Berbicara kepada ribuan orang muda yang berkumpul di
gereja Castelpetroso, Paus Fransiskus memperingatkan kembali tentang
"budaya kontemporer" dan tren yang berlaku dalam masyarakat
kontemporer.
Budaya seperti itu, ujarnya, tidak memberikan diri
untuk formasi kehidupan yang stabil, yang salah satu dibangun di atas
"batu cinta dan tanggung jawab" bukan pada "pasir emosi."
Ini memberikan diri kepada sebuah individualisme yang menyerukan segalanya
menjadi pertanyaan, yang mengarah kepada sikap dangkal terhadap asumsi tanggung
jawab.
Namun, hati manusia bercita-cita untuk hal-hal
besar, keutamaan penting, persahabatan yang mendalam, dan relasi yang diperkuat
daripada rusak oleh kesulitan hidup. "Manusia bercita-cita untuk mencintai
dan dicintai," katanya.
Sementara itu "budaya kontemporer"
meningkatkan kebebasan kita, itu menghalangi kita dari takdir kita, kata Paus. Beliau
kemudian menantang orang-orang muda untuk bercita-cita untuk kebahagiaan, dan
keberanian untuk pergi keluar dari diri mereka sendiri menuju masa depan
bersama dengan Yesus.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus mengajak kita
untuk mengikutinya, "untuk tidak mengambil keuntungan dari kita, bukan
untuk membuat kita menjadi budak, tetapi untuk membuat kita bebas."
Bapa Suci terus mengkritik situasi pengangguran yang
saat ini dihadapi oleh banyak anak muda. Beliau mengatakan bahwa kita tidak
dapat mengundurkan diri pada kerugian generasi muda yang menganggur. Kita perlu
menggunakan kreativitas kita, Paus katakan, agar pemuda mengalami
"sukacita martabat yang berasal dari pekerjaan."
Mengingat bahwa tempat di mana pertemuan itu berlangsung
dibangun di situs 1888 penampakan Maria, Paus Fransiskus menyimpulkan pidatonya
dengan menerapkan perantaraan Maria. Ia kemudian memberikan berkat-Nya kepada
orang-orang muda dalam "perjalanan keberanian, harapan, dan
solidaritas."
diterjemahkan dari news.va. Vivit Dominus in cuius Conspectu sto.