Syahadat Professio Fidei Tridentinae


Pengakuan Iman Trente-Tridentine (Pius IV)
Pengakuan Iman Tridentine (Professio Fidei Tridentinae) atau yang dikenal sebagai Pengakuan Iman Pius IV, adalah satu dari empat Pengakuan Iman resmi Gereja Katolik, yaitu Syahadat Para Rasul (Syahadat Pendek), Syahadat Nicea-Konstantinopel (Syahadat Panjang) dan Syahadat Athanasian. Pengakuan ini dikeluarkan oleh Paus Pius IV pada tanggal 13 November 1565 dengan Bulla “Iniunctum nobis” dibawah dukungan Konsili Trente (1545-1563). Pengakuan iman ini setelah Konsili Vatikan I (1869-1870) berfungsi untuk memberi penekanan lebih pada definisi dogmatik Konsili. Tujuan utama Pengakuan Iman ini adalah untuk menjelaskan batasan iman Katolik terhadap ajaran-ajaran sesat.

Saya dengan iman yang teguh mempercayai dan mengakui setiap dan semua yang terkandung dalam Pengakuan Iman yang digunakan oleh Gereja Romawi Kudus yaitu:

Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan akan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan. Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang tunggal, Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad. Allah dari allah, terang dari terang, Allah benar dari allah benar, Ia dilahirkan bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa: segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita. Ia dikandung dari Roh Kudus dilahirkan Perawan Maria, dan menjadi manusia. Ia pun disalibkan untuk kita waktu Pontius Pilatus; Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan, pada hari ketiga Ia bangkit, menurut Kitab Suci, Ia naik ke surga duduk di sisi Bapa. Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati; kerajaan-Nya takkan berakhir. Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan: Ia berasal dari Bapa dan Putera. Yang serta Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan: Ia bersabda dengan perantaraan para nabi. Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Aku mengakui satu pembaptisan demi pengampunan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di akhirat. Amin

Tradisi Apostolik Gereja dan semua penetapan dan konstitusi dari Gereja yang sama itu juga dengan teguh saya pegang dan akui.

Saya juga menerima Kitab Suci menurut arti yang dipercayai oleh Bunda Gereja Kudus, yang adalah hak Gereja untuk menentukan makna dan penafsiran yang sejati dari Kitab Suci. Aku juga tidak akan pernah mempercayai dan menyetujui penafsiran Kitab Suci selain daripada menurut arti yang berasal dari kesepakatan mutlak para Bapa.

Saya juga mengakui Tujuh Sakramen Hukum Baru yang sejati dan benar, ditetapkan oleh Yesus Kristus Tuhan kita, dan bahwa sakramen-sakramen itu perlu untuk keselamatan semua orang walaupun tidak semuanya perlu untuk semua orang, yaitu; Baptis, Krisma, Ekaristi, Pengakuan Dosa, Pengurapan Orang Sakit, Imamat dan Perkawinan; dan bahwa sakramen-sakramen ini menyalurkan rahmat; dan bahwa Baptisan, Krisma, dan Tahbisan tidak dapat diulangi kembali kecuali itu adalah pelecehan. Saya juga menerima dan mengakui tata upacara dalam Gereja Katolik dengan upacara meriah dalam melayani sakramen-sakramen itu.

Saya menerima dan mengakui setiap dan semua yang didefinsikan dan dinyatakan oleh Konsili Suci Trente menyangkut dosa asal dan pembenaran.

Saya mengakui, bahwa di dalam Misa dipersembahkan kurban yang benar, yang layak, dan yang berkenan kepada Allah bagi orang yang hidup dan yang mati; dan bahwa dalam sakramen Ekaristi yang mahakudus hadirlah secara benar, real dan substansial Tubuh dan Darah bersama dengan Jiwa dan Keilahian Tuhan kita Yesus Kristus; dan bahwa terjadi perubahan seluruh hakekat roti menjadi Tubuh dan hakekat anggur menjadi Darah, yang perubahan ini oleh Gereja Katolik disebut sebagai Transubstansiansi.

Aku juga mengakui bahwa di dalam salah satu rupa saja Kristus diterima secara utuh dan menyeluruh, dan sebagai sakramen sejati.

Aku berpegang teguh bahwa Api Penyucian itu ada, dan bahwa jiwa-jiwa disana terbantu oleh doa orang beriman. Begitu juga, bahwa para kudus, yang memerintah bersama Kristus, adalah untuk dihormati dan diserukan namanya, dan bahwa mereka mempersembahkan doa kepada Allah untuk kita, dan bahwa relikui mereka harus dihormati. Aku juga dengan teguh mengakui bahwa gambar atau patung dari Kristus, Bunda Allah yang tetap perawan dan para kudus lain hendaknya dijaga, dirawat dan dihormati.

Saya juga mengakui kuasa indulgensi yang diberikan Kristus kepada Gereja dan berguna untuk kesejahteraan rohani umat beriman.

Aku mengakui Gereja Kudus Katolik Apostolik Romawi sebagai ibu dan guru dari semua gereja-gereja; dan aku menjanjikan kepatuhan sejati kepada Uskup Roma, pengganti St. Petrus Pangeran Para Rasul, dan Wakil Yesus Kristus.

Aku juga tanpa ragu-ragu menerima dan mengakui semua hal lain yang disampaikan, didefinisikan, dan dinyatakan oleh Kanon-kanon suci, dan Konsili-konsili Oikumenis, dan secara khusus oleh Konsili Oikumene Trente dan Vatikan, secara khusus menyangkut keutamaan Uskup Roma dan ajarannya yang tidak dapat salah. Aku mengecam, menolak dan mengutuk segala hal yang bertentangan dengannya, dan semua bidaah yang telah dikecam, ditolak dan dikutuk oleh Gereja.

Inilah iman Katolik sejati, yang tak ada seorangpun dapat selamat tanpanya, yang kini dengan bebas aku akui dan kepadanya aku benar-benar berpegang, aku mengakui dan bersumpah untuk memeliharanya secara tak bercela dan dengan pertolongan Allah terus berpegang padanya sampai nafas terakhir hidupku.

Dan aku akan berjuang, sejauh yang aku bisa, agar iman yang sama ini dipegang, diajarkan dan diakui oleh semua orang yang aku jumpai. Aku….bernazar, berjanji, dan bersumpah demi Injil Suci, jadi tolonglah aku Tuhan.

Dominus illuminatio mea!
Diterjemahkan oleh Katolisitas Indonesia dari Preces Latinae
 
Toggle Footer
Top