Sekuensia Minggu Paskah-Victimae Paschali Laudes


Victimalie Paschali Laudes adalah sekuensia atau madah yang wajib dinyanyikan sebelum Alleluya pada Hari Raya Minggu Paskah.

Seperti yang dicantumkan oleh Dokumen Missale Romanum:
64. The Sequence, which is optional except on Easter Sunday and on Pentecost Day, is sung before the Alleluia. (General Instruction of the Roman Missal (Third Typical Edition) © 2002)‎64. Sequentia, quae praeter quam diebus Paschae et Pentecostes, est ad libitum, cantatur ante Allelúia. (Missale Romanum 2002)

Pedoman Misa Forma Ordinaria (Misa yang kita rayakan sejak Konsili Vatikan II yang hening dan Katolik atau biasa disebut dengan Misa Paulus VI) menyebutkan sekuensia wajib dinyanyikan hanya pada Misa hari Raya Paskah dan Pentakosta, sedangkan pada hari lainnya bersifat fakultatif (boleh dinyanyikan, boleh tidak). Dulunya banyak sekuensia-sekuensia yang ada namun sekarang sudah tidak ada lagi karena ada beberapa yang dihapus oleh Konsili Trente. Disini Saya akan mempublikasikan beberapa Sekuensia yang wajib dinyanyikan atau dimadahkan pada hari-hari raya tertentu seperti:

1. Hari Raya Paskah: Victimae Paschali Laudes,  Hai Umat Kristen, Pujilah PS 518.
2. Hari Raya Pentakosta: Veni Sancte Spiritus / Datanglah, ya Roh Kudus PS 569
3. Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: Lauda Sion Salvatorem / Sion, Puji Penyelamat PS 556
4. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita (15 September) dan Masa Prapaskah: Stabat Mater Dolorosa / Lihat Bunda yang Berduka (PS 639)
5. Misa Requiem: Dies Irae, di Puji Syukur tidak ada. Pasca KV II tidak dipakai lagi untuk Misa tapi dipertahankan untuk Ibadat Harian.


Berikut ini teks Latin dari Victimae Paschali Laudes:
VICTIMAE Paschali
laudes immolent Christiani.
Agnus redemit oves:
Christus innocens Patri
reconciliavit peccatores.
Mors et vita duello
conflixere mirando:
dux vitae mortuus,
regnat vivus.

Dic nobis Maria,
Quid vidisti in via?
Sepulcrum Christi viventis,
et gloriam vidi resurgentis:
Angelicos testes,
sudarium et vestes.
Surrexit Christus spes mea:
praecedet suos in Galilaeam.
Scimus Christum surrexisse
a mortuis vere:
Tu nobis, victor Rex miserere.
Amen. Alleluia.
Dan ini teks Bahasa Indonesia dari Puji Syukur 518:
Hai umat Kristen, pujilah Kristus, Sang Kurban Paskah.
Cempe menebus domba: Kristus yang tak berdosa mendamaikan kita dengan Bapa.
Maut dan kehidupan dahsyat saling menyerang:
Sang Hidup yang mati, bangkit jaya.
Katakan, Maria, yang kaulihat di jalan!
Kubur dan kemuliaan Sang Kristus yang hidup serta bangkit:
Saksi malaikat, kain peluh dan kafan.
Kristus, harapanku bangkit, mendahului ke Galilea.
Kita yakin Kristus bangkit dari kematian: Kau Raja Pemenang, kasihanilah. Amin. Alleluya.
Referensi

Album Foto Misa Kamis Putih Paus Fransiskus

Disini adalah foto Paus Fransiskus sedang membasuh kaki pemuda tahanan di penjara. Setelah itu Bapa Suci memutuskan untuk tetap tinggal untuk menyapa satu persati dari setiap tahanan. Dalam homili Beliau pada Misa Kamis Putih itu, yang dirayakan di penjara Casal del Marmo di Roma, Beliau menunjukkan pentingnya melayani dan memaafkan di antara sesama. Kristus sendiri untuk terakhir kali berpesan kepada para murid-muridNya bahwa kalian harus saling mengasihi satu sama lain. Sungguh suatu perbuatan yang luar biasa. Seorang pemimpin yang amat sederhana dan penuh dengan kerendahan hati yang mau melayani. Kita harus bangga mempunyai seorang Paus yang luar biasa seperti ini.

