Seorang anggota keluarga besarku pernah
suatu kali bertanya ‘Mengapa kita harus beragama Katolik?’. Sebuah pertanyaan
retoris yang dijawab oleh dirinya sendiri dengan mengatakan ‘Semua agama menuju
kepada Tuhan dan di antara semua agama itu yang paling singkat dalam menuju
Tuhan adalah Katolik’. Saya tidak mengetahui mengapa setiap dari kita beragama
dan mengapa ada beberapa dari kita yang beragama Katolik tetapi saya
mendapatkan pemahaman berbeda mengenai pertanyaan ‘paman’ saya tersebut dalam
beberapa hari ini. Mari kita membaca dokumen Gereja Dominus Iesus.
1. Tuhan Yesus memberikan amanat kepada
Para Rasul untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa dan membaptis mereka
dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Inilah dasar misi Gereja dalam mewartakan
Misteri Tritunggal dan Inkarnasi Allah Putra. Inilah misi yang dipegang teguh
dan dilaksanakan dengan setia oleh Gereja dari abad ke abad. Dialog dengan
agama lain adalah suatu bentuk pewartaan Misteri ini.
2. Ancaman terhadap misi pewartaan
Gereja adalah teori relativisme yang menyatakan ada banyak jalan menuju
keselamatan, bahwa keselamatan dapat diraih dalam agama lain. Ada perbedaan
mendasar antara iman Kristen dengan iman agama lain. Iman Kristen adalah
penerimaan penuh ketaatan kepada rahmat pewahyuan diri Allah sendiri. Iman
agama lain adalah kumpulan kebijaksanaan dan pengalaman spiritual manusia dalam
upayanya mencari Tuhan. Gereja mengakui bahwa kitab suci agama tertentu mungkin
mengandung beberapa eleman kebenaran, sebagai pantulan sinar dari Kebenaran
yang Satu, yang menerangi seluruh manusia. Di saat yang sama, Gereja dengan
teguh menyatakan bahwa ‘tulisan yang diinspirasi oleh Allah’ hanyalah Kitab
Suci Kristen (Alkitab), yang dengan teguh, setia dan tanpa cacat, mengajarkan
kebenaran akan Allah kepada manusia.
3. Ajaran yang harus diimani dengan teguh
adalah:
a. Manusia hanya diselamatkan oleh Tuhan
Yesus. Ajaran yang menyatakan bahwa manusia dapat diselamatkan melalui cara
lain selain melalui Tuhan Yesus harus ditolak. Tidak perlu ragu untuk
menyatakan bahwa penebusan oleh Tuhan Yesus adalah sesuatu yang mutlak
diperlukan bagi keselamatan manusia. Pernyataan ini adalah bukti ketaatan
kepada kebenaran iman.
b. Di sisi lain, Gereja mengajarkan bahwa manusia dapat
diselamatkan oleh pribadi lain hanya dan hanya jika penyelamatan oleh pribadi
lain ini berlangsung di dalam penyelamatan oleh Tuhan Yesus. Ini bearti ajaran
bahwa ‘Gereja adalah sakramen keselamatan’ dan ‘Maria Co-Redemptrix’ tidak
berlawanan dengan ajaran ‘Tuhan Yesus adalah satu-satunya pengantara dan
penyelamat manusia’.
Jesus the Redeemer. Lukisan untuk memperingati 300 th kelahiran St. Alfonsus |
c. Pewahyuan Allah telah sempurna dan telah
lengkap dalam diri Tuhan Yesus, Putra Allah yang telah menjelma menjadi
manusia. Tidak ada pewahyuan lain yang lebih lengkap dan/atau lebih sempurna
selain pewahyuan diri Allah dalam Tuhan Yesus, dalam kehadiranNya, dalam
perkataan dan perbuatanNya, dalam tanda dan mukjizatNya, dan terutama dalam
wafat dan kebangkitanNya, serta akhirnya dalam perutusan Roh Kudus. Dengan
demikian ajaran agama tertentu bahwa pewartaan Tuhan Yesus belumlah lengkap
sehingga perlu disempurnakan oleh pewartaan seorang tokoh lain harus
ditolak.
d. Yesus Kristus adalah Firman yang telah
menjadi manusia. Sang Firman dan Yesus Kristus adalah satu dan sama. Usaha yang
berniat memisahkan keduaNya harus ditolak. Ini bearti ajaran tertentu yang
menyatakan bahwa penebusan oleh Firman bersifat lebih universal dan mencakup
seluruh manusia sedangkan penebusan oleh Yesus Kristus hanya mencakup orang
Kristen harus ditolak.
