Keselamatan, satu kata yang amat familiar dibicarakan
oleh setiap orang, terkhususnya bagi umat Katolik. Begitu mendengar kata “keselamatan”,
hati dan pikiran kita langsung tertuju pada Sabda Yesus “Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup, tiada seorangpun dapat datang kepada Bapa kecuali melalui
Aku (Yoh 14:6)”, ini sungguh tepat dan benar. Keselamatan hanya datang melalui
Yesus Kristus, sang penyelamat dunia (Kis 14:2). Roh Kudus menyalurkan rahmat
keselamatan tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen Konsili Vatikan II, Lumen
Gentium no.14, “Berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi, bahwa Gereja yang sedang
mengembara ini, perlu untuk keselamatan”. Dan karena hal tersebut, Gereja percaya
bahwa Gereja adalah penyalur rahmat keselamatan satu-satunya yang berasal dari
Allah.
- Latest Post
More Headlines
Paus Sebagai Penentu Ajaran Gereja Katolik
Gereja Katolik dalam sejarah hidupnya, yang mencapai rentang
waktu lebih dari 2000 tahun, memiliki begitu banyak nilai-nilai sejarah dan
masalah-masalah yang dihadapi oleh Gereja. Tidak sedikit ajaran-ajaran sesat
(bidaah) yang menghantam Gereja Katolik, seperti halnya bidaah Arianisme,
sebuah pandangan yang dianut oleh pengikut Arius (seorang Imam eks-Katolik dari
Alexandria) yang menolak keilahian Yesus Kristus dan Tritunggal Mahakudus. Bidaah
ini sendiri dipandang sebagai bidaah terbesar
yang pernah dihadapi oleh Gereja Katolik pada abad ke-4.
Keperawanan Bunda Maria
Gereja mengajarkan bahwa Maria adalah seorang perawan sebelum,
sewaktu dan sesudah melahirkan Yesus. Ini berarti bahwa Maria adalah perawan
seumur hidupnya. Mengapa begitu? Karena itu adalah kehendak Tuhan dan Tuhan
menghendaki Maria selalu utuh dan sempurna. Pertanyaan yang sering datang
adalah bahwa Kitab Suci mengatakan bahwa sepertinya Yesus memiliki saudara kandung dan
ini menunjukkan bahwa Maria tidak perawan setelah Yesus lahir.
Mat 13:55: Bukankah Ia ini anak
tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara- Nya: Yakobus,
Yusuf, Simon dan Yudas?
Dalam ayat ini sepertinya St. Matius menunjuk Yakobus, Yusuf,
Simon dan Yudas sebagai adik-adik Yesus. Akan tetapi Kitab Suci akan membuktikan bahwa
pandangan diatas adalah keliru. Pertama, kata saudara dapat berarti kakak,
adik, sepupu dan juga saudara dalam Kristus.
Apakah memang St. Matius menuliskan ayat tersebut dengan maksud
untuk mengatakan bahwa Yesus memiliki adik-adik kandung? Sama sekali tidak!
Karena pada Mat 27:56 St. Matius menjelaskan siapa yang dimaksud
dengan Maria ibu Yakobus dan Yusuf. Maria yang ditulis pada ayat tersebut
adalah Maria istri Klopas (Yoh 19:25).
Yoh 19:25
Dan dekat salib Yesus
berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
Mat 27:56
Di antara mereka
terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak
Zebedeus.
Bila Maria memang memiliki anak-anak lain selain Yesus, mengapa
sebelum Yesus mati disalib Yesus menitipkan ibu-Nya kepada St. Yohanes? (Yoh
19:27). Bukankah adalah tanggung jawab dari anak Maria yang lainnya (jika ada)
untuk mengurusnya?
Yesus menitipkan Maria kepada St. Yohanes karena St. Yoseph
suami Maria telah meninggal dan Maria tidak lagi memiliki keluarga yang akan
mengurusinya.
Yoh 19:27 Kemudian
kata-Nya kepada murid-murid- Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu
murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Jika benar Mat 13:55 bermaksud menyatakan bahwa Yesus memiliki
saudara kandung, maka seharusnyajumlah saudara Yesus berjumlah kurang lebih 120
orang. Bagaimana caranya Maria melahirkan lebih dari 100 orang anak? Dan
kemudian pulang ke rumah Yohanes yang justru bukan anaknya dan tidak ke rumah
salah satu dari 120 anak-nya?
