PESAN PAUS FRANSISKUS BAGI KOTA DAN DUNIA (URBI ET ORBI) 25 DESEMBER 2013

Paus Fransiskus mencium bayi Yesus
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Luk 2:14)

Saudara dan saudari terkasih di Roma dan di seluruh dunia, selamat Natal!

Saya mengutip kidung para malaikat yang muncul saat para gembala berada di Betlehem pada malam ketika Yesus lahir. Ini adalah sebuah kidung yang mempersatukan langit dan bumi, memberikan pujian dan kemuliaan bagi Surga, dan janji perdamaian di bumi dan kepada setiap orang.

Teks Maklumat Kelahiran Tuhan Yesus Kristus

Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus dalam Martirologi Romawi, dikenal sebagai Kalenda. Hal ini dapat diketahui pada lampiran pertama dari Missale Romanum, edisi ketiga. Pengumuman Hari Raya Kelahiran Tuhan dalam Martirologi Romawi mengacu pada Kitab Suci yang menyatakan secara berurut kelahiran Kristus. Hal ini di mulai dari sejak masa penciptaan dan kelahiran Tuhan sebagai peristiwa utama dan tokoh sejarah yang sakral dan sekuler. Peristiwa tertentu yang terkandung dalam pengumuman ini dapat membantu secara pastoral untuk menempatkan kelahiran Yesus dalam konteks sejarah keselamatan.

Khotbah MGR. W. J. Demarteau pada Perayaan Natal

Kristus telah lahir di sebuah tempat yang tenang dan penuh dengan kedamaian, sehingga Pesta Natal dapat diartikan sebagai pesta damai. Seharusnya kita merasa malu merayakan pesta ini. Pesta damai apa yang kita rayakan? Sesungguhnya kita hidup dalam dunia yang penuh kekerasan, perkosaan hak, peperangan, pembunuhan bahkan pembantaian seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu di lapangan terbang Roma.

Happy Birthday Pope Francis!

Felicem Diem Natalem Tibi Exopto! Selamat Ulang Tahun!
Holy Father Francis!

Ajaran Gereja Katolik tentang kontrasepsi dan aborsi

Salah satu klaim yang sering menjadi keberatan beberapa umat non-Katolik dan bahkan umat Katolik beraliran liberal adalah “kontrasepsi akan mengurangi aborsi”, argumen yang mereka pakai dalam memerangi ajaran Gereja Katolik adalah dengan memakai kontrasepsi maka tidak akan muncul kasus aborsi, tidak hanya itu pertumbuhan penduduk diperkirakan akan turun secara signifikan. Jawaban dari klaim ini pada dasarnya adalah salah. Sering orang diluar Gereja Katolik bahkan didalam Gereja Katolikpun berpikir bahwa kontrasepsi adalah cara efektif dalam melakukan hubungan seks secara aman. Padahal dalam kenyataannya kontrasepsi malah membawa anak muda jaman sekarang dalam bencana yang lebih besar lagi seperti terjadi relasi seksual diluar ikatan pernikahan.

Tradisi Adven - Sejarah Lingkaran Adven

oleh: RP. William Saunders
Lingkaran Adven merupakan bagian dari tradisi Katolik yang sudah sekian lama ada. Namun, asal-usul bagaimana hal tersebut terbentuk tidak pasti. Ada bukti dari bangsa Jerman pra-Kristen menggunakan  lingkaran Adven dengan menyalakan lilin selama hari-hari yang dingin dan gelap pada bulan Desember sebagai bentuk penantian pada tibanya hari yang terik dan sinar matahari yang cerah. Di negara Skandinavia, ada pula tradisi selama musim dingin untuk menyalakan lilin yang ditempatkan di sekitar roda , untuk mengangkat doa-doa kepada dewa cahaya untuk mengubah "roda bumi" kembali ke arah matahari untuk memperpanjang hari-hari pada musim panas.

Adven: Masa Penuh Penantian


Di awal tahun liturgi, Gereja Katolik merayakan suatu perayaan, perayaan yang menantikan kelahiran Yesus Kristus ke dunia. Perayaan tersebut ialah Adven, Adven adalah masa khusus di dalam lingkaran tahun liturgi Gereja yang diadakan selama bulan Desember untuk menyongsong Hari Raya Natal pada tanggal 25 Desember. Data asli mengenai awal mula Adven, tidak ditemukan namun sejak abad-abad pertama mulai ada kegiatan dari umat untuk mengadakan persiapan sebelum hari Natal tiba. Keotentikan perayaan ini dapat diketahui dari sinode Macon di Gaul, Perancis yang menyatakan bahwa sebelum dirayakannya hari Paskah atau Natal, diadakan sebuah masa pertobatan dalam rentang waktu dari 11 November hingga 24 Desember 2013. Sehingga pada hari-hari didalam masa Adven, warna Liturgi Gereja menjadi berwarna ungu seturut pula dengan masa Prapaskah yang keduanya berkaitan erat dengan masa pertobatan.