e. Memang benar bahwa Roh Kudus menebarkan
benih-benih Sang Sabda pada seluruh kebudayaan dalam seluruh rentang sejarah
sebagai persiapan terhadap pemenuhan pewahyuan dan penyelamatan dalam diri
Tuhan Yesus. Ini tidak bearti penebusan oleh Roh Kudus bersifat lebih universal
daripada penebusan oleh Tuhan Yesus. Rahmat penebusan adalah hasil karya
Tritunggal. Tidak ada Pribadi dalam Tritunggal yang bertindak sendiri-sendiri,
terpisah dari Pribadi lainnya. Karya Roh Kudus bukanlah suatu alternatif
terhadap karya Tuhan Yesus. Roh Kudus bekerja dalam Inkarnasi, kehidupan,
karya, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus serta dalam Gereja. Tuhan Yesus tidak
dapat dipisahkan dari Roh Kudus.
f. Sebagaimana Tuhan Yesus nyata kepada
kita saat ini melalui Tubuh MistikNya, yaitu Gereja, dan sebagaimana penebusan
Tuhan Yesus adalah sesuatu yang mutlak bagi keselamatan manusia, Gereja adalah
sakramen keselamatan universal. Sebagaimana Tuhan Yesus menekankan pentingnya
iman yang dinyatakan dalam pembaptisan, keikut sertaan seseorang dalam Gereja
adalah sesuatu yang mutlak diperlukan demi keselamatannya karena hanya melalui
pembaptisan seseorang masuk ke dalam Gereja. Ajaran yang menyatakan bahwa
Gereja hanyalah salah satu jalan menuju keselamatan di antara beberapa jalan
(agama) lain harus ditolak.
g. Sebagaimana hanya ada satu Tuhan Yesus,
hanya ada satu MempelaiNya, yaitu Gereja Katolik. Melalui suksesi apostolik,
Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus hanya dapat ditemukan di dalam diri
Gereja Katolik.
h. Gereja-Gereja (maksudnya skismatik) yang
tidak berada di dalam persatuan penuh dengan Gereja Katolik, sebagai akibat
dari penolakan mereka terhadap Keutamaan Petrus (dan Penerusnya, para Paus),
tetapi tetap mempertahankan suksesi apostolik dan Ekaristi yang sah adalah
Gereja dalam arti yang sesungguhnya.
i. Komunitas Gerejani (maksudnya denominasi
Protestan) yang tidak mempertahankan suksesi apostolik dan tidak memiliki
Ekaristi yang sah bukanlah Gereja dalam arti yang sesungguhnya. Namun demikian,
para anggota komunitas Gerejani ini yang telah dibaptis telah dipersatukan
dengan Kristus.
j. Rahmat keselamatan, yang berasal dari
Allah oleh Tuhan Yesus di dalam Roh Kudus dan yang selalu memiliki hubungan
dengan Gereja, dapat diterima oleh seseorang yang tidak tergabung secara formal
ke dalam Gereja. Bagaimana cara rahmat ini dapat sampai kepada orang tersebut
adalah sebuah misteri yang hanya diketahui oleh Allah. Ini adalah bagian yang
rumit yang mungkin membutuhkan pembahasan terpisah.
4. Dialog antar agama merupakan bentuk dari
pewartaan Gereja. Ini bearti:
a. Semua anggota Gereja yang terlibat dalam
dialog antar agama tidap perlu ragu untuk berpegang teguh pada ajaran Gereja
karena Gereja selalu mengajarkan kebenaran.
b. Dialog harus dilakukan atas dasar
kebebasan dan persamaan derajat. Tidak boleh ada pemaksaan kehendak.
c. Persamaan derajat yang dimaksud adalah
persamaan derajat para peserta dialog. Ini tidak berarti Tuhan Yesus memiliki
derajat yang sama, apalagi lebih rendah, dengan pendiri agama lain. Yesus
Kristus adalah Allah sejati yang telah menjelma menjadi manusia.
d. Persamaan derajat juga tidak berarti
ajaran Gereja berada dalam derajat yang sama dengan ajaran agama lain. Dialog
antar-agama tidak bertujuan mencari jalan tengah antara ajaran Gereja dengan
ajaran agama lain sehingga menghasilkan sebuah paham sinkretisme baru. Dialog
antar-agama adalah suatu kesempatan untuk mewartakan kebenaran ajaran Gereja
kepada pengikut agama lain tanpa ada paksaan bagi pengikut agama lain untuk
memeluk iman Katolik.
5. Saya sangat menganjurkan pembaca untuk
membaca dokumen Dominus Iesus ini secara langsung karena
ajaran yang dikandungnya sangat penting (yang tidak mungkin saya mengerti
sepenuhnya) dan kata-kata yang digunakan sangat indah, lugas dan tegas (yang
tidak mungkin saya kutip sepenuhnya). Teks dalam bahasa Inggris dapat dibaca di sini sedang terjemahannya dalam bahasa Indonesia dapat
dibaca di sini.
Vivit Dominus in cuius Conspectu sto.