Kis 1:14 Mereka semua
bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta
Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Kis 1:15 Pada
hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang
berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata:
Jauh hari sebelum keperawanan Maria dipertanyakan oleh umat
Protestan para pelopor reformasi Protestan sekalipun selalu membela keperawanan
Maria:
Matin Luther:
"Adalah sebuah pengakuan iman bahwa Maria adalah Bunda Allah yang masih
tetap perawan ... Kami percaya Kristus lahir dari rahimnya dan sesudahnya Maria
tetap sama seperti sebelumnya. (The Works of Luther, vol. 11 halaman 319-320)
John Calvin dalam
khotbahnya mengenai kitab Matius berkata "Terdapat beberapa orang yang
ingin mengartikan Mat 1:25 bahwa Maria mempunyai anak-anak selain Yesus Putera
Allah, dan bahwa Yoseph berhubungan dengannya setelah kelahiran Yesus; adalah
suatu kebodohan! Karena penulis Injil tidak perlu menjelaskan apa yang terjadi
sesudahnya akan tetapi keinginannya dalam menunjukan ketaatan Yoseph karena
adalah benar bahwa itu adalah malaikat Allah yang dikirim kepada Maria.
Karena itu Yoseph tidak pernah sekalipun bersama Maria. ( Sermon on Mathew
1:22- 25 cetakan 1562.)
Zwingli: "Dengan
teguh aku percaya bahwa Maria menurut Injil adalah perawan yang sempurna yang
melahirkan Putera Allah, Maria sewaktu melahirkan-Nya dan sesudah
melahirkan-Nya dan selamanya adalah tetap sebagai perawan suci"
(Zwingli Opera, vol. 1 halaman 424.)
Jika para pelopor doktrin Sola Scriptura berani membuat
pernyataan iman seperti demikian, tentulah ia berkata karena dapat melihat
bagaimana kenyataan keperawanan Maria memang terdapat di dalam Kitab Suci.
Seorang Protestan yang setia mengikuti doktrin sola scriptura
seharusnya juga mengikuti contoh pelopor dan pencipta doktrin tersebut seperti
Luther dkk yang dalam hal ini telah terang-terangan mengaku, memeluk dan
membela ajaran Gereja Katolik mengenai Keperawanan Maria.
Disalin ulang oleh Katolisitas Indonesia dari buku Maria dalam Kitab Suci karya Tony Bamboe.
Takhta Suci Vatikan Mengenai Penerimaan Komuni Di Tangan
Sekretaris Kongregasi Ibadat
Ilahi dan Disiplin Sakramen telah menyerukan peninjauan kembali atas praktek
Komuni di tangan. Dalam kata pengantar
sebuah buku berbahasa Italia, yang pada tanggal 2008 lalu ditulis oleh seorang
uskup dari Kazakhstan mengenai Ekaristi dan telah dirilis pada bulan Januari
tahun 2008 oleh pejabat penerbit buku di Vatikan.
Misa Tridentina dan Novus Ordo
Misa Latin Tradisional/ Misa Tridentina |
Banyak umat Katolik zaman sekarang, yang kini tidak
mengenal lagi Misa Latin Tradisional (Usus Antiquor atau Tridentina), dengan
mendengar namanya saja orang-orang akan berpikir bahwa Misa Latin Tradisional
adalah Misa yang kuno dan sudah tidak dirayakan lagi setelah Konsili
Vatikan II sehingga yang dirayakan oleh Gereja Latin hanyalah Misa Forma Novus
Ordo dan menghapus keberadaan Misa Tridentina. Dalam artikel ini akan dibahas
mengenai perbedaan dari kedua format Misa tersebut dalam Perayaan Ekaristi.
Riwayat Singkat Hidup Teresa Neumann Dalam Ekaristi
Teresa Neumann lahir pada tanggal 8
April 1898 di Konnersreuth, Jerman dari sebuah keluarga Katolik yang terbilang
miskin. Suatu ketika, saat umurnya menginjak 20 tahun, ia melihat kebakaran
hebat yang melanda sebuah pabrik didekat rumahnya dan bermaksud untuk menolong
warga setempat yang berusaha untuk memadamkan api. Namun, malah ia yang menjadi
korban, yang mengakibatkan cedera yang parah pada syaraf tulang belakangnya
sehingga ia harus merelakan kedua kakinya lumpuh dan matanya mengalami buta
total. Teresa kemudian melewati hari-harinya dengan berdoa dan bermeditasi. Di kemudian hari, ia juga bergabung di Ordo Ketiga Fransiskan.
Penerimaan Komuni Kudus Dengan Lidah Menurut Uskup Athanasius Schneider
Uskup Athanasius Schneider, seorang
Uskup Auksilier di Kazakhstan, dalam sebuah wawancara baru-baru ini telah
memperluas advokasi penghormatan dalam Perayaan Misa Kudus dan penerimaan
Komuni Kudus di lidah.
Doa Bapa Suci Clement XI
Tuhan, Aku percaya kepada-Mu:
tambahkanlah imanku.
Aku mempercayakan diriku pada-Mu:
kuatkanlah iman kepercayaanku.
Aku mengasihi Engkau: biarlah aku semakin
mengasihi Engkau.
Aku menyesali dosa-dosaku: perdalamlah
penyesalanku.
Aku menyembah-Mu sebagai asal-mulaku: aku
mendambakan Engkau sebagai akhirku.
Aku memuji Engkau sebagai penolongku
selalu: mempercayakan Engkau sebagai pelindungku yang terkasih.