. Salib Bizantium

Salib ini palang 3 buah ini  digunakan oleh Gereja Katolik Timur dan Ortodoks Timur. Palang pertama yang melintang di bagian atas ada tertulis INRI (Iesus Nazareus Rex Iudaeorum), kemudian palang kedua menggambarkan kedua tangan Kristus yang terentang dikayu Salib dan terakhir palang ketiga menggambarkan pijakan kaki Tuhan Yesus. Beberapa orang yang baru melihatnya mungkin akan merasa aneh dan tidak terbiasa karena disalib ini tidak patung Kristus hanya ada Ikon-Nya saja.

3. Salib Yerusalem




Disebut juga Salib Tentara Salib (Crusaders Cross). Salib ini tersusun dari 5 buah Salib Yunani, satu buah salib besar dan 4 lainnya salib kecil, yang menyimbolkan: 5 luka Kristus,  Salib besar menggambarkan salib Tuhan Yesus sedangkan  4 salib kecil menggambarkan 4 kitab Injil dan. Salib ini adalah simbol umum yang digunakan selama perang melawan agresi Islam.

4. Salib Slavonik

Salib bentuk ini adalah salib Bizantium  sama dengan yang ada di nomor 2 tadi dan salib ini  digunakan oleh Gereja Katolik Timur tradisi Slavonik dan Ortodoks Rusia. - Palang paling atas bertuliskan "Inilah Raja orang Yahudi", lalu  Palang tengah mengambarkan tempat tangan Kristus dipakukan, Palang paling bawah tempat kaki Kristus dipakukan. Palang ini miring, sebagian naik dan sebagian turun, karena "Kristus tanda perbantahan yang akan mengangkat orang-orang yang percaya kepada-Nya, dan akan menjatuhkan orang-orang yang menolak Dia". Di bawah salib ada tengkorak. Karena Kristus disalibkan di bukit Golgota, bukit tengkorak. Yang konon menurut tradisi adalah tempat Nabi Adam dikuburkan. Makna teologisnya adalah Kristus dengan kematiannya menginjak-injak maut, mengalahkan dosa dan akibat-akibatnya, menyelamatkan Adam dan mengembalikan manusia dan alam semesta kepada fitrah yang sesungguhnya : bersatu dengan Allah, dikuduskan dan dijadikan serupa dengan-Nya. 

5.Salib Benediktus

Saya sudah pernah membahasnya, anda dapat melihatnya disini

6.Salib St. Petrus (Salib Terbalik)


Dalam era modern, salib terbalik kerap digunakan sebagai lambang Satanist (pengikut Gereja Setan), simbol pemberontakan, atau setidaknya untuk mengejek Kekristenan, yang umumnya berlambang salib tegak. Dulu juga pernah beredar foto Beato Paus Yohanes Paulus II yang sedang duduk di kursi dengan lambang salib terbalik. Mereka yang tidak mengerti kemudian menganggapnya sebagai bukti bahwa Sri Paus adalah Antikristus dan Gereja Katolik sebagai buah karya Setan. Ini membuat banyak orang Katolik kemudian bimbang.

Namun ternyata, salib terbalik memiliki makna yang sangat indah dan sangat Katolik, tanpa ada sedikitpun makna jahat di dalamnya!Dalam tradisi Katolik, salib terbalik disebut juga Salib Santo Petrus. Ini karena, saat hendak dimartir di atas kayu salib, Santo Petrus Rasul menolak untuk disalibkan tegak, sebab ia merasa tidak pantas disamakan dengan Tuhannya. Petrus meminta untuk disalibkan terbalik sebagai bentuk kerendahhatian dan penghormatan kepada Kristus.

Selain itu, kita juga ingat bahwa Santo Petrus merupakan Paus pertama Gereja Allah. Maka tidaklah aneh jika beberapa kursi kepausan memiliki ukiran salib terbalik. Ukiran ini tidak lain dan tidak bukan hanya mau menandakan bahwa kursi tersebut adalah kursi Paus. Tentunya, lambang salib terbalik sudah jarang kita temukan saat ini, sebab maknanya sudah banyak bergeser. Akan tetapi, harapannya adalah, bila anda berkesempatan mengunjungi gereja-gereja tua di mana di dalamnya terdapat lambang salib terbalik, anda tidak perlu lagi merasa bimbang, takut diejek non-Katolik, atau goyah imannya.


Sebab, MAKNA ASLI dari salib terbalik adalah SIKAP RENDAH HATI dan PENGHORMATAN terhadap Kristus yang tersalib.

7.Salib St. Andreas 


Salib ini menggambarkan St. Andreas, saudara St. Petrus, yang disalibkan dengan salib berbentuk X ini. Anda dapat melihat kisah meninggalnya Para Rasul disini.

8. Salib Tau

Salib Tau atau Crux Commissa adalah salib berbentuk T. Didalam Perjanjian Lama sendiri Salib ini sudah diberitakan oleh Nabi Yehezkiel Yeh 9:4 Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T (Tau) pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana."

9. Salib Kalvari



Salib Kalvari memiliki tiga tangga yang menggambarkan tiga kebajikan teologis: Iman, Harapan dan Kasih.

10. Salib Malta

Salib Malta biasanya digunakan oleh dengan Ksatria-ksatria St. Yohanes atau Ksatria dari Malta. 8 sudut pada Salib ini menyimbolkan 8 Sabda Bahagia. 


11. Salib Yunani




Salib Yunani (Greek Cross) adalah bentuk Salib selanjutnya. Dulunya pengikut Kristus menggunakan ini untuk menyamarkan identitasnya.

12. Salib Penginjil (Salib Evangelis)

Salib ini memiliki empat tangga di bagian bawah yang merepresentasikan empat Kitab Injil; Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

13.Salib San Damiano

Salib San Damiano pada awalnya dibuat oleh seorang seniman dari Umbrian. Salib ini dinamakan Salib San Damiano karena sang seniman menaruh pertama kali salib ini di Gereja San Damiano di Asisi. Di hadapan salib inilah, Seorang Santo yang berperan besar dalam dunia Gereja Katolik yaitu St. Fransiskus dari Assisi bertobat .

Referensi
1.Katolik Timur
2.Iman Katolik

Dominus illuminatio mea!
 
Toggle Footer
Top