Novena Yang Tak Pernah Gagal


Oh Hati Kudus Yesus yang dipuji dan dimuliakan selama-lamanya. 
Maria Ibu Yesus yang diberkati dan Santo Yosef doakanlah kami, 
arahkanlah doaku dan kabulkanlah permohonanku……..
Semoga Hati Kudus Yesus disembah, dimuliakan dan dipuji di seluruh bumi, kini dan selama-lamanya.
Yesus kami percayakan diri kami ke dalam tanganMu. Amin. (diulang 6x)

Doa Bapa Kami
Doa Salam Maria

Catatan: Bagikan Novena ini 9 lembar dan nyalakan lilin setiap hari, lakukan 9 hari pasti terkabul. Doa ini sangat-sangat ampuh apabila kita sedang menghadapi sesuatu yang genting atau sudah tidak ada harapannya lagi. Anda bisa mencetak/print Novena ini dengan  mengarahkan cursor anda tepat dibagian share.

Homili Misa Inaugurasi Paus Fransiskus


Saudara dan saudari terkasih, saya berterima kasih kepada Tuhan karena saya dapat merayakan Misa Kudus untuk inagurasi pelayanan Petrus saya ini pada Hari Raya Santo Yosef, suami dari Perawan Maria dan pelindung Gereja semesta. Suatu kebetulan yang berarti, dan juga hari nama pendahulu saya yang terhormat : kita dekat padanya dengan doa-doa kita, penuh kasih sayang dan rasa syukur.

Doa Santo Fransiskus Dari Asisi


TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.

Ya Tuhan Allah,
ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur;
mengerti daripada dimengerti;
mengasihi daripada dikasihi;
sebab dengan memberi kita menerima;
dengan mengampuni kita diampuni,
dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal.
Amin.

Dominus illuminatio mea!

Perisai Lambang Kepausan Paus Fransiskus


Hampir 800 tahun lebih, setiap Paus yang terpilih memiliki lambang pribadinya sendiri yang menjadi simbol dari tahta kepausannya. Dulu hampir semua Paus memakai gambar Tiara untuk diletakkan pada lambang Kepausannya, namun kebiasaan itu mulai berubah sejak terpilihnya Paus Emeritus Benediktus XVI (2005-2013) yang mengganti gambar Tiara dengan sebuah Mitra.

Dan akhirnya penerus Santo Petrus yang ke 266 yaitu Paus Fransiskus pun mengikuti jejak pendahulunya, Sri Paus Emeritus dengan tetap menggunakan gambar Mitra. Paus Fransiskus telah memutuskan untuk tetap menggunakan bagian depan dari lambang yang sejak lama beliau pilih sejak dari tabisannya sebagai uskup dan itu merupakan simbol tegas akan sebuah kesederhanaan.

Didalam lambang ini terkandung beberapa makna yaitu:

Emblem Serikat Yesus (Yesuit): Emblem ini sengaja diletakkan oleh Bapa Suci sebagai tanda bahwa beliau adalah anggota dari serikat Yesus atau yang lebih familiar dengan sebutan serikat Yesuit. Di Emblem tersebut tergambar sebuah matahari yang bersinar dengan monogram “IHS” atau Iesu Hominum Salvator yang artinya adalah nama Yesus Kristus. Selain itu didalam matahari tersebut adapula sebuah Salib dan tiga paku Kristus.

Sebuah Mitra dan sepasang kunci emas-perak: sepasang kunci emas (Surga) – perak (dunia) ini menyimbolkan kekuasaan “mengikat dan melepas” yang dimiliki oleh seorang Paus sebagai seorang Wakil Yesus Kristus dan Suksesor Rasuliah Santo Petrus. 2 Kunci ini juga merujuk pada sabda Yesus yang tertuang di Matius 16:18-19 yang berbunyi “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga”.

Sebuah Bintang dan Buah Spikenard: Bintang berdasarkan tradisi Heraldik menggambarkan Bunda Maria yang merupakan Bunda Gereja dan Bunda setiap umat beriman. Disisi kanan digambarkan Buah Spikenard (seperti anggur) yang menyimbolkan Santo Yosef yang seringkali memegang buah seperti anggur ditangannya, suami Maria dan pelindung Gereja Kristus yang Katolik.

