Kelahiran Kristus
Sebagai pelindung
dari misteri “yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah,” yang mulai
disingkapkan di hadapan matanya “dalam kegenapan waktu,” Yosef, bersama Maria,
merupakan saksi istimewa akan kelahiran Putra Allah ke dalam dunia pada malam
Natal di Betlehem. Lukas menulis, “Ketika mereka di situ tibalah
waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki,
anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di
dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” (Luk
2:6-7).- .
Yosef adalah
seorang saksi mata dari kelahiran ini, yang terjadi dalam kondisi, menurut
pandangan manusia, memalukan - suatu pemakluman pertama akan “pengosongan diri”
( Fil 2:5-8) yang dengan sukarela diterima Kristus demi pengampunan dosa
manusia. Yosef juga menjadi saksi dari sembah sujud para gembala yang datang di
tempat Yesus dilahirkan setelah para malaikat menyampaikan kepada mereka berita
sukacita nan agung ( Luk 2:15-16). Di kemudian hari ia juga menjadi saksi dari
sembah sujud para majus yang datang dari Timur ( Mat 2:11).-Redemptoris Custos 10
Sunat
Penyunatan anak laki-laki merupakan kewajiban religius pertama seorang
ayah, dan dengan ritus ini (bdk Luk 2:21) Yosef melaksanakan hak dan
kewajibannya atas Yesus. Prinsip yang berpegang bahwa segala ritus dari
Perjanjian Lama merupakan bayangan dari yang sebenarnya (bdk Ibr 9:9dst; 10:1)
bermanfaat untuk menjelaskan mengapa Yesus menerimanya. Sama dengan segala
ritus lainnya, sunat juga “digenapi” dalam diri Yesus. Perjanjian Tuhan dengan
Abraham, dengan sunat sebagai tandanya (bdk Kej 17:13), mencapai dayanya yang
penuh dan realisasinya yang sempurna dalam Yesus, yang adalah “ya” bagi semua
janji lama (bdk 2Kor 1:20).
Klik gambar untuk memperbesar |
Yesus dipersembahkan Di bait Allah
Ritus yang disebut
Lukas ini (2:22dst), meliputi menebus anak sulung dan menerangkan tinggalnya
Yesus di Bait Allah di kemudian hari pada usia duabelas tahun. Menebus anak
sulung merupakan kewajiban lain dari seorang ayah, dan kewajiban ini ditunaikan
oleh Yosef. Yang dilambangkan dengan anak sulung ialah umat perjanjian, yang
ditebus dari perbudakan agar dapat menjadi milik Allah. Di sini juga, Yesus -
yang adalah “harga” tebusan yang sejati (bdk 1 Kor 6:20; 7:23; 1Ptr 1:19) -
tidak hanya “menggenapi” ritus Perjanjian Lama, melainkan pada saat yang sama
melampauinya, sebab Ia bukanlah subyek yang harus ditebus, melainkan pencipta
penebusan itu sendiri.
Penulis Injil mencatat
bahwa “bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan
tentang Dia” (Luk 2:33),teristimewa akan apa yang dikatakan Simeon dalam
madahnya kepada Tuhan, ketika ia menyebut Yesus sebagai “keselamatan
yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu
terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan
bagi umat-Mu, Israel” dan sebagai suatu “tanda yang
menimbulkan perbantahan” (bdk Luk 2:30-34).-Redemptoris Custos 13
Pengungsian Ke Mesir
Setelah kisah Yesus Dipersembahkan di
Bait Allah, Penginjil Lukas mencatat, “Dan setelah selesai semua yang
harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya,
yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh
hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya” (Luk 2:39-40). Tetapi
menurut teks Matius, suatu peristiwa yang amat penting terjadi sebelum mereka
kembali ke Galilea, suatu peristiwa di mana penyelenggaraan ilahi sekali lagi
membutuhkan bantuan Yosef.
Kita baca “Setelah orang-orang
majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yosef dalam mimpi dan
berkata: `Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan
tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari
Anak itu untuk membunuh Dia'” (Mat 2:13). Herodes mengetahui dari para
majus yang datang dari Timur mengenai kelahiran “raja orang Yahudi” (Mat 2:2).
Dan ketika para majus telah berangkat, ia “menyuruh membunuh semua
anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua
tahun ke bawah” (Mat 2:16).