Keontetikan masa Adven ini didukung pula oleh hadirnya Bapa Gereja pada masa tersebut (yang terjadi pada waktu lampau) dan salah satu diantaranya ialah St. Sesarius dari Alles yang hidup pada abad ke 5, dan Sesarius dianggap sebagai orang yang pertama kali menyampaikan homili tentang masa Adven. Adven mungkin hanya dianggap sebagai sebuah masa yang hanya berada dalam Gereja Barat, namun sesungguhnya Gereja-gereja Timur seperti Katolik Timur (yang bersatu penuh dengan Paus Roma sebagai Wakil Yesus Kristus dan gembala Gereja Universal) dan Gereja uniat Orthodox Timur (yang telah memisahkan diri dengan Paus Roma pada tahun 1054) juga merayakan Adven dan hal ini dimulai sejak abad ke empat dan disertai dengan aturan pantang dan puasa yang amat ketat.

Masa Adven terdiri dari 4 Minggu. Selain memperhatikan kesatuan penantian seperti yang dapat dijumpai dalam rumusan doan dan bacaan Kitab Nabi Yesaya pada Misa harian, Masa Adven secara keseluruhan dibagi dalam dua periode:

Pertama, sejak hari Minggu Adven pertama hingga pada tanggal 16 Desember, Gereja secara penuh mengutamakan penantian secara eskatologis; umat beriman diajak merenungkan misteri kedatangan mulia Kristus pada akhir zaman; didukung oleh bacaan-bacaan Misa, khususnya kutipan dari kitab para nabi, terutama Yesaya. Minggu ketiga Adven ditandai dengan sebutan Gaudete Sunday (Minggu Sukacita) dan pula ditandai dengan Vestmentum (pakaian liturgy bagi imam) berwarna merah muda. Minggu Gaudete ini menunjukkan bahwa Gereja secara khusus telah bersukacita karena telah melewati seperempat dari masa Adven.

Paus Emeritus Benediktus XVI pada Minggu Sukacita dengan Pallium tradisional
Kedua, dari 17 Desember sampai 24 Desember, baik dalam Ekaristi maupun Ibadat Harian, semua rumusan diarahkan lebih jelas kepada persiapan menyongsong perayaan Natal, dengan seruan Nabi Yohanes Pembaptis (Nabi terakhir) dan disertai pula dengan kisah Maria dan Yusuf. Adven dipandang dari segi teologis, merupakan suatu masa dimana Gereja menanti-nantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Adven ini secara realitas merupakan gambaran dari umat Israel sendiri dan para nabi terdahulu yang menanti-nantikan kedatangan Mesias beribu-ribu tahun lamanya.

Adven merupakan masa yang mengingatkan adanya dimensi historis-sakramental keselamatan, umat beriman diajak untuk menanti-nantikan kedatangan Kristus Sang Mesias. Dalam diri Kristus, Allah Bapa telah menampilkan rupa-Nya (Yoh 14:9). Dimensi historis pewahyuan diri Kristus ini menunjukkan betapa konkretnya penyelamatan umat manusia. Dilain pihak pula, Adven adalah masa liturgi yang menanmpilkan secara terang dimensi eskatologis kehidupan para pengikut Kristus. Allah telah memelihara kita demi keselamatan kita (1 Tes 5:9). Sikap menanti yang penuh pengharapan ini adalah ciri khas dari Gereja sendiri. Dalam diri Yesus, Allah telah mewahyukan diri-Nya. Kristus adalah kepenuhan janji Allah. “Sebab Kristus adalah ‘ya’ bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan ‘amin’ untuk memuliakan Allah” (2 Kor 1:20).

Selama masa Adven, sikap penantian Gereja terhadap kedatangan Mesias tidak seperti orang Yahudi yang masih menantikan Mesias terjanji (meskipun telah datang namun mereka memakukan-Nya di kayu Salib). “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.” (1 Kor 13:12). Gereja menghayati masa ini sebagai sebuah masa penantian yang menggembirakan sekaligus sebagai sebuah masa untuk kembali bertobat; oleh karena itu, Gereja berdoa “datanglah ya Tuhan Yesus” (Wahyu 22:17-20). Akhirnya, Adven mengajak kita untuk menghayati sikap penantian yang disertai dengan kegembiraan bahwa Kristus akan menjelma menjadi daging dan tinggal diantara kita (Yoh 1:14).

Dominus illuminatio mea!
 
Toggle Footer
Top