Dengan menempatkan simbol-simbol ini di lambang Kepausannya, Sri Paus ingin mengekspresikan pengabdian khusus kepada Santa Perawan Maria dan Santo Yusuf.

Dengan semboyan berbunyi: “Miserando atque Eligendo” yang artinya “Tuhan telah berkenan mengasihi aku dan akhirnya memilih aku”. Bapa Suci terinspirasi dari perkataan Santo Bede yang mengomentari kisah Injil tentang panggilan  St. Matius dengan menulis: “Vidit ergo lesus publicanum et quia miserando atque eligendo vidit, ait illi Sequere me” (Yesus melihat seorang penagih pajak dan saat Ia menatapnya dengan perasaan kasih dan memilihnya, Ia berkata kepadanya: Ikutlah aku).

Homili ini merupakan penghargaan kepada kemurahan Allah dan diulang dalam Ibadat Harian pada Pesta Santo  Matius. Memiliki makna tertentu dalam kehidupan dan kenyataan spiritual Sri Paus, pada pesta Santo Matius tahun 1953, pemuda Jorge Bergoglio mengalami pada usia 17 tahun, dengan cara yang sangat istimewa, kehadiran penuh kasih Allah dalam hidupnya. Setelah mengaku dosa, ia merasa hatinya tersentuh dan merasa turunnya Rahmat Allah, yang dengan mata kasih yang lembut, ia dipanggil kepada hidup beriman, mengikuti teladan Santo  Ignatius Loyola.

Setelah dipilih sebagai uskup, Yang Mulia Bapa Uskup Bergoglio, dalam kenangan akan peristiwa yang menandai awal konsakrasi totalnya kepada Tuhan dalam GerejaNya, memutuskan untuk memilih, sebagai motto dan cara hidup, pernyataan Santo Bede “miserando atque eligendo” (Rendah Hati dan Terpilih) yang diinginkannya untuk diulang sebagai lambang kepausan.
Cincin perak yang menggambarkan Santo Petrus, Cincin ini akan digunakan oleh bapa suci Paus Fransiskus selama masa  kepemimpinannya. 
Referensi: Huffingtonpost dan sesawi
Dominus Illuminatio Mea!

Mengapa Paus Memilih Nama Fransiskus?


Beberapa orang tidak tahu mengapa seorang Uskup Roma memilih nama Fransiskus sebagai nama panggilannya dan beberapa orang pun berpikir bahwa nama Fransiskus adalah nama Fransiskus Xaverius, Fransiskus De Sales dan juga adapula Fransiskus dari Asisi.

NOTIFIKASI NAMA PAUS FRANSISKUS

Paus Fransiskus sedang berdoa di Basilika Santa Maria Mayor
Baru-baru ini banyak orang yang menyebut Paus kita yang baru Paus Fransiskus I, sebutan ini sebenarnya keliru, "seharusnya hanya nama Paus Fransiskus saja dan tanpa adanya tambahan "I" dikarenakan nama Fransiskus baru pertama kali digunakan sebagai nama Kepausan" ujar juru bicara Vatikan Pater Federico Lombardi S.J . Kita bisa mencari buktinya misalnya dari Paus Santo Fabianus, Paus Santo Fabianus menjadi Paus ke 20 pada tanggal 10 Januari 136 dan meninggal pada tanggal 20 Januari 250. Ia menggantikan Paus Anterus (235-236). Ia berasal dari kota Roma. Pada masa Kepausannya Gereja mengalami suatu periode yang amat nyaman dan tentram dari penganiayaan kekaisaran Roma. 

Naskah Pidato Pertama Paus Fransiskus


Selamat malam saudara dan saudari!

Seperti yang anda semua ketahui, bahwa Konklaf  mengemban sebuah tugas untuk menunjuk salah seorang untuk menjadi Uskup Roma. Dan tampaknya para Kardinal yang merupakan saudara-saudara saya harus melakukan sebuah pencarian maupun perjalanan sampai ke ujung bumi untuk mendapatkannya dan akhirnya disinilah dia berada. Saya mengucapkan terima kasih atas sambutan dan antusias yang anda berikan kepada saya dari Keuskupan Roma.

Pertama-tama marilah kita berdoa untuk Uskup Emeritus Benediktus XVI, mari kita semua berdoa bersama-sama untuk Beliau, agar Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan kasihNya kepada Beliau dan juga agar Bunda kita, Maria selalu melindunginya.

