Gereja Universal dari segenap penjuru bumi, pada hari ini merayakan datangnya Juruselamat dalam rupa bayi mungil. Lahirlah sang Juruselamat dunia, Terang dari Terang yang merupakan Raja segala Raja, yang rela
menghampakan diri-Nya menjadi seorang manusia. Meskipun dalam rupa Allah, Ia telah menjadi manusia dan tinggal diantara kita. Salah satu pertanyaan yang terkadang menjanggal dalam benak umat Kristen diantaranya adalah mengapa Allah harus menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Logika berpikir yang terkadang digunakan adalah Allah adalah Mahakuasa, Ia mampu menjadikan segala sesuatu dengan hanya berfirman, seperti Ia menciptakan langit dan bumi sejak dulu kala. Namun bagaimana dengan dosa manusia? Apakah Ia tidak bisa menghapuskan dosa manusia dari sejak kala dengan sekedar berfirman?
1. Hendak berdamai dengan kita.
2. Ingin supaya kita mengenal cinta kasih Allah.
3. Ingin supaya kita mengambil bagian dalam hidup kodrat ilahi.
Sungguh benar
bahwa Allah itu mahakuasa dan memang dengan mudah Ia bisa menyelamatkan
manusia. Tetapi Allah yang mahakuasa itu hendak menunjukkan tidak hanya
kuasa-Nya, tetapi juga kasih-Nya kepada manusia secara nyata. Oleh
karena itu Ia menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Nah, sampai di sini,
mereka bertanya “Apakah tanpa menjadi manusia, Allah tidak dapat
menunjukkan kasih-Nya?
1. Hendak berdamai dengan kita.
(Katekismus Gereja Katolik 457) Allah "telah mengasihi kita
dan telah mengutus Anak-Nya
sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1 Yoh 4:10). Kita tahu bahwa
"Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juru Selamat dunia" (1 Yoh
4:14), bahwa "Ia telah menyatakan Diri-Nya, supaya Ia menghapus segala
dosa" (1 Yoh 3:5)
2. Ingin supaya kita mengenal cinta kasih Allah.
(KGK 458)
"Kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah
mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya" (1
Yoh 4:9). "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16).
3. Ingin supaya kita mengambil bagian dalam hidup kodrat ilahi.
(KGK 460)
"Untuk itulah Sabda Allah menjadi manusia, dan Anak Allah menjadi anak
manusia, supaya manusia menerima Sabda dalam dirinya, dan sebagai anak angkat,
menjadi anak Allah" (Ireneus, haer. 3,19,1). Sabda Allah "menjadi
manusia, supaya kita di-ilahi-kan" (Atanasius, inc. 54,3). "Karena
Putera Allah yang tunggal hendak memberi kepada kita bagian dalam
ke-Allah-an-Nya, Ia menerima kodrat kita, menjadi manusia, supaya mengilahikan
manusia" (Tomas Aqu., opusc. 57 in festo Corp. Chr. 1).
Blog Katolisitas Indonesia mengucapkan selamat hari raya Natal 2012 dan
menyongsong tahun baru 2013, jadikanlah momen Natal ini sebagai waktu kita
berkumpul bersama orang yang kita cintai dan mengucap syukur atas rahmat Allah
pada tahun ini dan memohon penyertaanNya pada tahun 2013 mendatang.
"Juruselamat kita yang tercinta telah lahir hari ini: mari kita bersukacita. Karena tidak tempat yang layak untuk kesedihan ketika kita merayakan hari kelahiran Sang Kehidupan yang menghancurkan ketakutan akan kematian dan membawakan kita sukacita keabadian terjanji." - Paus Santo Leo Agung
Dominus
illuminatio mea!