Dengan membunuh mereka semua, ia berharap dapat membunuh “raja
orang Yahudi” yang ia dengar baru dilahirkan. Maka, Yosef, setelah
diperingatkan dalam mimpi, “mengambil Anak itu serta ibu-Nya pada waktu malam,
dan lari ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mangkat. Hal
itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan melalui nabi, `Dari
Mesir Ku-panggil PutraKu'” (bdk Mat 2:14-15; bdk Hos 11:1). Dan maka,
perjalanan Yesus kembali ke Nazaret dari Betlehem adalah melalui Mesir. Sama
seperti bangsa Israel telah mengikuti jalan keluar “dari kondisi perbudakan”
agar dapat memulai Perjanjian Lama, demikian pula Yosef, pelindung dan
partisipan dalam misteri penyelenggaraan ilahi, bahkan di pembuangan menjaga
Dia yang mendatangkan Perjanjian Baru. -Redemptoris
Custos 14
Klik gambar untuk memperbesar |
Yesus Hilang Dan Akhirnya Ditemukan Di Bait Allah
Sejak dari saat Kabar Sukacita, baik
Yosef maupun Maria mendapati diri mereka, dalam arti tertentu, pada pusat
misteri yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, misteri yang telah menjadi
daging, “Sabda itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,”
(Yoh 1:14). Ia tinggal di antara manusia, dalam lingkungan Keluarga
Kudus dari Nazaret -satu dari sekian banyak keluarga di kota kecil ini di
Galilea, satu dari sekian banyak keluarga di tanah Israel. Di sanalah Yesus“bertambah
besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya”
(Luk 2:40). Injil meringkas hanya dalam beberapa patah kata, periode
panjang dari kehidupan “yang tersembunyi”, masa di mana Yesus mempersiapkan
DiriNya untuk misi mesianik-Nya. Hanya satu episode dari “masa yang
tersembunyi” ini dikisahkan dalam Injil Lukas: Paskah di Yerusalem ketika Yesus
berusia duabelas tahun.-Redemptoris Custos
Bersama Maria dan Yosef, Yesus
ikut ambil bagian dalam perayaan sebagai seorang peziarah muda.“Sehabis
hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di
Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya” (Luk 2:43). Setelah sehari
perjalanan jauhnya, orangtua-Nya menyadari ketidakhadiran-Nya dan mulai mencari
“di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.”“Sesudah tiga hari mereka
menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama,
sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala
jawab yang diberikan-Nya” (Luk 2:46-47).
Maria bertanya, “Nak, mengapakah
Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari
Engkau” (Luk 2:48). Jawaban yang diberikan Yesus sedemikian rupa
hingga “mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.” Ia
mengatakan, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku
harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk 2:49-50). Yosef, yang baru
saja disebut Maria sebagai “bapa-Mu,” mendengar jawaban ini. Bagaimanapun,
itulah yang dikatakan dan dipikirkan semua orang: Yesus adalah (dianggap
sebagai) Putra Yosef” (Luk 3:23).
Namun demikian, jawaban Yesus di
Bait Allah sekali lagi membangkitkan dalam benak dia “yang dianggap bapa-Nya”
apa yang telah ia dengar pada malam itu duabelas tahun silam, “Yosef, …
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di
dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” Sejak dari saat itu, ia tahu bahwa
ia adalah pelindung dari misteri Allah, dan tepat misteri inilah yang oleh
Yesus yang berumur duabelas tahun dibangkitkan kembali dalam benaknya, “Aku
harus berada di dalam rumah BapaKu.” -Redemptoris
Custos 15
Bertumbuhnya
Yesus dalam “hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah
dan manusia” (Luk 2:52) terjadi dalam Keluarga Kudus di bawah
pengawasan Yosef, yang mempunyai tugas penting “membesarkan” Yesus, yaitu memberinya
makanan, pakaian serta pendidikan dalam Hukum dan dalam ketrampilan, sehubungan
dengan kewajibannya sebagai seorang ayah. Dalam Kurban Ekaristi, Gereja
menghormati kenangan akan Maria, Bunda Allah yang tetap Perawan selamanya, dan
kenangan akan St Yosef, (29) sebab “ia memberi makan Dia yang harus disantap
umat beriman sebagai roti hidup yang kekal.” (30) Dari pihak-Nya, Yesus “taat
kepada mereka” (bdk Luk 2:51), membalas dengan penuh hormat kasih sayang
“orangtua”-Nya. Dengan cara ini Ia bermaksud menguduskan kewajiban keluarga dan
kerja, yang Ia lakukan di sisi Yosef. -Redemptoris
Custos 16
Sumber:
1.Gambar diambil dari crosstippedchurches,emmock.wordpress.com
2.Sumber Bacaan: Yesaya
1.Gambar diambil dari crosstippedchurches,emmock.wordpress.com
2.Sumber Bacaan: Yesaya
Dominus Illuminatio Mea
Follow Katolisitas Indonesia on twitter
Like Katolisitas Indonesia Fanpage on Facebook
Like Katolisitas Indonesia Fanpage on Facebook