[Berdoa Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan]

Dan sekarang, Saya ajak anda semua untuk bersama-sama menempuh sebuah perjalanan, antara Uskup dengan umat beriman. Perjalanan Gereja Roma ini dituntut untuk memimpin seluruh Gereja dengan kasih, dimana kita sebagai umat Allah harus bersama-sama menjujung sebuah ikatan persaudaraan yang didalamnya terdapat sebuah tali kasih yang saling mempercayai satu sama lain. Sekarang marilah kita semua saling berdoa untuk satu sama lain dan bagi seluruh dunia sehingga terciptalah semangat persaudaraan sejati. Saya berharap agar perjalanan Gereja yang kita awali pada hari ini, bersama-sama dengan para Kardinal, berbuah yang melimpah-limpah bagi karya penginjilan di kota yang indah ini.

Dan kini saya akan memberikan berkat kepada anda dan sebelum saya memberikan berkat, saya memohon kepada anda, sebuah permintaan. Sebelum saya memberkati anda, saya memohon agar anda mendoakan saya kepada Allah agar Allah menurunkan berkatNya bagi Saya - doa umat bagi Bapa Uskup – dan sekarang marilah kita berdoa didalam ketenangan.

[Seorang Protodiakon mengumumkan bahwa setiap orang yang menerima berkat Paus, baik secara langsung atau melalui radio, televisi atau sarana komunikasi lainnya. Telah menerima indulgensi penuh dalam bentuk yang ditetapkan oleh Gereja. Ia (protodiakon) berdoa agar Allah Yang Mahakuasa melindungi dan menjaga Paus sehingga Beliau mampu memimpin Gereja Kristus tahun-tahun yang akan datang, dan agar Beliau membuahkan sebuah rasa perdamaian kepada Gereja di seluruh dunia.]

[Dan kini Paus Fransiskus memberikan berkat pertamanya sebagai seorang Paus atau yang lebih dikenal dengan istilah Urbi et Orbi.]

Kini Saya akan memberikan berkat kepada anda semua dan bagi seluruh dunia, untuk setiap orang baik Pria maupun Wanita.

Saudara dan saudari, kini Saya akan meninggalkan anda. Terima kasih banyak atas sambutan yang begitu besar dari anda sekalian. Doakan saya dan sampai jumpa lagi nanti. Kita akan segera bertemu lagi. Besok, saya akan berdoa kepada Bunda Maria, meminta agar Ia melindungi Roma. Selamat malam dan beristirahatlah dengan nyenyak.




sumber: news.va
Dominus illuminatio mea 

HABEMUS PAPAM FRANSISCUM!


Annuntio vobis gaudium magnum
Habemus Papam!
Eminentissimum ac reverendissimum Dominum,
Dominum Georgium Marium Sanctæ Romanæ Ecclesiæ Cardinalem Bergoglio,
Qui sibi nomen imposuit Franciscum.

Saya mengumumkan kepada anda sebuah sukacita besar
Kita memiliki seorang Paus baru!
Tuan Yang Utama dan Terhormat,
Tuan Georgius Mario Kardinal Gereja Roma Yang Kudus Bergoglio,
Yang telah mengambil nama Fransiskus
Paus Fransiskus tampil perdana di balkon Basilika St Petrus, menghadap ribuan umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Basilika, Rabu (13/3/2013) pukul 20.23 waktu setempat. Selama sekitar 10 menit, dia menyampaikan pidato perdananya. “Sepertinya, para kardinal, saudara saya, telah memilih satu orang dari jauh sana. (Tapi) inilah saya di sini” ujar Paus Fransiskus dengan ramah, mengawali pidato perdananya. 

Dia mengucapkan terima kasih atas sambutan umat Katolik terhadap dirinya. Dalam pidato singkat tersebut, Paus Fransiskus meminta doa dan dukungan dari seluruh umat Katolik di dunia. “Sebelum saya memberikan berkat, saya meminta bantuan Anda: ’Saya ingin kalian memberkati saya'” ujarnya. Lalu, Paus Fransiskus kemudian memberikan pemberkatan yang biasa disebut “Urbi et Orbi” atau Untuk Kota dan Seluruh Dunia.

