oleh: RP. William Saunders |
Pada abad pertengahan, orang Kristen mengadaptasi
tradisi ini dan menggunakan lingkaran Adven sebagai bagian dari persiapan
rohani untuk menyambut hari Natal. Karena , Kristus adalah " Terang yang
datang ke dunia "untuk melenyapkan kegelapan dosa dan memancarkan
kebenaran dan kasih Allah ( lih. Yoh 3:19-21 ). Pada 1600, baik Katolik dan
Lutheran memiliki praktek formal mengenai lingkaran Adven. Simbolisme lingkaran
Adven adalah sesuatu yang amat indah. Lingkaran ini terbuat dari berbagai jenis
pepohonan, yang melambangkan kehidupan. Bahkan pepohonan ini memiliki makna
tradisional yang sekaligus menggambarkan iman kita: Laurel melambangkan
kemenangan atas penganiayaan dan penderitaan. Pinus, Holly dan Yew melambangkan
keabadian dan Cedar sebagai kekuatan dan kesembuhan. Holly juga memiliki
simbolisme Kristen yaitu daun berduri yang mengingatkan kita pada mahkota duri.
Konon menurut legenda dari Inggris dikisahkan bahwa kayu Salib terbuat dari
pohon Holly. Lingkaran Adven , yang tidak memiliki awal atau akhir,
melambangkan Allah yang abadi, keabadian jiwa, dan kehidupan kekal di dalam
Kristus.
Setiap pohon cemara, kacang-kacangan, polong biji yang digunakan
untuk menghias lingkaran Adven juga melambangkan kehidupan dan kebangkitan. Secara
utuh, lingkaran Adven yang hijau menggambarkan keabadian jiwa kita dan baru, kehidupan kekal yang dijanjikan kepada kita melalui Kristus, Firman yang kekal
dari Bapa, yang datang ke dunia dan menjadi manusia seutuhnya yang menang atas
dosa, dengan kematian -Nya melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya.
Empat lilin mewakili empat minggu Adven. Suatu tradisi menjelaskan bahwa setiap minggu
melambangkan seribu tahun dan membutuhkan 4.000 tahun lamanya dari masa Adam dan Hawa
sampai kelahiran Juruselamat. Tiga batang lilin berwarna ungu dan satu mawar
(lilin berwarna merah muda). Lilin-lilin ungu khususnya melambangkan doa,
tobat, pengorbanan dan karya amal selama masa Adven. Lilin berwarna merah
muda, menyala pada minggu ketiga yaitu Minggu Gaudete, ketika imam juga memakai kasula merah muda dalam Misa
kudus; Minggu Gaudete adalah Minggu sukacita, karena umat beriman telah tiba
di titik tengah masa Adven, ketika penantian umat beriman sudah mencapai separuh
lebih dan Natal hampir tiba. Cahaya lilin melambangkan harapan pada kedatangan
Tuhan kita yang pertama ke dunia dan sekaligus sebagai antisipasi kedatanganNya
yang kedua kali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati .
Cahaya juga melambangkan Kristus, sebagai terang
dunia. Beberapa adaptasi modern, menempatkan lilin putih tepat di tengah-tengah
lingkaran Adven , yang menyimbolkan Kristus dan menyala pada malam Natal. Ada
pula tradisi yang mengganti tiga lilin ungu dan satu lilin merah muda dengan
empat lilin putih, yang akan menyala sepanjang masa Adven. Dalam keluarga , lingkaran Adven paling tepat
menyala pada waktu makan malam setelah doa makan. Sebuah doa tradisional yang
biasanya disertai dalam menyalanya lilin pada lingkaran Adven adalah:
Pada hari Minggu Pertama Adven, ayah dalam keluarga
memberkati lingkaran Adven dengan berdoa: “Ya Allah yang menyucikan segala
sesuatu, sudilah mencurahkan berkat-Mu atas karangan bunga ini, dan kami yang
akan menggunakannya untuk mempersiapkan hati kami dalam kedatangan Kristus. Semoga
kami dapat menerima rahmat-Mu yang berlimpah. Yang hidup dan berkuasa kini dan
sepanjang masa. Amin.” Lalu dilanjutkan dengan doa ini setiap hari selama
minggu pertama Adven, “ya Allah dengan kebangkitkan Mu, kami mohon selamatkanlah
kami dari dosa-dosa dengan pembebasanmu. Yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang
masa. Amin.” Kemudian anak bungsu dari keluarga menyalakan satu lilin ungu .
Selama Minggu kedua Adven, ayah berdoa “ya Allah, bangkitkanlah
hati kami untuk mempersiapkan diri dalam menanti kedatangan-Mu agar kami dapat
melayani Engkau dengan pikiran yang murni. Yang hidup dan berkuasa kini dan
sepanjang masa. Amin." Kemudian anak yang sulung menyalakan lilin ungu
minggu pertama dan satu lagi lilin ungu.
Selama Minggu ketiga Adven, ayah berdoa “ya Allah,
kami mohon kepada-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada doa kami dan cahayailah
pikiran gelap kami dengan rahmat-Mu. Yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang
masa. Amin." Sang ibu kemudian menyalakan dua lilin ungu sebelumnya lalu
menyalakan lilin merah muda.
Akhirnya, pada Minggu keempat Advent, sang ayah
kembali berdoa “ya Allah yang kuasa, kami berdoa kepada-Mu yang akan datang
curahilah kami dengan rahmat-Mu dan ampunilah dosa-dosa kami. " Sang ayah
kemudian menyalakan semua lilin dalam lingkaran Adven.
Masa Adven adalah mas yang tepat untuk memperteguh
iman kita kepada Tuhan, lingkaran Adven dan doa-doa selama masa Adven juga
mempersiapkan kita dalam menanti hari Natal. Selain itu, tradisi ini juga
membuat kita menjadi antusias didalam rumah kita dan tidak melupakan arti
sebenarnya dari Natal.
Dominus illuminatio mea!