Dalam pidato yang penuh dengan kerendahan hati Paus Fransiskus menyapa sekitar 100.000 orang yang memadati lapangan St. Petrus, yang bukan saja dari Italia atau negara-negara Eropa tapi dari berbagai penjuru dunia. Paus Fransiskus – nama yang dipilih karena ia telah mengikuti semangat St. Fransiskus dari Asisi – mengucapkan terima kasih kepada pendahulunya Paus Emeritus Benediktus XVI atas pelayanan yang ia berikan kepada Gereja.

Ia juga meminta agar umat memohon berkat dari Tuhan bagi dirinya sebagai penerus Takhta Santo Petrus. Paus yang berusia 76 tahun ini  mengatakan bahwa para kardinal benar-benar memilih Paus baru melalui doa.“Mari kita memulai perjalanan ini, uskup dan umat, perjalanan dalam semangat persaudaraan, cinta dan saling percaya di antara kita,” katanya dari atas balkon Vatikan setelah dirinya diperkenalkan oleh Jean Luis Kardinal Tauran. 

Mantan Askup Agung Buenos Aires ini lahir pada 17 Desember 1936 dan ditahbiskan menjadi seorang imam Yesuit tahun 1969. Ia kemudian menggantikan Antonio Kardinal Quarracino sebagai uskup agung  Buenos Aires tahun 1998. Tugas kegembalaannya di Argentina dijalankan dengan pendekatan yang praktis dan patut ditiru. Ia lebih memilih naik kendaraan umum daripada mobil pribadi dan seringkali mengunjungi orang miskin. Orang-orang biasa memanggilnya sebagai   “Romo Jorge”.
Siapakah Jorge Mario Kardinal Bergoglio?
Jorge Bergoglio yang lahir di Buenos Aires merupakan satu dari lima bersaudara yang lahir dari keluarga pekerja kereta api keturunan Italia. Setelah belajar di seminari di Villa Devoto, ia kemudian masuk Serikat Yesus (SJ/Yesuit) Maret 1958. Setelah mendapat lisensiat filsafat dari Colegio Máximo San José di San Miguel ia kemudian mengajar literatur dan psikologi  di Colegio de la Inmaculada di Santa Fe, dan Colegio del Salvador di Buenos Aires. Ia ditahbiskan imam pada 13 Desember 1969, dan kemudian menjadi pembimbing novis serta dosen teologi.
Karena prestasi dan kepiawaiannya, Yesuit kemudian menunjuknya menjadi provinsial SJ di Argentina dari tahun 1973 – 1979. Setelah itu (1980) dia dipindahkan menjadi rektor seminari di San Miguel tempat ia belajar sebelumnya hingga 1986.
Gelar doktor diselesaikannya di Jerman dan setelah itu pulang ke Argentina. Beberapa tahun kemudian pada 28 Februari, 1998 ia menggantikan Kardinal Quarracino.  Tiga tahun kemudian (2001) Paus Yohanes Paulus II mengundangnya ke Vatikan dan kemudian mengukuhkannya menjadi kardinal. Selama menjadi kardinal, Jorge menjabat beberapa fungsi administratif antara lain Kongregasi Imam, Kongregasi Liturgi dan Sakramen, Kongregasi Hidup Religius, dll. Kemudian ia menjadi anggota Komisi Amerika Latin dan Dewan Keluarga.
Jorge dikenal sangat rendah hati, konservatif, dan memiliki komitmen tinggi terhadap keadilan sosial. Gaya hidupnya yang sederhana membuatnya semakin dikenal. Dia memilih untuk tinggal di sebuah apartemen kecil, ketimbang kediaman uskup. Ia juga memilih untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi yang dikemudikan oleh orang lain, tapi memilih naik angkutan umum, dan bahkan dilaporkan ia juga masak sendiri.
Setelah Yohanes Paulus II meninggal, Jorge dianggap layak untuk dipilih menjadi Paus dan mengambil bagian dalam konklaf tahun 2005 yakni pemilihan Paus Benediktus XVI. Menurut beberapa laporan (yang belum bisa dipastikan keabsahannya), dalam konklaf tahun 2005, ia menjadi saingan Kardinal Ratzinger. Pada November  2005, Bergoglio dipilih secara aklamasi menjadi Presiden Konferensi Waligereja Argentina untuk periode tiga tahun.
Selama menjadi gembala di Argentina, Jorge mengajak para imam dan umat untuk menentang aborsi dan euthanasia. Ia juga mematuhi ajaran Gereja soal homoseksualitas, tapi dia mengajarkan akan pentingnya menghargai kaum homoseksual. Jorge menentang keras kebijakan pemerintah Argentina yang mengizinkan pernikahan sesama jenis. Ada juga hal yang tidak akan terlupakan dari Kardinal Jorge. Warga Argentina akan selalu mengenangnya ketika pada tahun 2001 saat mengunjungi sebuah tempat perawatan pasien AIDS, dia mencuci dan mencimum kaki 12 orang yang menderita AIDS.



(sumber)
Dominus Illuminatio Mea 

Konklaf, Sebuah Cara Untuk Memilih Paus Baru


Konklaf adalah sebuah pertemuan tertutup dimana para Kardinal yang berusia kurang dari 80 tahun – dalam hal ini bisa dipilih – memilih seorang penerus Paus yang baru saja meninggal dunia atau yang mengundurkan diri. Kata Konklaf  berasal dari ungkapan Latin cum clave (dengan sebuah kunci); kata tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan conclave. Pada sebuah Konklaf para Kardinal harus dipisahkan dari segala pengaruh luar dengan memasuki ruangan terkunci dan tetap tinggal di sana sampai ada yang terpilih menjadi Paus.

Saat ini, ruang Konklaf yang terkunci adalah Kapel Sistine di Vatikan, yang ditetapkan oleh Paus Siktus IV (1471-1484).  Disana ada sebuah fresco atau lukisan dinding yang cocok, yaitu Christ Consigns the Keys to Peter karya Pietro Perugino, yang menggambarkan peristiwa dalam Matius 16:19: Yesus memberikan kunci kepada Petrus. Langit-langit Kapel Sistine dipenuhi fresco atau lukisan terkenal dari abad ke 16 karya Michaelangelo tentang Penciptaan, yang didominasi oleh gambar Allah dan Adam yang saling menyentung ujung-ujung jemari, dan juga karyanya Last Judgjement, yang dilukis beberapa decade kemudian, diatas Altar.

Konklaf harus bersifat retret suci, sesuai dengan aturan Konklaf yang ditetapkan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1975. Pada tahun 1978, Kardinal Basil Hume dari Inggris mengatakan dia menjadi sangat sadar bahwa didalam Konklaf itu “tidak ada sesuatu di antara para Kardinal dan Allah.” Yohanes Paulus II, dalam petunjuknya tentang Konklaf yang dikeluarkan pada tahun 1996, mengingastkan para Kardinal agar mereka duduk dibawah fresco Last Judgjement, yang membuat tempat itu “kondusif bagi kesadaran akan kehadiran Allah, yang dalam pandangan-Nya setiap orang pada suatu hari akan diadili.”

Pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2013 mendatang, 115 Kardinal pemilih akan memulai dengan konklaf. Sebelum Konklaf dimulai para Kardinal akan dimerayakan Misa yang biasanya disebut dengan istilah “Pro Eligendo Romano Pontifice” (Misa pemilihan Paus Roma) dipimpin oleh Pemimpin Kollegium para Kardinal, yakni Kardinal Angelo Sodano.

Maka pada sore hari nanti para Kardinal pemilih akan berkumpul di Kapel Paulin di Vatikan, lalu melakukan prosesi perarakan dengan memadahkan Litani Para Kudus agar para Kudus di Surga ikut berdoa kepada Allah agar terpilih seorang Paus yang brilian seperti Paus Benediktus XVI, yang penuh kasih seperti Beato Paus Yohanes Paulus II dan sesuci Paus Santo Fabianus.

Setelah tiba di Kapel Sistina, para Kardinal pemilih akan duduk di tempat duduk yang telah disediakan jauh-jauh hari sebelumnya. Setelah semuanya duduk maka untuk membuka Konklaf akan dimulai doa sejenak, setelah doa seleseai maka Master Seremoni Papale, Monsignor Guido Marini, akan berkata “Extra Omnes!”, yang artinya artinya semua yang bukan Kardinal Pemilih harus meninggalkan Kapel Sistina. Pintu Kapel pun ditutup dan salah seorang dari Garda Swiss akan berjaga-jaga dipintu depan.


Didalam Kapel Sistine, setiap Kardinal telah disediakan kursi dan sebuah meja kecil, untuk memilih 2 kali sehari; tiap sesi dengan 2 pemilihhan, walaupun sesi malam pertama, setelah sebuah Misa dan banyak urusan procedural, hanya 1 pilihan. Di dalam Kapel itu tidak ada kampanye, pidato para calon, atau bentuk-bentuk permainan politik lainnya. Yang mereka lakukan selama 2 sesi tersebut hanyalah membuat pilihan. Setiap cardinal memiliki surat suara yang berisikan tulisan Eligo in summum Pontificem (Saya memilih Imam Agung) – dan kemudian sebuah baris kosong. 
Conclave Overview
Dengan tanpa menulis identitas, mereka menuliskan sebuah nama, melipat kertas, dan kemudian tiap mereka berjalan melalui gang utama sambil memegang surat suara sehingga semua bisa melihat. Mereka kemudia menaruh surat suara tersebut pada sebuah jambangan besar (dulu sebuah kaliks, ketika hanya beberapa puluh surat suara) yang berada di Altar kemudian kembali ke tempat duduk setelah mengumumkan dengan keras “Saya memanggil Kristus Tuhan sebagai Saksi yang akan menjadi hakimku, agar pilihanku diberikan kepada orang yang dihadapan Tuhan saya piker harus dipilih.”

Beberapa Kardinal dipilih melalui undi. Jika jumlah surat suara yang belum dibuka tidak cocok dengan jumlah Kardinal, surat-surat tersebut dibakar tanpa dibuka atau dihitung. Jika jumlahnya sama, surat-surat itu dibaca (atau istilah resminya: diteliti) oleh seorang Kardinal yang membuat perhitungan diam-diam, kemudian oleh seorang Kardinal lain yang akan melakukan yang sama, lalu oleh Kardinal ketiga yang membaca nama dengan keras. Kardinal terakhir ini akan menusukkan jarum dan benang melintasi kata Eligo untuk menandakan bahwa sura suara tersebut telah dihitung sekali, seperti selembar tiket kereta api yang telah dilubangi dan tidak dapat digunakan lagi. Jika tak satu pun Kardinal mendapatkan 2/3 suara yang dipersyaratkan, atau 2/3 ditambah 1 jika jumlah Kardinal yang hadir dalam Kapel tidak bisa dibagi 3, surat-surat suara tersebut dibakar dan pemungutan suara dilakukan sekali lagi.

Kalau tidak, para Kardinal mengambil jeda untuk makan siang atau beristirahat. Setelah kandidat Paus memperoleh jumlah suara yang mencukupi, Dekan Kolegialitas Kardinal dengan ditemani 2 orang Kardinal lainnya, melangkah menuju tempat duduk calon Paus dan bertanya dalam bahasa Latin, "Acceptasne electionem de te canonice factam in summum Pontificem?" (Apakah Anda menerima pemilihan sebagai seorang Paus?). Jika sang Kardinal menerima jabatan barunya sebagai seorang Suksesor Rasuliah Santo Petrus maka Ia akan menjawab "Accepto" (Saya menerima). Sang Dekan kemudian bertanya, "Dengan nama apa, kamu akan dipanggil?" Paus  yang baru kemudian harus menentukan sendiri nama panggilannya yang akan digunakan selama masa jabatannya.

Segera setelah seorang telah dipilih oleh Kristus untuk menggembalakan GerejaNya satu-satunya  yang Katolik maka Konklaf pun akhirnya ditutup, walaupun ada beberapa waktu sebelum segel pada pintu dibuka dan berita tersebut diumukan secara resmi. Pertama, Paus terpilih harus dikenakan pakaian Gerejani di kapel yang lazim disebut Kapel Tears. 

Pada tahun 1958, tak satu pun pakaian Gerejani yang cocok dengan Yohanes XXIII yang gemuk. “Saya merasa telah diikat dan siap untuk dikirimkan,” katanya. Kemudian, sekembalinya ke Kapel Sistine, sang Paus mendapatkan ucapan selamat dari para Kardinal. Menurut seorang Kardinal dari Cologne, Paus Yohanes Paulus I berkata kepada mereka, “Allah akan mengampuni kamu atas apa yang telah kamu lakukan padaku.” 

Sementara itu, surat-surat suara yang dibakar diharapkan mengeluarkan asap putih (berkat sebuah zat kimia) untuk menandakan pemilihan yang sukses atau pada masa lampau jika pemilihan suara belum dapat menentukan Paus yang baru, maka sebuah jerami basah akan dibakar bersama kertas pemilihan suara sehingga menghasilkan asap berwarna hitam. 

Tidak lebih dari kira-kira 1 jam, para Kardinal muncul dibalkon dan seorang dari mereka mengeluarkan pengumuman dengan cara tradisional: Habemus Papam ( kita memiliki Paus). Ketika seorang Paus baru terpilih, maka Kardinal Tauran (seorang Kardinal senior yang dipilih untuk mengumumkan bahwa Gereja Katolik sudah memiliki Paus Baru) akan muncul di atas balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkannya dengan menggunakan formula dalam Bahasa Latin:  "Annuntio vobis gaudium magnum. Habemus Papam. Eminentissium ac Reverendissium Dominum, Dominum <nama baptis> Sanctae Romanae Ecclesiae Cardinalem <nama keluarga> Qui sibi nomen imposuit <nama pontifikat>" (terj. bebas: "Saya memberitahukan Anda sebuah sukacita besar. Kita memiliki Paus. Yang Utama dan Yang Terhormat <nama baptis> Kardinal Gereja Roma yang Kudus <nama keluarga>, yang mengambil nama <nama pontifikat>). 

Setelah itu Paus yang baru tampil mengangkat tangannya seakan-akan ingin memeluk seluruh umat beriman yang hadir lalu menyapa umat yang berpuluh ribu sekaligus para wartawan yang meliput dengan beberapa patah kata dan terakhir memberikan berkat Apostolik pertamanya sebagai seorang Paus yang baru. Lalu setelah kata penyambutan ini selesai maka Paus yang baru akan bergegas kembali Domus Sanctae Marthae untuk melihat sebuah kamar yang akan dihuninya sekitar 1 minggu sambil menunggu pemberesan dan beberapa pengubahan di Istana Kepausan 


Demikianlah ketika Joseph Alois Kardinal Ratzinger terpilih, kita mendengar pengumuman: "Saya memberitahukan Anda sebuah sukacita besar. Kita memiliki Paus. Yang Utama dan Yang Terhormat Joseph Kardinal Gereja Roma yang Kudus Ratzinger, yang mengambil nama Benediktus XVI".

Adalah sebuah tradisi kuno Gereja Universal bahwa seorang yang terpilih menjadi Paus untuk mengganti namanya. Tercatat dalam sejarah, Paus pertama yang melakukannya adalah Paus Yohanes II (masa pontifikat 533-535) karena nama aslinya berbau pagan: Merkurius. Kemudian pada tahun 983, seorang bernama Pietro Canepanova yang terpilih menjadi Paus, memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Yohanes XIV (masa pontifikat 983-984) untuk membedakan dengan Petrus, Rasul dan Paus pertama.

Penggantian nama ini kemudian menjadi sebuah tradisi sejak Paus Silvester II (masa pontifikat 999-1003). Namun tak seorang pun menyematkan nama Petrus sebagai nama pontifikatnya untuk menghormati Sang Paus pertama yang langsung ditunjuk oleh Yesus sendiri. Paus yang terakhir yang mempertahankan nama baptisnya adalah Paus Marcellus II (masa pontifikat 1501-1555) yang memiliki nama asli Marcello Cervini degli Spannochi. Sejauh ini, sudah ada 81 nama yang digunakan oleh para Paus. Yang terpopuler adalah Yohanes (23 kali digunakan), Benediktus (16), Gregorius (16), Klementinus (14), Innosensius (13), dan Pius (12). 

Paus Yohanes Paulus I (masa pontifikat 1978) adalah yang pertama yang menggunakan dua nama sekaligus Yohanes dan Paulus. Dan pada tahun ini para Kardinal dari seluruh dunia terkecuali Kardinal dari Indonesia yaitu Yang Utama Kardinal Darmaatmadja yang berhalangan hadir dengan alasan gangguan kesehatan untuk memilih Suksesor Rasuliah Santo Petrus sekaligus untuk memilih pengganti Paus Benediktus XVI yang kemungkinan akan berlangsung pada tanggal 12 Maret 2013 nanti. 

Semoga artikel ini bermanfaat dan mampu menambah pengetahuan kita akan Iman Katolik.


Artikel yang mungkin juga bagus untuk dibaca

Dominus illuminatio mea! 
 
Toggle Footer
Top